Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis Sampah, Saatnya Generasi Z Bergerak Ikut Cari Solusi

Kompas.com - 13/05/2025, 20:12 WIB
Eriana Widya Astuti,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bayangkan ini: setiap tahun, Indonesia menghasilkan 56,63 juta ton sampah. Namun, hanya sekitar 39 persen yang berhasil dikelola. Sisanya? Mengendap di sungai, menumpuk di TPA, atau hanyut ke laut. Ironisnya, lebih dari setengah TPA di Indonesia masih menggunakan sistem open dumping—buang langsung tanpa proses pengelolaan yang layak.

Di tengah situasi genting ini, suara penting datang dari Salli Atika Noor Rahma, Sekretariat Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut. Dalam acara Belantara Learning Series Episode 12, ia menekankan satu hal: masa depan lingkungan ada di tangan generasi muda.

Dan Salli tidak asal bicara. Generasi Z, yang lahir antara 1997–2012, berjumlah lebih dari 71 juta orang. Jika mereka tergerak, perubahan nyata bukan hal mustahil. Tak perlu dimulai dari hal besar. Cukup dari rumah—pilah sampah, kurangi plastik, dan biasakan berpikir dua kali sebelum membuang sesuatu.

“Kita harus mulai melakukan inisiatif untuk melakukan perubahan perilaku dan pola pikir masyarakat, khususnya generasi muda,” kata Salli.

Suara senada juga datang dari Ramon Y. Tungka, aktor sekaligus pegiat lingkungan. Ia mendorong gaya hidup ramah lingkungan menjadi kebiasaan sehari-hari.

"Mulai menggunakan tumbler dan membawa tas dari rumah setiap belanja itu harus jadi gaya hidup sehari-hari,” ujar Ramon.

Baca juga: Kunjungan Wamendagri ke EcoBali Perkuat Sistem Pengelolaan Sampah Desa di Bali

Sekolah Jadi Medium Penting

Sementara itu, Yasra Al-Fariza, Ketua Bank Sampah Induk New Normal, percaya bahwa perubahan paling kuat datang dari anak-anak yang tumbuh dengan kesadaran baru. Karena itu, pihaknya aktif menggandeng sekolah-sekolah dalam edukasi langsung.

“Kami mendatangi sekolah Adiwiyata, bahkan mengajak anak-anak sekolah untuk datang ke lokasi Bank Sampah Induk New Normal guna memotivasi dan menggugah mereka untuk tahu bagaimana cara mengelola dan mendaur ulang sampah,” jelas Yasra.

“Kami terus memberikan edukasi dan penyadartahuan kepada masyarakat, mulai dari mengurangi dan memilah sampah, mendaur ulang, hingga mengadakan pelatihan membuat produk kerajinan tangan dari sampah,” lanjutnya.

Program edukatif seperti Sekolah Bahari Indonesia juga menjadi bagian dari strategi untuk menumbuhkan kesadaran sejak dini. Salli menyebut bahwa ribuan siswa dari berbagai provinsi telah ikut berpartisipasi.

“Langkah ini kami ambil untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang bahayanya sampah yang tidak terkelola dengan baik lalu terbawa ke laut,” ujarnya.

Kita sering mendengar bahwa anak muda adalah harapan masa depan. Tapi hari ini, harapan itu harus turun tangan. Harus kerja keras. Kita tidak bisa menunggu lebih lama.

Baca juga: Sampah, Sumber Emisi yang Terabaikan dan Peluang Ekonomi yang Terlupakan

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Cabai Palurah dari IPB, Solusi Pedas Berkelanjutan untuk Dapur dan Industri
Cabai Palurah dari IPB, Solusi Pedas Berkelanjutan untuk Dapur dan Industri
LSM/Figur
Produksi Hidrogen Lepas Pantai Tingkatkan Suhu Lokal, Perlu Mitigasi
Produksi Hidrogen Lepas Pantai Tingkatkan Suhu Lokal, Perlu Mitigasi
Pemerintah
Tanam 1.035 Pohon, Kemenhut Kompensasi Jejak Karbon Institusi
Tanam 1.035 Pohon, Kemenhut Kompensasi Jejak Karbon Institusi
Pemerintah
Valuasi Ekonomi Tunjukkan Raja Ampat Lebih Kaya dari Hasil Tambangnya
Valuasi Ekonomi Tunjukkan Raja Ampat Lebih Kaya dari Hasil Tambangnya
LSM/Figur
Murah tapi Mematikan: Pembakaran Plastik Tanpa Kontrol Hasilkan Dioksin dan Furan
Murah tapi Mematikan: Pembakaran Plastik Tanpa Kontrol Hasilkan Dioksin dan Furan
Pemerintah
Driver Ojol Mitra UMKM Grab Akan Dapat Insentif BBM dan KUR
Driver Ojol Mitra UMKM Grab Akan Dapat Insentif BBM dan KUR
Pemerintah
Menhut: Target NDC Perlu Realistis, Ambisius tetapi Tak Tercapai Malah Rugikan Indonesia
Menhut: Target NDC Perlu Realistis, Ambisius tetapi Tak Tercapai Malah Rugikan Indonesia
Pemerintah
Populasi Penguin Kaisar Turun 22 Persen dalam 15 Tahun, Lebih Buruk dari Prediksi
Populasi Penguin Kaisar Turun 22 Persen dalam 15 Tahun, Lebih Buruk dari Prediksi
LSM/Figur
Pembukaan Lahan dan Pembangunan Sebabkan Buaya Muncul ke Permukiman
Pembukaan Lahan dan Pembangunan Sebabkan Buaya Muncul ke Permukiman
Pemerintah
Grab Rekrut Ribuan Driver Ojol untuk Sekaligus Jadi Mitra UMKM
Grab Rekrut Ribuan Driver Ojol untuk Sekaligus Jadi Mitra UMKM
Swasta
Potensi Rumput Laut Besar, tetapi Baru 11 Persen Lahan Budidaya yang Dimanfaatkan
Potensi Rumput Laut Besar, tetapi Baru 11 Persen Lahan Budidaya yang Dimanfaatkan
Pemerintah
Veronica Tan Ingin Jakarta Ramah Perempuan dan Anak
Veronica Tan Ingin Jakarta Ramah Perempuan dan Anak
Pemerintah
BRI Fellowship Journalism 2025 Kukuhkan 45 Jurnalis Penerima Beasiswa S2
BRI Fellowship Journalism 2025 Kukuhkan 45 Jurnalis Penerima Beasiswa S2
BUMN
Sistem Tanam Padi Rendah Karbon, Apakah Memungkinkan?
Sistem Tanam Padi Rendah Karbon, Apakah Memungkinkan?
Pemerintah
Emisi Kapal Turun jika Temukan Jalur Pelayaran Baru yang Efisien
Emisi Kapal Turun jika Temukan Jalur Pelayaran Baru yang Efisien
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau