Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 7 April 2025, 11:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Sebuah perusahaan asal China mengembangkan prototipe baterai nuklir yang berukuran mini dan memiliki masa pakai yang panjang, dinamakan Zhulong-1.

Baterai tersebut dikembangkan oleh Wuxi Beita Pharmatech Co Ltd yang berbasis di Provinsi Jiangsu. Perusahaan tersebut bekerja sama dengan Northwest Normal University.

Baterai nuklir mengubah energi peluruhan radioaktif menjadi listrik. Mekanisme tersebut sangat berbeda dengan cara kerja baterai kimia konvensional.

Baca juga: Kendaraan Listrik Makin Bertambah, Limbah Baterai Jadi Isu Penting 5 Tahun ke Depan

Zhang Guanghui dari Northwest Normal University mengatakan, inovasi baterai nuklir tersebut terletak pada penggunaan C-14, sebuah isotop radioaktif dengan waktu peluruhan 5.730 tahun.

Komponen tersebut dipasangkan dengan semikonduktor silikon karbida (SiC) untuk menghasilkan daya, sebagaimana dilansir Xinhua, Rabu (12/3/2025).

Saat C-14 meluruh, ia memancarkan partikel beta yang berinteraksi dengan semikonduktor, menghasilkan aliran elektron yang stabil.

Dalam demonstrasi yang dilakukan di laboratorium Wuxi Beita, baterai nuklir tersebut mengalirkan daya listrik ke lampu LED dan menyala sempurna selama hampir empat bulan.

Para peneliti selanjutnya memvalidasi kegunaannya dengan mengintegrasikan baterai dengan chip Bluetooth yang berhasil mengirimkan dan menerima sinyal nirkabel.

Baca juga: Pertama di Indonesia, PLTS dengan Baterai dalam Kontainer Dibangun di Jambi

Baterai tersebut juga dapat beroperasi secara stabil dalam rentang suhu minus 100 derajat celsius hingga 200 derajat celsius.

Di lingkungan ekstrem seperti laut dalam, Antartika, dan ruang angkasa, baterai ini dapat berfungsi sebagai penympan dan penyuplai daya berkelanjutan bebas perawatan. 

Baterai ini juga diklaim dapat memungkinkan wahana antariksa antarbintang beroperasi secara konsisten.

Kepadatan energinya 10 kali lebih tinggi daripada baterai lithium-ion komersial dan tingkat degradasi kurang dari 5 persen selama masa pakai yang dirancang selama 50 tahun.

Baterai nuklir diproyeksikan untuk aplikasi di sejumlah sektor seperti perawatan kesehatan, internet of things (IoT), dan eksplorasi ruang angkasa.

Baca juga: Wujudkan Ekonomi Sirkular, Daur Ulang Baterai Kendaraan Listrik Diperlukan

Asal nama Zhulong

Cai Dinglong, pemimpin proyek baterai tersebut, menyampaikan teknologi tersebut diberi nama Zhulong bukan karena tanpa alasan.

Dalam mitologi China, Zhulong merupakan nama dari dewa naga yang berwarna merah. Dewa naga tersebut melambangkan cahaya dan energi abadi.

Dinglong menuturkan, penamaan Zhulong kepada baterai sangat pas karena mencerminkan pasokan energi yang tahan lama.

Tim peneliti saat ini tengah mengembangkan model generasi kedua, Zhulong-2. Cai berujar upaya pengembangan baterai tersebut akan difokuskan pada pengurangan biaya produksi dan penyusutan ukuran.

"Zhulong-2 diharapkan akan diluncurkan pada akhir tahun ini atau awal tahun depan, dengan ukuran hanya sebesar koin," tutur Chai.

Baca juga: 45 Persen Bahan Baku Baterai Dunia dari Indonesia, tapi Diolah di China

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Riset CELIOS: Lapangan Kerja dari Program MBG Terbatas dan Tak Merata
Riset CELIOS: Lapangan Kerja dari Program MBG Terbatas dan Tak Merata
LSM/Figur
Presiden Prabowo Beri 20.000 Hektar Lahan di Aceh untuk Gajah
Presiden Prabowo Beri 20.000 Hektar Lahan di Aceh untuk Gajah
Pemerintah
IWGFF: Bank Tak Ikut Tren Investasi Hijau, Risiko Reputasi akan Tinggi
IWGFF: Bank Tak Ikut Tren Investasi Hijau, Risiko Reputasi akan Tinggi
LSM/Figur
MBG Bikin Anak Lebih Aktif, Fokus, dan Rajin Belajar di Sekolah?, Riset Ini Ungkap Persepsi Orang Tua
MBG Bikin Anak Lebih Aktif, Fokus, dan Rajin Belajar di Sekolah?, Riset Ini Ungkap Persepsi Orang Tua
LSM/Figur
Mikroplastik Bisa Sebarkan Patogen Berbahaya, Ini Dampaknya untuk Kesehatan
Mikroplastik Bisa Sebarkan Patogen Berbahaya, Ini Dampaknya untuk Kesehatan
LSM/Figur
Greenpeace Soroti Krisis Iklim di Tengah Minimnya Ruang Aman Warga Jakarta
Greenpeace Soroti Krisis Iklim di Tengah Minimnya Ruang Aman Warga Jakarta
LSM/Figur
Interpol Sita 30.000 Satwa dan Tanaman Ilegal di 134 Negara, Perdagangan Daging Meningkat
Interpol Sita 30.000 Satwa dan Tanaman Ilegal di 134 Negara, Perdagangan Daging Meningkat
Pemerintah
PHE Konsisten Lestarikan Elang Jawa di Kamojang Jawa Barat
PHE Konsisten Lestarikan Elang Jawa di Kamojang Jawa Barat
Pemerintah
Indeks Investasi Hijau Ungkap Bank Nasional di Posisi Teratas Jalankan ESG
Indeks Investasi Hijau Ungkap Bank Nasional di Posisi Teratas Jalankan ESG
LSM/Figur
Korea Selatan Larang Label Plastik di Botol Air Minum per Januari 2026
Korea Selatan Larang Label Plastik di Botol Air Minum per Januari 2026
Pemerintah
Aturan Baru Uni Eropa, Wajibkan 25 Persen Plastik Daur Ulang di Mobil Baru
Aturan Baru Uni Eropa, Wajibkan 25 Persen Plastik Daur Ulang di Mobil Baru
Pemerintah
BRIN Soroti Banjir Sumatera, Indonesia Dinilai Tak Belajar dari Sejarah
BRIN Soroti Banjir Sumatera, Indonesia Dinilai Tak Belajar dari Sejarah
Pemerintah
KLH Periksa 8 Perusahaan Diduga Picu Banjir di Sumatera Utara
KLH Periksa 8 Perusahaan Diduga Picu Banjir di Sumatera Utara
Pemerintah
Banjir Sumatera, BMKG Dinilai Belum Serius Beri Peringatan Dini dan Dampaknya
Banjir Sumatera, BMKG Dinilai Belum Serius Beri Peringatan Dini dan Dampaknya
LSM/Figur
Mengenal Kemitraan Satu Atap Anak Usaha TAPG di Kalimantan Tengah, Apa Itu?
Mengenal Kemitraan Satu Atap Anak Usaha TAPG di Kalimantan Tengah, Apa Itu?
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau