KOMPAS.com - Kadar oksigen di danau-danau seluruh dunia menurun akibat pemanasan global yang berkepanjangan dan meningkatnya gelombang panas.
Dalam studi terbaru yang diterbitkan di jurnal Science Advances, 83 persen danau di seluruh dunia mengalami penurunan kadar oksigen di permukaannya.
Tingkat rata-rata penurunan oksigen di danau lebih tinggi daripada di lautan dan sungai, sebagaimana dilansir Antara, Minggu (23/3/2025).
Baca juga: 1 Orang Butuh Berapa Pohon Untuk Cukupi Kebutuhan Oksigen?
Para peneliti menemukan tren penurunan tersebut setelah menganalisis data tingkat oksigen terlarut di lebih dari 15.000 danau di seluruh dunia selama 20 tahun terakhir.
Penulis studi tersebut menilai, pemanasan global merupakan penyebab utama dari penurunan tingkat oksigen ini, dengan kontribusi sebesar 55 persen.
Selain itu, meningkatnya konsentrasi nutrisi di danau, yang dikenal sebagai eutrofikasi, menyebabkan sekitar 10 persen dari total penurunan kadar oksigen.
Studi tersebut juga menganalisis dampak gelombang panas terhadap penurunan oksigen di permukaan danau.
Hasil penelitian menunjukkan, gelombang panas memberikan dampak yang cepat dan nyata pada penurunan oksigen, yang mengakibatkan penurunan sebesar 7,7 persen dibandingkan dengan kondisi pada suhu rata-rata.
Baca juga: Wonderwoods, Hutan Vertikal yang Hasilkan 41 Ton Oksigen Per Tahun
Para penulis mengatakan, temuan ini menggarisbawahi dampak mendalam pemanasan global pada ekosistem air tawar.
Padahal, danau membutuhkan kadar oksigen yang cukup untuk menopang kehidupan aerobik dan menjaga ekosistem di dalamnya tetap sehat.
"Menurunnya oksigen dapat menyebabkan kepunahan spesies, kematian organisme akuatik, dan runtuhnya industri perikanan komersial," kata Zhang Yunlin, seorang peneliti di Institut Geografi dan Limnologi Nanjing di bawah naungan Akademi Ilmu Pengetahuan China.
Hilangnya oksigen terlarut di danau telah dilaporkan sebelumnya. Misalnya, sebuah studi tahun 2021 yang diterbitkan dalam jurnal Nature menunjukkan, penurunan kadar oksigen terjadi secara luas di permukaan dan perairan dalam danau beriklim sedang.
Peneliti dalam studi baru tersebut meyakini, temuan mereka memberikan pandangan yang lebih komprehensif.
Baca juga: Tanaman Pangan Penting Dunia Terancam Punah karena Pemanasan Global
Hal itu karena danau yang diteliti adalah danau di seluruh dunia yang memiliki luas lebih dari 10 kilometer persegi.
Kebutuhan mendesak untuk memerangi meningkatnya ancaman kehilangan oksigen juga ditekankan.
Shi Kun, peneliti dari lembaga yang berpusat di Nanjing, menyampaikan, upaya pengurangan konsentrasi nutrisi di danau juga perlu dilakukan, seperti membatasi penggunaan pupuk dan emisi limbah ternak.
Upaya lain untuk pengurangan konsentrasi emisi adalah meningkatkan pengelolaan air limbah domestik dan industri perkotaan.
"Menanam vegetasi terendam dan membangun lahan basah juga dapat membantu memulihkan ekosistem danau," kata Shi kepada Xinhua.
Baca juga: Dikira Ramah Lingkungan, Bahan Pendingin AC HFO Ternyata Picu Pemanasan Global
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya