Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UMKM Big Bananass, Berdayakan Ibu Rumah Tangga hingga Punya 15 Toko

Kompas.com, 23 April 2025, 12:00 WIB
Zintan Prihatini,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

MAKASSAR, KOMPAS.com - Big Bananass, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) asal Makassar, Sulawesi Selatan memulai bisnisnya sejak 2017 dengan menggandeng ibu-ibu.

Pemilik Big Bananass, Indri Nova Lestari, menjelaskan bahwa awalnya dirinya hanya iseng membuka usaha nuget pisang yang diberi beragam topping.

Tak disangka, produknya itu digemari banyak orang. Indri pun merambah ke jenis produk lain, yakni kripik pisang dengan empat varian.

"Awalnya untuk bagian produksi, kami memang memanfaatkan tetangga sekitar," ungkap Indri dalam konferensi pers yang digelar Tokopedia dan TikTok Shop, Selasa (22/4/2025).

Baca juga: Transformasi Industri Elektronik, Gandeng UMKM dan Kurangi Emisi Karbon

"Jadi untuk tetangga sekitar, kami mengambil di umur 40-50 ibu-ibu di gang. Ibu-ibu sekitar dari tempat produksi Big Bananass," imbuh dia.

Dalam satu hari, pihaknya membutuhkan 300 sisir pisang untuk dibuat menjadi kripik. Produksi dilakukan mulai pukul 06.00 WITA, untuk didistribusikan ke 15 cabang toko yang tersebar di Makassar.

Selain toko offline, Indri juga menjual produknya secara online melalui live streaming.

"(Tantangan) salah satunya untuk jaman sekarang pelaku usaha tambah ramai. Tetapi, bagusnya sekarang untuk jualan sebenarnya lebih gampang. Karena mungkin dibarengi dengan zaman yang digital, asal kita mau berusaha saja," ucap Indri.

Baca juga: Atasi Tantangan UMKM, Akademisi UC Usul Bentuk Badan Nasional

Dia mengaku penjualan online dengan live streaming dilakukan selama 10 jam per hari. Menurut Indri, untuk menarik perhatian calon konsumen, host akan menunjukkan tumpukan kripik pisang yang dapat menggugah selera. Omzet penjualan pun melonjak hingga 90 persen.

"Kami memang rajin ikut kampanye di Ramadhan Extra Sale (Tokopedia) kemarin, ada juga Crazy Deals, macam-macam sih kampanye-nya. Tetapu kalau untuk Big Bananas semua kampanye ikut," papar Indri.

Adapun produk kripik pisangnya bisa dikirimkan ke seluruh Indinesia, dengan wahtu kedaluwarsa sampai satu bulan setelah produksi.

Dalam kesempatan yang sama, Communications Senior Lead Tokopedia and TikTok E-commerce, Antonia Adega, menyebutkan industri makanan dan minuman memiliki potensi yang sangat besar.

Baca juga: TikTok Latih 600 UMKM Indonesia untuk Hasilkan Konten menarik

Karena itu, pihaknya mendorong kemajuan pelaku usaha di berbagai wilayah, termasuk Sulawesi Selatan lewat berbagai kampanye yakni Beli Lokal, Promo Guncang, dan Ramadan Ekstra Seru.

Pertumbuhan industri makanan dan minuman Indonesia pada kuartal II tahun 2024 mencapai 5,53 persen dan kontribusi terhadap PDB pada kuartal I tahun 2024 sebesar 6,97 persen.

"Ini menandakan industri makanan dan minuman di Indonesia punya potensi sangat baik terutama di momen besar seperti Imlek atau Lebaran yang tahun ini sama-sama terjadi pada kuartal I 2025," jelas Antonia.

Sejumlah produk yang paling laris antara lain cokelat, camilan, mentega, minyak, kue kering, dan hampers atau gift set. Kemudian disusul produk kecantikan, perawatan tubuh, serta fashion.

Baca juga: Astra Dorong Perekonomian NTT Lewat Pemberdayaan UMKM Kopi dan Kakao

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
(PRO NOV) Berkomitmen Sejahterakan Umat, BSI Maslahat Raih 2 Penghargaan Zakat Award 2025
(PRO NOV) Berkomitmen Sejahterakan Umat, BSI Maslahat Raih 2 Penghargaan Zakat Award 2025
BUMN
Veronica Tan Bongkar Penyebab Pekerja Migran Masih Rentan TPPO
Veronica Tan Bongkar Penyebab Pekerja Migran Masih Rentan TPPO
Pemerintah
Mengapa Sumatera Barat Terdampak Siklon Tropis Senyar Meski Jauh? Ini Penjelasan Pakar
Mengapa Sumatera Barat Terdampak Siklon Tropis Senyar Meski Jauh? Ini Penjelasan Pakar
LSM/Figur
Ambisi Indonesia Punya Geopark Terbanyak di Dunia, Bisa Cegah Banjir Terulang
Ambisi Indonesia Punya Geopark Terbanyak di Dunia, Bisa Cegah Banjir Terulang
Pemerintah
Saat Hutan Hilang, SDGs Tak Lagi Relevan
Saat Hutan Hilang, SDGs Tak Lagi Relevan
Pemerintah
Ekspansi Sawit Picu Banjir Sumatera, Mandatori B50 Perlu Dikaji Ulang
Ekspansi Sawit Picu Banjir Sumatera, Mandatori B50 Perlu Dikaji Ulang
LSM/Figur
SBTi Rilis Peta Jalan untuk Industri Kimia Global
SBTi Rilis Peta Jalan untuk Industri Kimia Global
Pemerintah
Bukan Murka Alam: Melacak Jejak Ecological Tech Crime di Balik Tenggelamnya Sumatra
Bukan Murka Alam: Melacak Jejak Ecological Tech Crime di Balik Tenggelamnya Sumatra
Pemerintah
Agroforestri Sawit: Jalan Tengah di Tengah Ancaman Banjir dan Krisis Ekosistem
Agroforestri Sawit: Jalan Tengah di Tengah Ancaman Banjir dan Krisis Ekosistem
Pemerintah
Survei FTSE Russell: Risiko Iklim Jadi Kekhawatiran Mayoritas Investor
Survei FTSE Russell: Risiko Iklim Jadi Kekhawatiran Mayoritas Investor
Swasta
Tuntaskan Program KMG-SMK, BNET Academy Dorong Penguatan Kompetensi Guru Vokasi
Tuntaskan Program KMG-SMK, BNET Academy Dorong Penguatan Kompetensi Guru Vokasi
Swasta
Harapan Baru, Peneliti Temukan Cara Hutan Tropis Beradaptasi dengan Iklim
Harapan Baru, Peneliti Temukan Cara Hutan Tropis Beradaptasi dengan Iklim
Pemerintah
Jutaan Hektare Lahan Sawit di Sumatera Berada di Wilayah yang Tak Layak untuk Monokultur
Jutaan Hektare Lahan Sawit di Sumatera Berada di Wilayah yang Tak Layak untuk Monokultur
LSM/Figur
Industri Olahraga Global Bisa Jadi Penggerak Konservasi Satwa Liar
Industri Olahraga Global Bisa Jadi Penggerak Konservasi Satwa Liar
Swasta
FAO: Perluasan Lahan Pertanian Tidak Lagi Memungkinkan
FAO: Perluasan Lahan Pertanian Tidak Lagi Memungkinkan
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau