“Tantangannya ada dari sisi pengetahuan, pendanaan dan juga regulasi,” ujar Aditya.
Ia menjelaskan, walau tren keberlanjutan tengah berkembang, masih banyak pelaku industri yang belum memahami urgensi transisi energi dalam mendukung keberlanjutan lingkungan.
Keterbatasan pengetahuan ini juga terjadi di sektor keuangan, yang membuat sedikit lembaga keuangan bersedia mendanai transisi energi industri.
“Diperlukan juga regulasi yang memberikan insentif kepada sektor industri yang melakukan transisi energi, untuk membuat sektor-sektor industri di Indonesia memilih opsi untuk bertransisi,” jelasnya.
Baca juga: Eropa Bisa Jadi Tujuan Ekspor Baru, Tapi Perusahaan RI Harus Perkuat Sustainability
Kendati menghadapi berbagai hambatan, Aditya menegaskan bahwa CSP terus berupaya membantu lebih banyak sektor industri dalam menjalani transisi energi.
Salah satunya dengan memberikan panduan dan rekomendasi kebijakan yang sejalan dengan kebutuhan industri yang ingin bertransisi.
Dengan demikian, harapannya, kedepan ekosistem industri ramah lingkungan yang berkelanjutan yang mendukung pertumbuhan ekonomi dapat terbentuk.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya