Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 7 April 2025, 13:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) sekligus Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam Profesor Ari Fahrial Syam mendorong sektor medis menerapkan praktik ramah lingkungan.

Pasalnya, menurut studi The Asian Pacific Association of Gastroenterology (APAGE), sektor kesehatan berkontribusi secara signifikan terhadap emisi gas rumah kaca (GRK).

Endoskopi gastrointestinal, sebagai prosedur diagnostik dan tatalaksana yang dilakukan, memiliki jejak karbon yang cukup besar akibat penggunaan energi, alat sekali pakai, serta limbah medis.

Baca juga: Cek Kesehatan Gratis Dimulai, Limbah Medis Perlu Serta Jadi Perhatian

Profesor Ari yang juga menjadi pihak dalam penelitian tersebut, bersama 22 ahli gastroenterologi, menyusun rekomendasi terkait penerapan strategi hijau dalam praktik medis, utamanya untuk negara berkembang seperti Indonesia.

Penelitian tersebut merekomendasikan sejumlah langkah yang bisa dilakukan sektor kesehatan agar lebih ramah lingkungan.

Contohnya seperti penggunaan kembali perangkat medis yang memungkinkan, optimalisasi pemanfaatan teknologi berbasis kecerdasan buatan dalam diagnosis, serta penerapan praktik telemedicine untuk mengurangi kebutuhan kunjungan langsung pasien.

Ari menekankan, rekomendasi ini sangat relevan bagi Indonesia. Dia menambahkan, sebagai negara berkembang dengan populasi besar, Indonesia perlu mengadopsi sistem pelayanan kesehatan yang lebih ramah lingkungan tanpa mengurangi kualitas layanan. 

Baca juga: Bio Farma Komitmen Dukung Tenaga Medis dan Kesehatan, serta Kader Posyandu

"Pengurangan prosedur yang tidak perlu, serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya kesehatan adalah langkah penting yang dapat diterapkan di berbagai rumah sakit di Indonesia," kata Ari, dikutip dari situs web UI, Kamis (20/3/2025).

APAGE telah mengembangkan serangkaian pernyataan posisi yang bertujuan untuk membimbing praktisi kesehatan dalam menerapkan praktik berkelanjutan di bidang gastroenterologi. 

Salah satu rekomendasi utama dari penelitian ini adalah pemanfaatan kecerdasan buatan dalam endoskopi untuk meningkatkan ketepatan diagnosis dan mengurangi kebutuhan biopsi yang tidak perlu. 

Selain itu, penelitian ini juga menegaskan pentingnya mengurangi penggunaan endoskop sekali pakai demi menekan limbah medis.

Baca juga: AI Jadi Suntikan Energi bagi Penelitian Medis di Indonesia

Penelitian ini menjadi langkah yang penting dalam pergerakan menuju sistem kesehatan yang lebih hijau dan berkelanjutan. 

Dengan keterlibatan ahli dari berbagai negara, termasuk Indonesia, diharapkan rekomendasi ini dapat diadaptasi ke dalam kebijakan lokal guna mendukung kesehatan yang lebih baik bagi masyarakat sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.

Di satu sisi, FKUI sebagai institusi akademik terkemuka di Indonesia memiliki peran penting dalam mengedukasi tenaga medis mengenai pentingnya praktik berkelanjutan dalam dunia medis.

Melalui riset dan pendidikan, FKUI dapat menjadi pionir dalam penerapan standar praktik hijau di bidang gastroenterologi dan kedokteran pada umumnya.

Baca juga: AI Menjadi Suntikan Energi Bagi Penelitian Medis di Indonesia

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
KLH: Indonesia Darurat Sampah, Tiap Tahun Ciptakan Bantar Gebang Baru
KLH: Indonesia Darurat Sampah, Tiap Tahun Ciptakan Bantar Gebang Baru
Pemerintah
Ecoground 2025: Blibli Tiket Action Tunjukkan Cara Seru Hidup Ramah Lingkungan
Ecoground 2025: Blibli Tiket Action Tunjukkan Cara Seru Hidup Ramah Lingkungan
Swasta
BBM E10 Persen Dinilai Aman untuk Mesin dan Lebih Ramah Lingkungan
BBM E10 Persen Dinilai Aman untuk Mesin dan Lebih Ramah Lingkungan
Pemerintah
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
LSM/Figur
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Pemerintah
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar 'Langkah Membumi Ecoground 2025'
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar "Langkah Membumi Ecoground 2025"
Swasta
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
BUMN
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
Pemerintah
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
LSM/Figur
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Pemerintah
TFFF Resmi Diluncurkan di COP30, Bisakah Lindungi Hutan Tropis Dunia?
TFFF Resmi Diluncurkan di COP30, Bisakah Lindungi Hutan Tropis Dunia?
Pemerintah
COP30: Target Iklim 1,5 Derajat C yang Tak Tercapai adalah Kegagalan Moral
COP30: Target Iklim 1,5 Derajat C yang Tak Tercapai adalah Kegagalan Moral
Pemerintah
Trend Asia Nilai PLTSa Bukan EBT, Bukan Opsi Tepat Transisi Energi
Trend Asia Nilai PLTSa Bukan EBT, Bukan Opsi Tepat Transisi Energi
LSM/Figur
4.000 Hektare Lahan di TN Kerinci Seblat Dirambah, Sebagiannya untuk Sawit
4.000 Hektare Lahan di TN Kerinci Seblat Dirambah, Sebagiannya untuk Sawit
Pemerintah
Muara Laboh Diperluas, Australia Suntik Rp 240 Miliar untuk Geothermal
Muara Laboh Diperluas, Australia Suntik Rp 240 Miliar untuk Geothermal
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau