JAKARTA, KOMPAS.com - Studi yang dilakukan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menunjukkan, sampah plastik mengancam lebih dari 800 spesies laut dan pesisir.
Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, mengungkapkan itu disebabkan hewan seperti penyu, ikan, dan burung sering kali mengira plastik yang dibuang ke lautan sebagai makanan.
"Yang akhirnya menyebabkan kematian serta terganggunya keseimbangan ekosistem laut. Jika tidak segera diatasi, maka populasi laut akan terus menurun, mengganggu mata pencaharian nelayan serta rantai makanan di laut," kata Hanif dalam keterangan tertulis, Senin (24/2/2025).
Baca juga: Tak Semua Plastik Jadi Sampah, Format dan Sistem Daur Ulang Penentunya
Setiap tahunnya, angin monsun barat membawa sampah dari berbagai daerah termasuk dari luar negeri, ke pantai-pantai Indonesia. Hal ini berdampak buruk pada kualitas lingkungan, pariwisata, dan kesehatan masyarakat.
Hanif turut menyinggung soal Hari Peduli Sampah Nasional (2025) sebagai titik balik pengelolaan sampah di Indonesia.
Memperingati HPSN tahun ini, KLH, TNI, pemerintah daerah, komunitas, hingga pegiat bank sampah menggelar Gerakan Nasional Bersih Sampah, Minggu (23/2/2025).
Hanif Menyebut, aksi tersebut dilakukan serentak di delapan pantai dengan lokasi utama di Pantai Batu Karas, Pangandaran sebagai implementasi nota kesepahaman KLH dan TNI.
"Aksi ini bertujuan untuk menggaungkan Gaya Hidup Sadar Sampah serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan," papar Hanif.
Baca juga: Mikroplastik Mengintai dari AMDK, Gelas Plastik Paling Banyak
Adapun HPSN diperingati setiap 21 Februari sebagai refleksi atas tragedi longsor sampah di TPA Leuwigajah pada 2005 yang menewaskan sekitar 150 jiwa. Kata Hanif, bukan tidak mungkin, insiden serupa akan terjadi lagi bila permasalahan sampah di Indonesia tidak terkelola.
"Pencemaran lingkungan akibat air lindi yang tidak dikelola, penyebaran vekror, dan mikroplastik adalah ancaman nyata dari TPA yang tidak terkelola dengan baik," jelas dia.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya