Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahal tetapi Belum Bisa Jadi Investasi, Alasan Orang Ragu Beli EV

Kompas.com - 20/02/2025, 12:50 WIB
Zintan Prihatini,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapan tiga penyebab masyarakat kurang berminat membeli electric vehicle (EV) atau kendaraan listrik.

Subkoordinator Keselamatan Ketenagalistrikan Ditjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Andi Hanif, mengatakan, alasan pertama adalah harga mobil listrik di pasaran yang mahal.

"Harga mobil listrik ini masih mahal karena harga baterainya yang merupakan 50-60 persen dari harga kendaraan listrik masih mahal," ujar Andi dalam diskusi yang diikuti secara daring, Kamis (20/2/2025).

Dengan harga beli mahal itu, sayangnya harga jualnya lagi murah. 

Hal itu jadi bertentangan dengan anggapan masyarakat Indonesia bahwa mobil merupakan aset. Bahkan, survei Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama Deloitte menunjukkan bahwa kebanyakan masyarakat Indonesia menganggap mobil merupakan aset utama dibandingkan rumah.

Yang namanya aset, ketika dijual lagi harganya harus bersaing. Jika perlu, menguntungkan.

Karena EV harga jualnya rendah, maka publik tidak menganggap investasi yang baik. Alhasil, minat membelinya masih belum sesuai target walaupun terus meningkat.

Sesuai data ESDM, alam lima tahun terakhir, penjualan mobil listrik mengalami peningkatan. Pada 2020 tercatat 125 unit mobil terjual, kemudian 687 unit terjual di 2021.

Lonjakan terjadi pada 2022 dengan 10.327 unit, di 2023 17.051 unit, dan 2024 sebanyak 43.188 unit mobil listrik berbasis baterai terjual.

Faktor lain yang membuat masyarakat tidak yakin membeli EV adalah kemudahan akses charging station-nya. 

Namun, untuk hal itu, Andi mengungkapkan bahwa pihaknya telah berupaya mengatasi lewat sejumlah kerjasama.

Baca juga: EV Dorong Efisiensi Anggaran, Kurangi Impor dan Subsidi BBM

Andi menyebut, PT PLN (Persero) telah membangun 3.202 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) hingga 2024.

Selain itu, disediakan 1.902 stasiun penggantian baterai kendaraan listrik umum (SPBKLU) yang tersebar di seluruh wilayah.

"Kami memberikan aturan terkait keringanan biaya layanan terhadap pemilih instalasi private, atau badan usaha SPBKLU yang akan melakukan penyambungan baru atau perubahan daya listrik. Kemudian juga ada pembebasan rekening minimum selama 2 tahun pertama, ini adalah insentif terkait listriknya," jelas Andi dalam diskusi daring yang diadakan pada Kamis (20/2/2025).

"Kami juga melakukan penyederhanaan ketentuan-ketentuan teknis dan ketentuan-ketentuan keselamatan yang sebelumnya mempersulit badan usaha membangun SPBKLU dan SPBKLU," imbuhnya.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Unhas dan University of Hawai’i Bahas Kemiri Jadi Bahan Bakar Pesawat

Unhas dan University of Hawai’i Bahas Kemiri Jadi Bahan Bakar Pesawat

LSM/Figur
Perayaan Paskah di Inggris Hasilkan 8.000 Ton Sampah Kemasan Telur Cokelat

Perayaan Paskah di Inggris Hasilkan 8.000 Ton Sampah Kemasan Telur Cokelat

Pemerintah
MIND ID Siapkan 4 Proyek Prioritas yang Bisa Didanai Danantara

MIND ID Siapkan 4 Proyek Prioritas yang Bisa Didanai Danantara

BUMN
Nestle Manfaatkan Limbah Sekam Padi untuk Bahan Bakar di 3 Pabrik

Nestle Manfaatkan Limbah Sekam Padi untuk Bahan Bakar di 3 Pabrik

Swasta
Penetapan Taman Nasional di Pegunungan Meratus Dinilai Ciderai Kehidupan Masyarakat Adat

Penetapan Taman Nasional di Pegunungan Meratus Dinilai Ciderai Kehidupan Masyarakat Adat

LSM/Figur
Langkah Hijau Apple, Pangkas Emisi Gas Rumah Kaca Global Lebih dari 60 Persen

Langkah Hijau Apple, Pangkas Emisi Gas Rumah Kaca Global Lebih dari 60 Persen

Pemerintah
Pengesahan UU Masyarakat Adat Jadi Wujud Nyata Amanat Konstitusi

Pengesahan UU Masyarakat Adat Jadi Wujud Nyata Amanat Konstitusi

LSM/Figur
KLH Tempatkan Tim Khusus Tangani Sampah Laut di Bali

KLH Tempatkan Tim Khusus Tangani Sampah Laut di Bali

Pemerintah
75 Tahun Hubungan RI-China Jadi Momentum Perkuat Pembangunan Hijau

75 Tahun Hubungan RI-China Jadi Momentum Perkuat Pembangunan Hijau

LSM/Figur
Pemprov DKI Pasang 111 Alat Pemantau Kualitas Udara, Bisa Diakses Lewat JAKI

Pemprov DKI Pasang 111 Alat Pemantau Kualitas Udara, Bisa Diakses Lewat JAKI

Pemerintah
KG Media Hadirkan Lestari Awards sebagai Ajang Penghargaan ESG

KG Media Hadirkan Lestari Awards sebagai Ajang Penghargaan ESG

Swasta
Tren Investasi Properti Indonesia Mengarah ke Keberlanjutan

Tren Investasi Properti Indonesia Mengarah ke Keberlanjutan

Pemerintah
Ahli Yakin Harimau Jawa Tak Mungkin Masih Ada dengan Kondisi Saat Ini

Ahli Yakin Harimau Jawa Tak Mungkin Masih Ada dengan Kondisi Saat Ini

LSM/Figur
Gapki Antisipasi Kebakaran Lahan Sawit Jelang Musim Kemarau

Gapki Antisipasi Kebakaran Lahan Sawit Jelang Musim Kemarau

LSM/Figur
Menteri LH: Gangguan Lingkungan di Pulau Kecil Masif akibat Tambang

Menteri LH: Gangguan Lingkungan di Pulau Kecil Masif akibat Tambang

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau