Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti BRIN: RDF Jadi Solusi Jangka Pendek Mengatasi Persoalan Sampah

Kompas.com - 25/03/2025, 12:49 WIB
Zintan Prihatini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Fasilitas Refuse Derived Fuel (RDF) di Rorotan, Jakarta Utara baru-baru ini menuai polemik lantaran memicu pencemaran udara hingga menyebabkan warga mengalami infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

Padahal, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta menyatakan bahwa faslitas pengolahan sampah ini dilengkapi teknologi penyerap bau dengan proses sesuai standar lingkungan yang ketat.

Terkait hal itu, Kepala Pusat Riset Sistem Produksi Berkelanjutan dan Penilaian Daur Hidup BRIN, Nugroho Adi Sasongko, tak memungkiri bila proses pembakaran sampah di RDF melepaskan asap dan karbon dioksida (CO2) yang bisa mengganggu lingkungan sekitarnya.

Kendati demikian, RDF bisa menjadi solusi jangka pendek pengurangan timbulan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA).

"Saya pernah menghitung kalau misalnya sampah di Bantargebang dijadiin satu butuh waktu lebih dari 10-19 tahun (untuk dikelola) tergantung teknologinya. Jadi kalau misalnya ada orang bilang ini (RDF) mengganggu lingkungan terus solusinya apa?" ungkap Nugroho saat dihubungi, Selasa (25/3/2025).

Pasalnya, lanjut dia, mayoritas limbah di Indonesia tidak dipilah sejak dari awal dan langsung dibuang ke TPA. Di tingkatan rumah tangga, misalnya, sampah organik dan non organik cenderung dicampur.

"Kalau sampah dari awal di hulunya kita sudah pilah mungkin kita bisa memberikan solusi yang pendekatannya lebih ramah lingkungan. Jadi ada yang bisa didaur ulang, bisa buat kompos, kemudian ada yang memang endingnya harus dibakar atau diperolisa. Sekarang, semuanya ditumpuk jadi satu," kata Nugroho.

Nugroho menjelaskan, untuk mendapatkan RDF berkualitas tinggi sampah yang digunakan sebaiknya berusia lebih dari lima tahun. Sampah yang telah lama menumpuk cenderung lebih padat dan kering sehingga lebih efisien sebagai bahan bakar.

"Kalau yang sudah padat itu kalorinya tinggi, terus kadar kelembapannya sudah berkurang karena kan sudah keras jadi airnya itu sudah keluar. Biasanya relatif lebih kering. Untuk solusi saat ini, jangka pendek memang kayaknya itu (RDF) salah satu cara untuk menghabiskan sampah," papar dia.

Nugroho juga menekankan pentingnya ketegasan pemerintah daerah untuk mendorong warganya memilah sampah dari rumah. Dengan begitu, sampah di TPA akan terkelola dengan lebih mudah.

Kurangi Pencemaran

Dia menyarankan agar pengelola RDF memasang teknologi penangkap partikel debu yang dihasilkan dari pembakaran. Secara alami, penanaman bambu di sekitar fasilitas RDF juga dapat dilakukan untuk menekan pencemaran udara.

"Karena bambu itu kalau misalnya dia gesekan antara batang bambu itu menimbulkan elektrostatik. Jadi mungkin bisa ngasih masukan ke pengelola kawasan Rorotan ditanami bambu saja di sekitar kawasan RDF, tetapi yang tinggi-tinggi," jelas Nugroho.

"Kalau misalnya pasang electrostatic precipitator itu mahal ya. Kita tanamkan bambu saja yang natural sekalian penghijauan," imbuh dia.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto, telah melakukan audiensi dengan warga pada Kamis (20/3/2024).

Kepada warga, Pramono menyatakan bahwa teknologi yang digunakan dalam proses pencacahan, pemilahan dan pengeringan di fasilitas RDF Plant Rorotan menggunakan mesin dari Eropa.

Adapun bau tidak sedap yang tercium oleh warga sekitar RDF Plant Rorotan disebabkan oleh proses commissioning atau uji coba guna mencari pola operasi yang optimal saat digunakan, yang menggunakan sampah lama. Sedangkan, teknologi RDF Plant didesain untuk mengolah sampah baru.

“Saya menginstruksikan kepada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jakarta untuk segera melakukan perbaikan. Selain itu, setelah melakukan dialog dengan warga, kami sepakat pada radius 4-5 Km dari RDF Plant Rorotan akan dipasang alat pemantau kualitas udara," ucp Pramono.

Pemprov DKI Jakarta berjanji akan menanggung biaya pengobatan warga yang terdampak akibat commissioning di fasilitas RDF Plant Jakarta.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau