Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mangrove Rusak, Populasi Udang Galah di Curiak Menurun

Kompas.com - 08/05/2025, 07:47 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Editor

Sumber Antara

KOMPAS.com - Ahli Konservasi dari Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Dr Amalia Rezeki terus berupaya meningkatkan populasi udang galah di Pulau Curiak, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

"Dalam kurun waktu lima tahun ini populasi udang galah mulai menurun, dengan semakin sedikitnya perolehan nelayan hasil tangkapan," kata Amalia Rezeki di Banjarmasin, Selasa (6/5/2025).

Penurunan populasi udang galah di kawasan Pulau Curiak, lanjut dia, karena masih terdapatnya nelayan yang menangkap udang galah dengan cara tidak ramah lingkungan, seperti menggunakan racun atau setrum. Hal ini biasanya dilakukan oleh nelayan dari luar desa setempat.

Di samping itu, menurut dia, sebelumnya kawasan Pulau Curiak juga mengalami degradasi hutan mangrove.

Pohon mangrove rambai yang menjadi tempat berpijah udang galah telah rusak dan akar pohonnya banyak diambil untuk industri tutup botol dan juga untuk bahan gabus pembuat bola bulutangkis, sehingga banyak pohon meranggas dan kemudian mati.

Baca juga: Populasi Serangga Hutan Tropis Turun Drastis, Apa Dampaknya?

Amelia menyatakan populasi udang galah yang berukuran jumbo dengan panjang mencapai 30 centimeter dan bercapit besar harus ditingkatkan karena memiliki nilai ekonomis tinggi dan menjadi sumber pendapatan utama masyarakat pesisir Sungai Barito, di samping bertani sawah pasang surut.

Pada musim udang bertelur, ia melakukan pelepasan kembali udang galah betina yang sedang menggendong telurnya, yang dibeli dari nelayan sebelum dijual ke tempat pengepul.

Amelia berharap ke depan jika telah tumbuh kesadaran dari nelayan tentang pentingnya menjaga populasi udang galah tersebut, mereka bersedia tidak menangkap udang yang sedang bertelur.

Seiring dengan upaya pelestarian bekantan, si monyet besar berhidung panjang, yang menjadi ikon kebanggaan Provinsi Kalimantan Selatan, Amelia dan timnya juga melakukan restorasi mangrove rambai guna memulihkan ekosistem sekaligus untuk daya dukung habitat bekantan, mengingat pohon mangrove rambai merupakan tegakan dan pakan utama bekantan.

Dengan sistem perakarannya yang khas, mangrove rambai juga menjadi tempat berkembang biak udang galah. Saat ini sudah lebih dari 25.000 bibit mangrove rambai ditanam di Pulau Curiak, bahkan sudah ada yang menjelma menjadi pulau kecil.

Setiap hari terlihat para nelayan mencari udang dan ikan di kawasan tersebut. Sekarang kawasan itu menjadi lokasi favorit bagi nelayan setempat.

Baca juga: Kabar Baik, Populasi Penyu di Seluruh Dunia Mulai Pulih

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau