Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BRIN-PT GIGATECH Luncurkan Inovasi Motor Tempel Listrik

Kompas.com - 08/06/2025, 09:10 WIB
Eriana Widya Astuti,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com — Penggunaan teknologi ramah lingkungan menjadi salah satu strategi utama untuk menjaga suhu global tidak melebihi 1,5 derajat Celcius. Indonesia pun menargetkan pencapaian FOLU Net Sink 2030 sebagai bagian dari upaya tersebut.

Berdasarkan desakan tersebut, BRIN dan PT Giga Inovasi Nusantara (GIGATECH) mencoba mengambil peran dengan meluncurkan inovasi motor tempel yang ramah lingkungan untuk perahu wisata di Sungai Maron, Kabupaten Pacitan, pada Kamis (5/6/2025).

Motor tempel listrik ini dirancang khusus untuk menggantikan mesin berbahan bakar fosil pada perahu wisata di Sungai Maron.

Kepala Pusat Riset Teknologi Transportasi BRIN, Aam Muharam, mengatakan bahwa produk teknologi yang diluncurkan ini merupakan bentuk dukungan riset dan inovasi terhadap elektrifikasi transportasi perairan, sekaligus mendukung upaya pelestarian lingkungan.

“Salah satu kegiatan pengembangan bersama dengan industri, sejalan dengan fokus hilirisasi teknologi di pusat riset sekaligus mengakselerasi program nasional seperti FOLU Net Sink 2030 dan transisi menuju kendaraan berbasis listrik,” ujar Aam, sebagaimana dikutip dari keterangan tertulis BRIN pada Sabtu (7/6/2025).

Aam menjelaskan bahwa motor tempel listrik memiliki sejumlah keunggulan yang berdampak positif bagi lingkungan.

“Motor tempel ini tidak menghasilkan emisi karbon, sehingga sangat mendukung upaya pengurangan polusi udara,” jelasnya.

Baca juga: Program Listrik Desa, Bahlil Targetkan Elektrifikasi 5.758 Lokasi

Ia juga menambahkan bahwa motor tempel ini beroperasi dengan suara yang sangat minim. Selain tidak menimbulkan polusi suara, kondisi ini menciptakan suasana perjalanan yang tenang dan menyatu dengan alam, sehingga sangat sesuai untuk kawasan ekowisata yang mengedepankan kenyamanan dan pengalaman alami bagi wisatawan.

Selain itu, efisiensi energi motor listrik jauh lebih tinggi dibandingkan mesin konvensional. Keunggulan ini dinilai dapat memberikan penghematan signifikan dalam jangka panjang bagi para pemilik perahu.

Di sisi lain, menurut Aam, motor listrik ini juga memerlukan perawatan yang lebih sederhana dan berbiaya rendah karena memiliki lebih sedikit komponen bergerak.

“Langkah ini juga sejalan dengan komitmen Indonesia dalam Perjanjian Paris untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) hingga 41 persen dengan dukungan internasional,” ujarnya.

Adapun peluncuran dilakukan langsung di kawasan Sungai Maron, destinasi wisata Kabupaten Pacitan yang dikenal dengan keindahan tebing karst, air jernih, dan vegetasi tropisnya.

Motor tempel ini diharapkan dapat meningkatkan daya tarik wisata Sungai Maron sebagai kawasan ekowisata yang menekankan kenyamanan dan kelestarian lingkungan.

Melalui kegiatan ini, BRIN dan PT GIGATECH tidak hanya memperkenalkan produk inovatif, tetapi juga membangun ekosistem kolaboratif lintas sektor.

Pihaknya berharap sinergi ini dapat menjadi model penerapan teknologi hijau di destinasi wisata lainnya di Indonesia.

Sebagai informasi, acara peluncuran dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk Bupati Pacitan, Kepala Organisasi Riset Energi dan Manufaktur BRIN, Kepala Pusat Riset Teknologi Transportasi BRIN, CEO PT GIGATECH, kepala dinas terkait, kelompok sadar wisata, tokoh masyarakat lokal, serta media nasional dan lokal.

Baca juga: Pemerintah Bangun Transmisi 47 Ribu Kms untuk Alirkan Listrik dari Pembangkit EBT

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Cabai Palurah dari IPB, Solusi Pedas Berkelanjutan untuk Dapur dan Industri
Cabai Palurah dari IPB, Solusi Pedas Berkelanjutan untuk Dapur dan Industri
LSM/Figur
Produksi Hidrogen Lepas Pantai Tingkatkan Suhu Lokal, Perlu Mitigasi
Produksi Hidrogen Lepas Pantai Tingkatkan Suhu Lokal, Perlu Mitigasi
Pemerintah
Tanam 1.035 Pohon, Kemenhut Kompensasi Jejak Karbon Institusi
Tanam 1.035 Pohon, Kemenhut Kompensasi Jejak Karbon Institusi
Pemerintah
Valuasi Ekonomi Tunjukkan Raja Ampat Lebih Kaya dari Hasil Tambangnya
Valuasi Ekonomi Tunjukkan Raja Ampat Lebih Kaya dari Hasil Tambangnya
LSM/Figur
Murah tapi Mematikan: Pembakaran Plastik Tanpa Kontrol Hasilkan Dioksin dan Furan
Murah tapi Mematikan: Pembakaran Plastik Tanpa Kontrol Hasilkan Dioksin dan Furan
Pemerintah
Driver Ojol Mitra UMKM Grab Akan Dapat Insentif BBM dan KUR
Driver Ojol Mitra UMKM Grab Akan Dapat Insentif BBM dan KUR
Pemerintah
Menhut: Target NDC Perlu Realistis, Ambisius tetapi Tak Tercapai Malah Rugikan Indonesia
Menhut: Target NDC Perlu Realistis, Ambisius tetapi Tak Tercapai Malah Rugikan Indonesia
Pemerintah
Populasi Penguin Kaisar Turun 22 Persen dalam 15 Tahun, Lebih Buruk dari Prediksi
Populasi Penguin Kaisar Turun 22 Persen dalam 15 Tahun, Lebih Buruk dari Prediksi
LSM/Figur
Pembukaan Lahan dan Pembangunan Sebabkan Buaya Muncul ke Permukiman
Pembukaan Lahan dan Pembangunan Sebabkan Buaya Muncul ke Permukiman
Pemerintah
Grab Rekrut Ribuan Driver Ojol untuk Sekaligus Jadi Mitra UMKM
Grab Rekrut Ribuan Driver Ojol untuk Sekaligus Jadi Mitra UMKM
Swasta
Potensi Rumput Laut Besar, tetapi Baru 11 Persen Lahan Budidaya yang Dimanfaatkan
Potensi Rumput Laut Besar, tetapi Baru 11 Persen Lahan Budidaya yang Dimanfaatkan
Pemerintah
Veronica Tan Ingin Jakarta Ramah Perempuan dan Anak
Veronica Tan Ingin Jakarta Ramah Perempuan dan Anak
Pemerintah
BRI Fellowship Journalism 2025 Kukuhkan 45 Jurnalis Penerima Beasiswa S2
BRI Fellowship Journalism 2025 Kukuhkan 45 Jurnalis Penerima Beasiswa S2
BUMN
Sistem Tanam Padi Rendah Karbon, Apakah Memungkinkan?
Sistem Tanam Padi Rendah Karbon, Apakah Memungkinkan?
Pemerintah
Emisi Kapal Turun jika Temukan Jalur Pelayaran Baru yang Efisien
Emisi Kapal Turun jika Temukan Jalur Pelayaran Baru yang Efisien
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau