Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lestarikan Owa Jawa, Rahayu Oktaviani Raih Penghargaan Internasional

Kompas.com - 08/05/2025, 12:40 WIB
Zintan Prihatini,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rahayu Oktaviani, konservasionis sekaligus Direktur Yayasan Konservasi Ekosistem Alam Nusantara (KIARA), meraih penghargaan Whitley Awards 2025.

Rahayu mendedikasikan hidupnya untuk melindungi primata paling langka di dunia yakni owa jawa. Penghargaan tersebut diberikan oleh Whitley Fund for Nature (WFN), organisasi amal yang berbasis di Inggris.

"Dengan Penghargaan Whitley, Rahayu (Ayu) dan timnya akan fokus pada lima area kritis di dalam Taman Nasional, tempat desa-desa yang tumpang tindih dengan habitat utama owa jawa," demikian tertulis pada laman resmi Whitley, Kamis (8/5/2025).

Pihaknya menjelaskan bahwa Jawa yang merupakan pulau terpadat di Indonesia kehilangan sebagian besar area hutan akibat pertanian, urbanisasi, dan infrastruktur.

Baca juga: Mencari Jejak Macan Tutul Jawa yang Terancam Punah

Taman Nasional Gunung Halimun Salak, blok hutan terbesar yang tersisa di Jawa, adalah rumah bagi 25–50 persen populasi owa jawa yang terancam punah.

"Namun, aktivitas manusia di dalam dan sekitar taman mengancam habitatnya, sehingga owa jawa berisiko terisolasi dan punah secara lokal," kata Whitley.

Dikutip dari Parapuan, salah satu terobosan Ayu dan KIARA ialah program Ambu Halimun, inisiatif yang menggabungkan pelestarian lingkungan dengan pemberdayaan ekonomi perempuan.

Lewat lokakarya eco-print atau membatik menggunakan motif daun dan tumbuhan, pelatihan literasi keuangan, serta pengembangan kepemimpinan, mereka menciptakan sumber penghasilan berkelanjutan sekaligus memperkuat peran perempuan dalam pengambilan keputusan komunitas.

Baca juga: Kapal Penelitian “Papua Lestari” Dukung Program Konservasi Satwa Endemik di Papua Selatan

Dengan dukungan dari Whitley Award, Ayu dan timnya berencana memperluas jangkauan program ini. Mereka berencama melibatkan lebih banyak perempuan dalam pelatihan, memperkaya materi pendidikan lingkungan untuk sekolah dan masyarakat, serta mendorong pembuatan rencana targetnya. 

Setidaknya 300 siswa dan 100 keluarga akan terlibat aktif dalam kegiatan konservasi maupun edukasi lingkungan dalam beberapa waktu ke depan. 

Atas dedikasinya, Rahayu dan pemenang penghargaan lain mendapatkan dana proyek senilai 50.000 euro selama satu tahun. Lainnya, pemenang berkesempatan memperluas koneksi hingga pelatihan.

"Para pemenang juga bergabung dengan komunitas kami yang beranggotakan lebih dari 220 alumni Whitley Award, sebuah jaringan rekan di seluruh dunia dengan berbagi keahlian, sumber daya, dan dukungan," ungkap pihak Whitley.

Baca juga: Pertemuan Langka Dua Pari Manta, Panggilan Konservasi Laut Raja Ampat

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Pertamina Gandeng Arab Saudi untuk Kembangkan Teknologi Energi Bersih
Pertamina Gandeng Arab Saudi untuk Kembangkan Teknologi Energi Bersih
BUMN
4 Perusahaan Kena Denda hingga Rp 721 Miliar karena Rusak Lingkungan
4 Perusahaan Kena Denda hingga Rp 721 Miliar karena Rusak Lingkungan
Pemerintah
Ikan Mati Massal Lagi di Kali Surabaya, Tak Kunjung Usai Sejak 1975
Ikan Mati Massal Lagi di Kali Surabaya, Tak Kunjung Usai Sejak 1975
LSM/Figur
Janji Besar, Komitmen Industri Mode pada Keberlanjutan Masih Kecil
Janji Besar, Komitmen Industri Mode pada Keberlanjutan Masih Kecil
Swasta
'Genera-Z Berbakti', Inisiatif BCA Menggandeng Gen Z Jadi Agen Perubahan Lingkungan dan Sosial
"Genera-Z Berbakti", Inisiatif BCA Menggandeng Gen Z Jadi Agen Perubahan Lingkungan dan Sosial
Swasta
Pertanian Hijau Terbukti Tingkatkan Biodiversitas dan Panen, Tapi Butuh Subsidi
Pertanian Hijau Terbukti Tingkatkan Biodiversitas dan Panen, Tapi Butuh Subsidi
LSM/Figur
2 Orang Ditangkap karena Bawa Ratusan Burung, Termasuk 112 Ekor yang Dilindungi
2 Orang Ditangkap karena Bawa Ratusan Burung, Termasuk 112 Ekor yang Dilindungi
Pemerintah
PMI Dorong Inovasi Inklusif Tembakau Bebas Asap, Libatkan UMKM hingga Hotel
PMI Dorong Inovasi Inklusif Tembakau Bebas Asap, Libatkan UMKM hingga Hotel
Swasta
Ahli Ungkap Potensi Bakteri Jadi Pengganti Pupuk dan Pestisida
Ahli Ungkap Potensi Bakteri Jadi Pengganti Pupuk dan Pestisida
Swasta
Stunting Gunungkidul Tinggi, Kelor dan Ikan Tawar Bisa Jadi Solusi
Stunting Gunungkidul Tinggi, Kelor dan Ikan Tawar Bisa Jadi Solusi
LSM/Figur
Elang Jawa Tinggal 511 Pasang, Butuh Aksi Nyata Konservasi Habitat
Elang Jawa Tinggal 511 Pasang, Butuh Aksi Nyata Konservasi Habitat
LSM/Figur
Penyangkal Perubahan Iklim Terus Merongrong
Penyangkal Perubahan Iklim Terus Merongrong
Pemerintah
300 Hektare Kebun Sawit Ilegal di TN Tesso Nilo Rata dengan Tanah
300 Hektare Kebun Sawit Ilegal di TN Tesso Nilo Rata dengan Tanah
Pemerintah
Pasar Teluk Gong Sulap Limbah Jadi Kompos hingga Jual Kemasan Bekas
Pasar Teluk Gong Sulap Limbah Jadi Kompos hingga Jual Kemasan Bekas
Pemerintah
Australia Gelontorkan Pendanaan Iklim di Sektor EBT hingga Transportasi RI
Australia Gelontorkan Pendanaan Iklim di Sektor EBT hingga Transportasi RI
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau