Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jakarta Banjir, BPBD Ungkap Alasan Hujan Masih Memgguyur di Musim Kemarau

Kompas.com, 21 Mei 2025, 19:37 WIB
Zintan Prihatini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat, sejumlah wilayah kebanjiran usai hujan deras mengguyur sebagian besar wilayah Jakarta, Rabu (21/5/2025) sore.

Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji, mengungkapkan penyebab hujan masih terjadi di tengah musim kemarau lantaran adanya gangguan atmosfer berupa aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO).

Selain itu hujan dipicu gelombang atmosfer ekuatorial seperti Kelvin dan Rossby, serta kondisi suhu permukaan laut yang masih hangat di wilayah perairan Indonesia.

"Gangguan-gangguan tersebut meningkatkan potensi pembentukan awan konvektif, yang dapat menyebabkan hujan turun di sejumlah wilayah meskipun secara klimatologis telah memasuki awal musim kemarau," kata Isnawa dalam keterangannya.

Baca juga: Picu Banjir dan Longsor, 12 Perusahaan di Bogor Dipaksa Bongkar Properti

Berdasarkan pantauan BPBD, banjir terjadi di Jakarta Barat yakni Kelurahan Sukabumi Selatan dengan ketinggian 95 sentimeter (cm).

Sedangkan jalan yang banjir antara lain Jalan Kemang Utara IX, Duren Tiga, Pancoran dan Jalan Raya Pondok Karya, Pela Mampang, Mampang Prapatan dengan ketinggian antara 40 cm-50 cm.

Lalu, Jalan Daud Raya, Sukabumi Utara, Kebon Jeruk serta Jalan Arjuna Selatan, Kebon Jeruk setinggi 30 cm-40 cm.

Isnawa memastikan, pihaknya telah berkoordinasi dengan BMKG dan seluruh perangkat daerah terkait untuk memantau perkembangan cuaca serta memastikan saluran-saluran air di wilayah rawan genangan tetap dalam kondisi baik.

Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD DKI Jakarta juga bersiaga penuh selama 24 jam untuk menerima laporan dari masyarakat dan mengoordinasikan respons cepat di lapangan.

Baca juga: Hanya Beberapa Hari, Banjir Jabodetabek Sebabkan Kerugian Rp 1,69 Triliun

"Kami terus memperkuat kesiapsiagaan petugas dan memaksimalkan penyebaran informasi cuaca secara cepat dan tepat kepada masyarakat. Respons cepat terhadap laporan warga menjadi prioritas kami dalam mengurangi potensi dampak dari hujan yang terjadi pada masa peralihan musim ini,” papar Isnawa.

BPBD Provinsi DKI Jakarta mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem, serta mengajak seluruh warga untuk terus memantau informasi cuaca dari kanal resmi BPBD maupun BMKG.

Masyarakat bisa melapor apabila menemukan potensi bahaya atau bencana melalui layanan Jakarta Siaga 112.

Baca juga: Krisis Iklim Picu Pencairan Gletser Tercepat, Kekeringan dan Banjir Mengintai

"Dengan seluruh langkah ini, BPBD DKI Jakarta berharap masyarakat dapat menjalani musim kemarau 2025 dengan aman, sehat, dan tetap produktif, meski dalam kondisi cuaca yang menantang," ungkap Isnawa.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Investasi Energi Terbarukan Capai Rp 21,64 Triliun, REC Dinilai Bisa Percepat Balik Modal
Investasi Energi Terbarukan Capai Rp 21,64 Triliun, REC Dinilai Bisa Percepat Balik Modal
Pemerintah
PLTP Kamojang Hasilkan 1.326 GWh Listrik, Tekan Emisi 1,22 Juta Ton per Tahun
PLTP Kamojang Hasilkan 1.326 GWh Listrik, Tekan Emisi 1,22 Juta Ton per Tahun
BUMN
Pertamina EP Cepu Dorong Desa Sidorejo Jadi Sentra Pertanian Organik Blora
Pertamina EP Cepu Dorong Desa Sidorejo Jadi Sentra Pertanian Organik Blora
BUMN
Pergerakan Manusia Melampaui Total Migrasi Satwa Liar, Apa Dampaknya?
Pergerakan Manusia Melampaui Total Migrasi Satwa Liar, Apa Dampaknya?
Pemerintah
Tambang Batu Bara Bekas Masih Lepaskan Karbon, Studi Ungkap
Tambang Batu Bara Bekas Masih Lepaskan Karbon, Studi Ungkap
Pemerintah
KKP Pastikan Udang RI Bebas Radioaktif, Kini Ekspor Lagi ke AS
KKP Pastikan Udang RI Bebas Radioaktif, Kini Ekspor Lagi ke AS
Pemerintah
Sampah Plastik “Berlayar” ke Samudra Hindia dan Afrika, Ini Penjelasan Peneliti BRIN
Sampah Plastik “Berlayar” ke Samudra Hindia dan Afrika, Ini Penjelasan Peneliti BRIN
Pemerintah
75 Persen Hiu Paus di Papua Punya Luka, Tunjukkan Besarnya Ancaman yang Dihadapinya
75 Persen Hiu Paus di Papua Punya Luka, Tunjukkan Besarnya Ancaman yang Dihadapinya
LSM/Figur
Jangan Sia-siakan Investasi Hijau China, Kunci Transisi Energi Indonesia Ada di Sini
Jangan Sia-siakan Investasi Hijau China, Kunci Transisi Energi Indonesia Ada di Sini
Pemerintah
Eropa Sepakat Target Iklim 2040, tapi Ambisinya Melemah, Minta Kelonggaran
Eropa Sepakat Target Iklim 2040, tapi Ambisinya Melemah, Minta Kelonggaran
Pemerintah
Human Initiative Gelar Forum Kolaborasi Multipihak untuk Percepatan SDGs
Human Initiative Gelar Forum Kolaborasi Multipihak untuk Percepatan SDGs
Advertorial
Batu Bara Sudah Tidak Cuan, Terus Bergantung Padanya Sama Saja Bunuh Diri Perlahan
Batu Bara Sudah Tidak Cuan, Terus Bergantung Padanya Sama Saja Bunuh Diri Perlahan
Pemerintah
Kisah Nur Wahida Tekuni Songket hingga Raup Cuan di Mancanegara
Kisah Nur Wahida Tekuni Songket hingga Raup Cuan di Mancanegara
LSM/Figur
Startup Biodiversitas Tarik Investor Beragam, Namun Raih Modal Kecil
Startup Biodiversitas Tarik Investor Beragam, Namun Raih Modal Kecil
Pemerintah
FAO Peringatkan Degradasi Lahan Ancam Miliaran Orang
FAO Peringatkan Degradasi Lahan Ancam Miliaran Orang
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau