Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri ESDM Perintahkan PLN Bangun Pembangkit Panas Bumi di Maluku

Kompas.com - 07/04/2025, 09:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memerintahkan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk segera membangun pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) berkapasitas 40 megawatt (MW) di Provinsi Maluku.

Instruksi tersebut disampaikan Bahlil saat mengunjungi Kota Ambon, Sabtu (5/4/2025).

Bahlil berujar, Provinsi Maluku memiliki potensi panas bumi sebesar 40 MW yang perlu segera dibangun. 

Baca juga: Pertamina Pastikan Pengembangan Panas Bumi di Aceh Kedepankan Sustainability

Ia menegaskan, proyek PLTP tersebut telah dimasukkan ke dalam draf Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN 2025-2034.

"Saya sudah masukkan dalam RUPTL (PLN), supaya apa? Tidak lagi tergantung pada solar. Tidak lagi tergantung pada batu bara," kata Bahlil dikutip dari siaran pers.

Adapun proyek PLTP di Provinsi Maluku yang dimaksud mencakup PLTP Wapsalit 20 MW di Pulau Buru dan PLTP Tulehu 2x10 MW di Pulau Ambon. 

PLTP Wapsalit 20 MW saat ini masih dalam tahap eksplorasi oleh pengembang swasta dan ditargetkan mulai operasi secara komersial atau commercial operation date (COD) pada 2028. 

Baca juga: Star Energy Geothermal Gandeng Perusahaan AS untuk Kembangkan Panas Bumi

Sementara itu, PLTP Tulehu 2x10 MW kini dalam tahap pengadaan oleh PLN dan ditargetkan COD pada 2031. 

Selain itu, terdapat potensi panas bumi di Banda Baru, Pulau Seram, yang dapat dikembangkan menjadi PLTP 25 MW sesuai dengan hasil survei oleh Badan Geologi.

Sistem kelistrikan Maluku

Saat ini, sistem kelistrikan di Provinsi Maluku masih sangat bergantung pada pembangkit berbasis energi fosil. 

Berdasarkan data tahun 2024, total kapasitas pembangkit listrik di wilayah ini mencapai 409 MW. 

Dari jumlah tersebut, sekitar 99 persen atau 406 MW masih berasal dari sumber fosil, yakni pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) serta kombinasi pembangkit berbahan bakar gas dan uap.

Baca juga: Pertamina Geothermal Kembangkan Pupuk Ramah Lingkungan dari Panas Bumi

PLTD menjadi penyumbang kapasitas terbesar dengan 249 MW atau sekitar 61 persen dari total kapasitas, disusul pembangkit berbasis gas dan uap yakni157 MW atau 38 persen.

Sementara itu, kontribusi EBT masih sangat terbatas, hanya sekitar 3 MW atau kurang dari 1 persen.

Angka tersebut terdiri atas pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) sebesar 3 MW dan pembangkit listrik tenaga mikrohidro sebesar 0,1 MW.

Dengan masuknya proyek PLTP ke dalam RUPTL PT PLN, Pemerintah ingin menggenjot pemanfaatan EBT di wilayah Maluku secara signifikan serta mengurangi dominasi energi fosil yang selama ini mendominasi sistem kelistrikan di wilayah tersebut.

Baca juga: Terobosan Teknologi Buka Potensi Panas Bumi Global

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau