Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemanasan Global Jadi Ancaman Keamanan, Adaptasi Militer Diperlukan

Kompas.com, 28 April 2025, 15:40 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Perubahan iklim bukan hanya masalah lingkungan, tetapi juga isu keamanan yang signifikan.

Oleh karena itu, para ahli keamanan memperingatkan agar militer tidak mengabaikan dampak perubahan iklim dalam perencanaan strategis mereka.

"Anda tidak bisa menghindarinya. Iklim tidak peduli siapa presidennya atau apa tujuan politik Anda saat ini," kata Erin Sikorsky, direktur Center for Climate & Security yang berbasis di Washington."

"Dampak perubahan iklim pasti akan terjadi di masa depan. perlu melakukan persiapan untuk menghadapi konsekuensi dari perubahan iklim tersebut," katanya lagi dikutip dari Phys, Senin (28/4/2025).

Sikorsky pun mengungkapkan militer semakin sering dipanggil untuk menangani banjir, badai, dan kebakaran hutan.

Akibat peningkatan panggilan tugas ini sumber daya dan personel militer menjadi terbatas karena harus sering terlibat dalam operasi bantuan bencana.

Baca juga: Produsen Energi Fosil Sebabkan Kerugian Ekonomi Paling Besar akibat Perubahan Iklim

Hasil itu didapat setelah Sikorsky dan organisasinya melacak lebih dari 500 tanggapan darurat serupa di seluruh dunia sejak tahun 2022. Ini memberikan data kuantitatif yang mendukung klaim bahwa militer semakin sering terlibat dalam penanggulangan bencana.

Sebenarnya, ada kekhawatiran bahwa fokus pada keamanan dan geopolitik seperti yang ditunjukkan oleh Eropa yang memperkuat pertahanan dan potensi perubahan kebijakan AS dapat menyebabkan isu perubahan iklim menjadi kurang diperhatikan.

Namun, departemen pertahanan di berbagai negara telah menyadari bahwa perubahan iklim itu sendiri merupakan ancaman besar bagi keamanan nasional.

Misalnya pandangan dari pemerintah Jerman yang menyebut bahwa isu iklim dan keamanan tidak dapat dipisahkan.

Penilaian yang ditugaskan oleh kementerian luar negeri dan pertahanan Jerman menyatakan bahwa krisis iklim sudah terjadi dan menimbulkan tantangan bagi seluruh spektrum tugas militer, dengan risiko yang meningkat seperti gagal panen besar, konflik, dan ketidakstabilan.

Dalam laporan bulan September, Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan pula bahwa dampak umat manusia terhadap iklim dan lingkungan terus memiliki konsekuensi yang luas, memberikan tekanan signifikan pada masyarakat dan ekonomi serta mengancam keberadaan beberapa negara.

Militer dan Jejak Karbon

Kontribusi pasti militer terhadap pemanasan global sulit diukur karena tidak adanya kewajiban pelaporan emisi.

Akan tetapi sebuah laporan dari Uni Eropa pada tahun 2024 memperkirakan bahwa jejak karbon dari seluruh angkatan bersenjata di dunia bisa mencapai 5,5 persen dari total emisi global.

Baca juga: Perubahan Iklim Ancam Pasokan Darah Dunia

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
LSM/Figur
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Pemerintah
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar 'Langkah Membumi Ecoground 2025'
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar "Langkah Membumi Ecoground 2025"
Swasta
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
BUMN
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
Pemerintah
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
LSM/Figur
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Pemerintah
TFFF Resmi Diluncurkan di COP30, Bisakah Lindungi Hutan Tropis Dunia?
TFFF Resmi Diluncurkan di COP30, Bisakah Lindungi Hutan Tropis Dunia?
Pemerintah
COP30: Target Iklim 1,5 Derajat C yang Tak Tercapai adalah Kegagalan Moral
COP30: Target Iklim 1,5 Derajat C yang Tak Tercapai adalah Kegagalan Moral
Pemerintah
Trend Asia Nilai PLTSa Bukan EBT, Bukan Opsi Tepat Transisi Energi
Trend Asia Nilai PLTSa Bukan EBT, Bukan Opsi Tepat Transisi Energi
LSM/Figur
4.000 Hektare Lahan di TN Kerinci Seblat Dirambah, Sebagiannya untuk Sawit
4.000 Hektare Lahan di TN Kerinci Seblat Dirambah, Sebagiannya untuk Sawit
Pemerintah
Muara Laboh Diperluas, Australia Suntik Rp 240 Miliar untuk Geothermal
Muara Laboh Diperluas, Australia Suntik Rp 240 Miliar untuk Geothermal
Pemerintah
Bisa Suplai Listrik Stabil, Panas Bumi Lebih Tahan Krisis Iklim Ketimbang EBT Lain
Bisa Suplai Listrik Stabil, Panas Bumi Lebih Tahan Krisis Iklim Ketimbang EBT Lain
Swasta
BCA Ajak Penenun Kain Gunakan Pewarna Alami untuk Bidik Pasar Ekspor
BCA Ajak Penenun Kain Gunakan Pewarna Alami untuk Bidik Pasar Ekspor
Swasta
Investasi Energi Terbarukan Capai Rp 21,64 Triliun, REC Dinilai Bisa Percepat Balik Modal
Investasi Energi Terbarukan Capai Rp 21,64 Triliun, REC Dinilai Bisa Percepat Balik Modal
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau