Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kontaminasi Mikroplastik dalam Tubuh Bisa Turunkan Fungsi Otak Manusia

Kompas.com, 24 Februari 2025, 11:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Cemaran mikroplastik yang masuk dalam tubuh berdampak negatif terhadap fungsi kognitif manusia.

Kognitif adalah salah satu fungsi otak yang mengatur kemampuan penafsiran seseorang terhadap lingkungan berupa perhatian, bahasa, memori, dan fungsi memutuskan.

Temuan tersebut mengemuka berdasarkan studi kolaboratif yang dilakukan Greenpeace Indonesia dan Universitas Indonesia.

Baca juga: Cemaran Mikroplastik Ditemukan Tersebar di 3 Pulau Kepulauan Seribu

Tahap pertama studi adalah survei untuk mengidentifikasi kelompok masyarakat yang rentan terhadap paparan mikroplastik dan pola konsumsi plastik.

Total ada 562 responden di Jakarta, Bogor, Depok, dan Tangerang yang disurvei melalui kuesioner.

Di tahap kedua, dilakukan analisis kadar mikroplastik dalam urin, darah, dan feses para partisipan yang terpilih untuk melihat hubungan antara kadar mikroplastik dalam tubuh dan fungsi kognitif mereka.

Studi yang dilakukan pada Januari 2023-Desember 2024 ini menemukan, mikroplastik pada 95 persen sampel dari 67 partisipan dengan kadar per sampel darah berkisar antara 0-7,35 partikel per gram.

Baca juga: Mikroplastik Mengintai dari AMDK, Gelas Plastik Paling Banyak

Mikroplastik juga ditemukan dalam sampel urin partisipan dengan jumlah sekitar 0-0,33 partikel per mililiter, serta pada feses dengan jumlah sekitar 0-44,35 partikel per gram.

Penelitian tersebut menemukan, polyethylene terephthalate (PET) menjadi jenis mikroplastik yang paling banyak mengontaminasi tubuh partisipan, dengan total 204 partikel terdeteksi.

PET dapat bersumber dari penggunaan kemasan plastik sekali pakai seperti botol minuman, kemasan makanan siap saji, botol produk perawatan tubuh, hingga serat pakaian dan karpet.

Partikel mikroplastik yang berukuran tak lebih besar dari 5 milimeter dapat dengan mudah menyebar melalui rantai makanan, proses pengolahan limbah yang tidak sempurna, atau konsumsi makanan laut yang terkontaminasi.

Baca juga: Masyarakat Indonesia Konsumsi Mikroplastik Paling Banyak di Dunia

Fungsi kognitif partisipan dianalisis menggunakan Montreal Cognitive Assessment Indonesia (MoCA-Ina) dan dilakukan bersama tim dokter dari Divisi Neurobehavior Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (FKUI-RSCM).

Ahli Saraf FKUI Pukovisa Prawirohardjo mengatakan, hasil studi kolaborasi yang tengah dilakukan peer review ini menemukan, partisipan dengan pola konsumsi plastik sekali pakai yang tinggi memiliki risiko mengalami penurunan fungsi kognitif hingga 36 kali lipat.

"Kami menemukan hubungan yang berarti antara fungsi kognitif dengan paparan mikroplastik," kata Pukovisa dikutip dari siaran pers, Minggu (23/2/2025).

Gangguan fungsi kognitif yang dialami partisipan penelitian mencakup pengaruh pada kemampuan berpikir, mengingat, dan mengambil keputusan.

Baca juga: Mikroplastik Cemari Ikan, Bahayakan Manusia yang Memakannya

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Rp
Minimal apresiasi Rp 5.000
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau