JAKARTA, KOMPAS.com — Keberadaan asosiasi profesional di bidang ESG semakin krusial untuk guna mendukung praktik bisnis yang bertanggung jawab, baik secara lingkungan, sosial, maupun tata kelola.
Chairman Indonesian ESG Professional Association (IEPA), Herry Ginanjar, mengatakan tingkat kesadaran masyarakat dan pelaku usaha di Indonesia terkait ESG saat ini berada di level 2,5—berdasarkan hasil kajian internal.
Artinya, pemahaman dan penerapan prinsip berkelanjutan belum menyeluruh, dan masih terbatas pada sebagian kecil pelaku bisnis.
Baca juga: A-EPIC Dorong Kolaborasi Regional untuk Percepatan ESG di Asia
Ia juga menyoroti sejumlah tantangan besar dalam implementasi ESG di Indonesia, seperti belum adanya platform komunikasi yang kuat antarpelaku, maraknya praktik greenwashing, lemahnya transparansi dan pelaporan keberlanjutan, serta minimnya investasi jangka panjang untuk dampak sosial dan lingkungan.
“Karena itulah, penerapan prinsip keberlanjutan ini tidak bisa hanya dibebankan pada pemerintah atau korporasi besar. Diperlukan kolaborasi lintas sektor dengan pelaku yang punya kompetensi, komitmen, dan akses pada praktik terbaik ESG,” ujar Herry, Jumat (16/5/2025).
IEPA yang digagas sejak 2022 mencoba menjembatani kesenjangan antara pemerintah, korporasi besar, dan pelaku usaha lain dalam mendorong praktik ESG.
Asosiasi ini menjadi wadah kolaboratif untuk edukasi, pertukaran praktik baik, serta dialog lintas sektor dalam membangun ekosistem bisnis yang berkelanjutan.
Baca juga: Eksekutif Senior Prioritaskan Faktor ESG dalam Keputusan Karier
Menanggapi dinamika global, negara-negara besar yang terlihat mundur dari menerapkan prinsip berkelanjutannya termasuk keputusan Amerika Serikat untuk mundur dari Paris Agreement, Herry menegaskan bahwa hal itu tidak seharusnya memengaruhi komitmen Indonesia.
“Setiap negara memiliki prioritasnya masing-masing. Lagipula, Indonesia punya target Net Zero Emisi pada 2060,” ucapnya.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya