Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/02/2025, 15:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Sebuah studi mengungkapkan, satu botol air minum dalam kemasan (AMDK) dapat mengandung mikroplastik atau bahkan nanoplastik lebih banyak daripada estimasi sebelumnya.

Untuk diketahui, mikroplastik adalah partikel-partikel plastik yang terdegradasi dan berukuran mikrometer. Sedangkan nanoplastik lebih kecil lagi, dengan ukuran nanometer.

Sebelumnya, dalam sebuah penelitian pada 2018, rata-rata dalam seliter botol AMDK ada 325 partikel plastik.

Baca juga: Masyarakat Indonesia Konsumsi Mikroplastik Paling Banyak di Dunia

Kini, dalam penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan dari Columbia University dan Rutgers University yang diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences pada Januari 2024, kandungan plastik dalam AMDK ternyata lebih dari itu.

Para peneliti menganalisis lima sampel dari tiga merek air minum dalam kemasan yang umum di Amerika Serikat (AS).

Dalam studinya, mereka menemukan kadar plastik berkisar antara 110.000 hingga 400.000 partikel per liter, dengan rata-rata sekitar 240.000 partikel per liter. Kandungan tersebut terdiri atas berbagai jenis plastik, mayoritas dalam bentuk nanoplastik.

Berbeda dengan mikroplastik, ukuran nanoplastik sangat kecil. Bila termakan atau terhirup, nanoplastik dapat masuk usus dan paru-paru, hingga masuk ke aliran darah dan bergerak ke organ vital termasuk jantung dan otak.

Nanoplastik juga dapat menyerang sel-sel individual, dan melewati plasenta ibu hingga ke tubuh bayi yang belum lahir.

Baca juga: Mikroplastik Sumbat Pembuluh Darah Otak, Terbukti pada Tikus

Salah satu penulis studi tersebut, Beizhan Yan, mengatakan, penelitian tersebut diharapkan dapat semakin memahami mikroplastik dan nanoplastik yang semakin merebak di kehidupan manusia.

"Ini membuka jendela tempat kita dapat melihat ke dalam dunia yang sebelumnya tidak kita lihat," kata Yan, dikutip dari situs web Columbia University.

Gelas plastik

Selain dari luar negeri, para peneliti dari Indonesia juga melakukan studi mikroplastik di AMDK, termasuk kemasan gelas.

Berdasarkan hasil riset dari Fakultas Kelautan dan Perikanan (FKP) Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar bersama lembaga FMCG Insights AMDK, kontaminasi mikroplastik pada kemasan gelas plastik lebih tinggi ketimbang botol dan galon.

Untuk diketahui, penelitian dilakukan terhadap beberapa merek AMDK dalam berbagai bentuk kemasan, baik gelas, botol, maupun galon.

Baca juga: Mikroplastik Cemari Ikan, Bahayakan Manusia yang Memakannya

Dari tiap merek, tim peneliti mengambil empat sampel untuk diteliti kontaminasi mikroplastik menggunakan Fourier-Transform Infrared Spectrometer (FTIR) 8400S Shimadzu.

Hasilnya, lima dari total 48 sampel yang tidak terkontaminasi oleh mikroplastik.

"Dengan kata lain, terdapat sekitar 89,6 persen sampel AMDK yang terkontaminasi oleh mikroplastik," kata salah satu anggota peneliti, Khusnul Yakin, sebagaimana dilansir Kompas.com, 9 Mei 2023.

Penelitian tersebut juga menguatkan hasil riset lain yang dilakukan sebelumnya, yakni mikroplastik yang ditemukan di dalam AMDK ternyata tak berasal dari kemasan plastiknya, tetapi kemungkinan dari sumber air bakunya.

"Sumber kontaminasi mikroplastiknya diduga berasal dari sumber air baku dan udara saat pengemasan AMDK dilakukan," jelas Khusnul.

Baca juga: Mikroplastik Masuk Rantai Makanan, Ditemukan di Darah hingga Sumsum

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau