KOMPAS.com - Pemasangan turbin angin global mencetak rekor pada tahun 2024, dengan produsen turbin angin China yang memimpin industri tersebut.
Hal tersebut terungkap dari laporan dari BloombergNEF (BNEF).
Dalam laporan tersebut, BNEF mengungkap bahwa total kapasitas tenaga angin sebesar 121,6 gigawatt (GW) telah beroperasi di seluruh dunia tahun lalu.
Jumlah tersebut naik dua kali lipat dari tahun 2019.
Angin darat disebut menyumbang 109,9 GW atau 90 persen dari total pemasangan global. Sementara penambahan kapasitas angin lepas pantai mencapai total 11,7 GW pada tahun 2024.
Baca juga: Eropa Bakal Punya Turbin Angin dengan Bilah Kayu Terpanjang di Dunia
Lebih lanjut, melansir Edie, Selasa (18/3/2025), produsen turbin angin China kini mendominasi industri tersebut.
Untuk pertama kalinya sejak BNEF mulai menerbitkan peringkat pasarnya pada 2013, empat pemasok turbin angin teratas semuanya berasal dari China daratan, mendorong produsen Eropa dan AS keluar dari posisi tiga teratas.
Keempat pemasok turbin angin itu adalah Goldwind yang mempertahankan posisinya sebagai pemasok turbin angin terbesar di dunia dengan penambahan kapasitas sebesar 19,3 GW pada tahun 2024.
Diikuti oleh Envision dengan 14,5GW, Windey berada di posisi ketiga dengan 12,5GW, dan Mingyang di posisi keempat dengan 12,2GW.
Perusahaan Denmark Vestas adalah satu-satunya perusahaan non-China dan yang menduduki posisi di lima besar. Perusahaan ini memasang turbin angin sebesar 10 GW pada tahun lalu.
Produsen China sendiri bergantung pada permintaan domestik. Sebagai informasi, China menyumbang 70 persen dari pemasangan turbin angin global.
Sebaliknya, produsen Eropa dan AS memiliki basis pelanggan yang lebih beragam secara regional.
"Pembuat turbin China makin mendominasi bisnis energi angin global," kata Christian Dinca, rekanan BloombergNEF.
"Sementara produsen China daratan berupaya memperluas penjualan ke luar negeri, mereka tetap sangat bergantung pada pasar dalam negeri mereka, yang menghasilkan hampir semua penambahan kapasitas mereka pada tahun 2024,” terangnya lagi.
Baca juga: China Pimpin Instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Angin Dunia
Pemasangan di luar China
Laporan BNEF juga mengungkap, pemasangan pembangkit listrik tenaga angin di luar China turun sebesar 10 persen dibandingkan dengan tahun 2023.
Misalnya yang terjadi pada pasar AS, pemasangan mengalami penurunan selama empat tahun berturut-turut dengan hanya 5,4 GW yang terpasang, terendah dalam satu dekade.
Laporan tersebut menyoroti bahwa pengembang proyek di AS menghadapi tantangan termasuk waktu pengiriman turbin yang lebih lama, kekurangan transformator dan peralatan listrik, serta suku bunga yang tinggi.
Masalah-masalah ini, dikombinasikan dengan perubahan kondisi politik, telah menambah ketidakpastian industri. Namun, sejumlah proyek masih dalam tahap pengembangan.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya