Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Target Berbasis Sains Diluncurkan untuk Industri Seafood Berkelanjutan

Kompas.com - 21/03/2025, 20:15 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

Sumber Edie

KOMPAS.com - Perusahaan yang bergerak di sektor makanan laut kini bisa menetapkan target berbasis sains yang mencakup perlindungan laut dan maritim.

Itu berkat panduan terbaru yang diluncurkan oleh Science Based Targets Network (SBTN) pada Selasa (18/3/2025).

Sebagai informasi SBTN merupakan organisasi yang menyediakan bantuan untuk membantu perusahaan dalam menetapkan target yang terukur dan berdasar pada ilmu pengetahuan, untuk menjaga kelestarian alam.

Mengutip Edie, Jumat (21/3/2025), lautan merupakan penyerap karbon terbesar di planet ini, tetapi mengalami degradasi akibat penangkapan ikan berlebihan, penurunan keanekaragaman hayati laut dan polusi.

Baca juga: Laju Kenaikan Permukaan Air Laut Melonjak 2 Kali Lipat

Standar baru dari SBTN ini pun ditujukan untuk membantu perusahaan mengatasi tantangan tersebut dan membangun rantai pasokan yang tangguh.

"Dengan target berbasis sains kelautan pertama untuk makanan laut, perusahaan kini memiliki kerangka kerja yang diakui secara global untuk meningkatkan tindakan di seluruh daratan, air tawar, dan lautan," kata direktur eksekutif SBTN, Erin Billman.

“Target ini membantu perusahaan bergerak melampaui perubahan bertahap, memperkuat ekosistem laut, ketahanan rantai pasokan, dan kelangsungan jangka panjang,” tambahnya.

Standar ini sendiri telah dikembangkan dengan panduan dari WWF dan Conservation International, dengan dukungan dari Komite Pengarah termasuk Marine Stewardship Council, Sustainable Fisheries Partnership, FishWise, UNEP FI, The Nature Conservancy, dan Aquaculture Stewardship Council.

Sehingga perusahaan di seluruh rantai nilai makanan laut dapat memanfaatkan metode SBTN.

SBTN sendiri memiliki serangkaian target berbasis sains untuk alam di seluruh perairan tawar, daratan, dan lautan.

Akhir tahun lalu, SBTN mengonfirmasi gelombang pertama perusahaan yang menetapkan target berbasis alam melalui inisiatif tersebut.

Grup mode dan gaya hidup mewah Kering, raksasa farmasi GSK, dan produsen bahan bangunan Holcim menetapkan target berbasis sains yang terverifikasi untuk alam.

Baca juga: Ahli BRIN: Laut Makin Tercemar karena Aktivitas Manusia dan Krisis Iklim

Kering telah menetapkan target untuk penggunaan air tawar dan lahan, sementara GSK dan Holcim hanya berfokus pada air tawar.

Sebelumnya, Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) menerbitkan laporan tahunannya yang melacak kemajuan di bidang keuangan keanekaragaman hayati internasional.

Laporan itu menemukan bahwa perlu memobilisasi cukup banyak keuangan internasional dan upaya baru untuk mengatasi krisis alam dalam 15 bulan mendatang, termasuk kucuran miliaran dolar lagi dari negara-negara kaya ke negara-negara berkembang.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau