Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teknologi Termal Pengelolaan Sampah, Solusi Nyata atau Palsu?

Kompas.com - 04/03/2025, 17:05 WIB
Zintan Prihatini,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Teknologi termal pengelolaan sampah seperti insinerator, pirolisis, hingga refuse derived fuel (RDF) digadang-gadang menjadi jalan keluar untuk menekan limbah di tempat pembuangan akhir (TPA).

Namun, Direktur Eksekutif Ecoton, Daru Setyorini, berpadangan bahwa teknologi tersebut justru merupakan solusi palsu penanganan sampah.

"Kami mengelompokkan semua teknologi termal untuk pengelolaan sampah plastik sebagai false solution, terutama juga karena dipromosikan sebagai circular economy. Ini kan bener-bener salah kaprah," kata Daru saat dihubungi, Selasa (4/3/2025).

Penggunaan teknologi pemanasan atau pembakaran plastik, lanjut dia, sama dengan membakar minyak bumi yang merupakan sumber energi kotor penghasil gas rumah kaca (GRK).

Daru menjelaskan, pembakaran dengan insinerator ataupun RDF juga menyebabkan plastik sulit didaur ulang dan dimanfaatkan kembali.

Daru menduga, pengelolaan sampah dengan teknologi termal merupakan siasat agar konsumsi plastik tetap berlanjut yang menguntungkan pelakunya.

"Untuk real solution itu kan kita mendukung ke arah pembatasan produksi plastik supaya tidak melebihi kapasitas pemerintah dalam menangani sampah. Jadi insinerator, pirolisis, RDF selain menghalangi upaya-upaya kepada real solution juga biayanya sangat mahal," papar Daru.

Ia pun menyoroti racun dari emisi karbon yang dihasilkan dari pembakaran sampah terhadap kesehatan manusia. Terlebih, saat sudah dimasukkan ke mesin asap yang dikeluarkan tak bisa dilihat secara kasat mata dan mengendap di udara.

Baca juga: RDF Plant Diharapkan Bisa Suplai Energi Alternatif untuk Pabrik Semen  

"Kita enggak bisa melihat, tetapi akan menghirup itu. Jadi akan sangat sulit untuk pencegahan pencemarannya ketika menggunakan teknologi yang mengubah sampah menjadi asap dan abu yang halus. Itu akan sangat mustahil untuk bisa dikendalikan," tutur dia.

Kelola Sampah dengan Sanitary Landfill

Daru menilai, sanitary landfill bisa menjadi opsi pengelolaan sampah di TPA dibandingkan teknologi termal.

Di samping itu, pembukaan lahan cekung untuk sampah ini berbiaya lebih murah dan aman. Kendati begitu, Daru menekankan sanitary landfill harus dikelola secara hati-hati guna mencegah kebakaran.

"Makanya perlu dikendalikan bagimana upaya pemerintah supaya meminimalisir itu, mungkin dengan semua sampah yang masuk ke TPA agar tidak tercampur yang mudah terbakar seperti plastik-plastik dengan yang sampah organik yang bisa kita manfaatkan," jelas Daru.

"Jadi itu juga akan mengurangi volume yang masuk ke TPA, beberapa kota juga sudah menerapkan pelarangan sampah organik tidak boleh masuk ke TPA," tambah dia.

Dengan begitu, sampah organik yang masuk ke TPA bisa berkurang hingga 60 persen per harinya.

Di TPA yang menggunakan sistem sanitary landfill, pengeola akan memilah, mengolah, serta mengelompokkan sampah organik, anorganik, maupun residu. Unit pengomposan pun diperlukan untuk mengelola sampah organik.

"Tetapi faktanya memang TPA sekarang banyak difungsikan hanya sebagai tempat penimbunan atau pembuangan saja, ini yang pemerintah pusat harus lebih tegas lagi," ucap Daru.

Baca juga: RDF Plant Jakarta Dilengkapi Teknologi Penyerap Bau Amonia dan Hidrogen Sulfida

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Disepelekan, Daerah Pasang Surut Penting untuk Keberlanjutan Seafood

Disepelekan, Daerah Pasang Surut Penting untuk Keberlanjutan Seafood

LSM/Figur
Gelombang Panas Lautan Meningkat, Badai Makin Sering, Paus Mudah Terdampar

Gelombang Panas Lautan Meningkat, Badai Makin Sering, Paus Mudah Terdampar

Pemerintah
Riset di 2.847 Kota: Kebakaran Bakal Lebih Mudah Terjadi karena Iklim

Riset di 2.847 Kota: Kebakaran Bakal Lebih Mudah Terjadi karena Iklim

LSM/Figur
Peneliti BRIN Temukan 2 Spesies Baru Kumbang Kura-kura di Sulawesi

Peneliti BRIN Temukan 2 Spesies Baru Kumbang Kura-kura di Sulawesi

Pemerintah
Banjir Hari Ini, Sampah dari Saringan TB Simatupang Capai 2.000 Ton

Banjir Hari Ini, Sampah dari Saringan TB Simatupang Capai 2.000 Ton

Pemerintah
Teknologi Termal Pengelolaan Sampah, Solusi Nyata atau Palsu?

Teknologi Termal Pengelolaan Sampah, Solusi Nyata atau Palsu?

LSM/Figur
Cuaca Ekstrem Jadi Tantangan Besar terhadap Perekonomian Global

Cuaca Ekstrem Jadi Tantangan Besar terhadap Perekonomian Global

LSM/Figur
Banjir Bandang di Hulu

Banjir Bandang di Hulu

Pemerintah
Pemerintah Siapkan Proyek DME Batubara Pengganti LPG, Andalkan Pembiayaan Dalam Negeri

Pemerintah Siapkan Proyek DME Batubara Pengganti LPG, Andalkan Pembiayaan Dalam Negeri

Pemerintah
TPS Rawa Badak Utara Diprotes Warga, Menteri LH Minta Pemkot Perbaiki

TPS Rawa Badak Utara Diprotes Warga, Menteri LH Minta Pemkot Perbaiki

Pemerintah
Pemerintah Siapkan 21 Proyek Hilirisasi Rp 658 Triliun, Danantara Ikut Biayai

Pemerintah Siapkan 21 Proyek Hilirisasi Rp 658 Triliun, Danantara Ikut Biayai

Pemerintah
Tutup PLTU Cirebon-1 dan Pelabuhan Ratu: Cuan Rp 115 T, Beban Ekonomi Berkurang

Tutup PLTU Cirebon-1 dan Pelabuhan Ratu: Cuan Rp 115 T, Beban Ekonomi Berkurang

LSM/Figur
Salah Kaprah Asumsi soal Plastik PET Kemasan Besar yang Dinilai Tak Ramah Lingkungan

Salah Kaprah Asumsi soal Plastik PET Kemasan Besar yang Dinilai Tak Ramah Lingkungan

Swasta
Banjir dan Curah Hujan Tinggi, BMKG: Atmosfer Berpengaruh, Daratan Penentunya

Banjir dan Curah Hujan Tinggi, BMKG: Atmosfer Berpengaruh, Daratan Penentunya

Pemerintah
4 Kegiatan 'Ngabuburit' Ramah Lingkungan Selama Ramadhan

4 Kegiatan "Ngabuburit" Ramah Lingkungan Selama Ramadhan

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau