JAKARTA, KOMPAS.com — Di tengah produksi limbah elektronik nasional yang mencapai 2,1 juta ton per tahun, Indonesia belum memiliki pusat riset dan pendidikan khusus di bidang urban mining atau ekstraksi material berharga dari limbah.
Melihat tantangan ini, Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta (UNU) bekerja sama dengan perusahaan urban mining asal Tiongkok, Green Eco Manufacture (GEM) Co. Ltd, membangun pusat riset dan pengembangan talenta urban mining di kawasan Asia Pasifik.
Kerja sama ini ditandatangani pada 22 Januari 2025 di GEM International Conference Center, Jingmen, Tiongkok, dan ditindaklanjuti lewat penyelenggaraan "Output-Oriented Intensive Workshop for The Establishment of GEM Faculty of Future Metallurgy in Indonesia" di Bandung dan Kampus UNU Yogyakarta.
Baca juga: Pilah Sampah di Rumah, Cegah Penumpukan di Sungai
"Fakultas baru ini akan fokus pada bidang urban mining sebagai solusi atas tantangan lingkungan global dan kebutuhan nasional," ujar Rektor UNU Yogyakarta Widya Priyahita Pudjibudojo dalam keterangannya, Jumat (25/4/2025).
Data Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional menunjukkan, produksi sampah elektronik Indonesia mencapai sekitar 2,1 juta ton pada 2023, menjadikan Indonesia sebagai penyumbang limbah elektronik terbesar di Asia Tenggara.
Sayangnya, hingga kini belum tersedia infrastruktur riset dan pendidikan yang memadai untuk mengelola dan mendaur ulang limbah elektronik tersebut.
Melalui pendirian Fakultas Metalurgi Masa Depan, UNU Yogyakarta menargetkan bukan hanya menyediakan pendidikan akademik, tetapi juga menjadi pusat riset kebijakan dan teknologi urban mining menggandeng perusahaan telah beroperasi di 13 negara dan berkontribusi pada pengurangan hampir 790 ribu ton emisi karbon per tahun dari daur ulang limbah elektronik.
Saat ini, pengembangan urban mining dinilai semakin penting mengingat Indonesia mendorong program hilirisasi industri, yang berpotensi menghasilkan volume limbah yang lebih besar.
Hal ini selaras dengan yang dikatakan Widya bahwa inisiatif ini dilakukan guna mendukung program hilirisasi nasional, yang menjadi prioritas pemerintah. Pengelolaan limbah dari kegiatan hilirisasi yang nantinya membutuhkan teknologi dan sumber daya manusia yang mumpuni.
Baca juga: Pilah Sampah di Rumah, Cegah Penumpukan di Sungai
Hingga saat ini pendirian Fakultas Metalurgi Masa Depan UNU Yogyakarta telah mendapat dukungan dari sejumlah kementerian dan lembaga pemerintah, seperti Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) serta Dewan Energi Nasional (DEN).
Adapun, peluncuran resmi Fakultas Metalurgi Masa Depan UNU Yogyakarta ditargetkan pada Juli 2026.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya