KOMPAS.com - Untuk tiga tahun berturut-turut, gletser-gletser di seluruh dunia kembali mengalami kehilangan massa bersihnya.
Organisasi Meteorologi Dunia atau World Meteorogical Organization (WMO) mencatat, gletser-gletser di dunia telah kehilangan 450 miliar massanya.
Badan di bawah PBB itu menyebutkan, dalam lima dari enam tahun terakhir, penyusutan gletser terjadi lebih cepat daripada yang pernah tercatat.
Baca juga: Gletser Pertama di Dunia yang Mati Akibat Perubahan Iklim
Selain Greenland dan Antartika, ada lebih dari 275.000 gletser di seluruh dunia dengan total luas mencapai sekitar 700.000 kilometer persegi.
Namun, gletser-gletser tersebut menyusut dengan cepat karena perubahan iklim.
"Tahun hidrologi 2024 menandai tahun ketiga berturut-turut di mana semua 19 wilayah gletser mengalami kehilangan massa bersih," lapor WMO, dikutip dari AFP, Jumat (21/3/2025).
Sekretaris Jenderal WMO Celeste Saulo mengatakan, gletser bukan hanya sekadar ekosistem. Lebih dari itu, gletser penting untuk kehidupan.
Baca juga: Permukaan Air Laut Naik 2 Cm Hanya dari Pencairan Gletser
"Dari tahun 2022 hingga 2024, kami menyaksikan hilangnya gletser terbesar dalam tiga tahun yang pernah tercatat," kata Saulo.
Berdasarkan kompilasi pengamatan di seluruh dunia, World Glacier Monitoring Service (WGMS) memperkirakan, gletser-gletser selain Greenland dan Antartika telah kehilangan lebih dari 9.000 miliar ton sejak pencatatan dimulai pada tahun 1975.
"Ini setara dengan bongkahan es besar seukuran Jerman dengan ketebalan 25 meter," kata Direktur WGMS Michael Zemp.
WMO memperingatkan, jika tingkat pencairan saat ini konsisten, akan ada banyak gletser di dunia yang mati di abad mendatang.
Baca juga: PBB Tetapkan 2025 Jadi Tahun Internasional Pelestarian Gletser
Badan tersebut menyatakan, bersama dengan lapisan es, gletser menyimpan sekitar 70 persen sumber daya air tawar dunia.
Jika gletser menghilang, kondisi tersebut akan mengancam persediaan air bagi jutaan orang.
Bagi WMO, satu-satunya respons yang bisa dilakukan untuk mencegah pencairan gletser lebih lanjut adalah memerangi pemanasan global dengan mengurangi emisi gas rumah kaca.
"Pada akhirnya, kita dapat menegosiasikan banyak hal, tetapi kita tidak dapat menegosiasikan hukum fisika seperti titik leleh es," kata Direktur Air dan Kriosfer WMO Stefan Uhlenbrook.
Baca juga: Gletser Marmolada Italia Diprediksi Hilang 2040 karena Pemanasan Global
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya