JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kehutanan (Kemenhut) berencana membatasi kuota harian bagi pengunung yang hendak mendaki gunung di Taman Nasional.
Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni, mencatat ada 57 Taman Nasional dan 134 Taman Wisata Alam yang bisa diakses oleh masyarakat. Dia menekankan bahwa taman nasional bukanlah tempat pariwisata massal melainkan ekowisata yang harus dijaga.
"Kami akan menerapkan kuota yang lebih ketat. Sekali lagi, karena ini bukan mass tourism. Jadi bukan dilarang untuk naik gunung, tetapi kuotanya dibatasi supaya sama-sama enjoy, sama-sama nyaman," ujar Raja Juli dalam acara Indofest 2025 di Jakarta Pusat, Kamis (12/6/2025).
Sistem pendaftarannya akan berganti, dari yang sebelumya manual menjadi online. Raja Juli menyampaikan bahwa pembayarannya yang disediakan hanya non tunai. Sosialisasi terkait kebijakan ini juga diperluas agar pengunjung dapat melakukan persiapan sebelum berkunjung.
Baca juga: Taman Nasional di Kenya Berbenah di Tengah Ancaman Perubahan Iklim
"Sekarang sudah 87 persen yang diterapkan oleh Pak Dirjen, cashless payment supaya transparan, anggaran yang didapatkan dapat dikembalikan ke alam, dan infrastruktur," ucap dia.
Sebelumnya, Kemenhut meminta unit pelaksana tugas atau UPT memastikan kenyamanan dan keselamatan pengunjung dengan menerapkan berbagai langkah seperti memastikan rambu-rambu dan papan peringatan.
Koordinasi dengan berbagai pihak terkait dilakukan termasuk penyedia fasilitas kesehatan guna mengantisipasi kondisi darurat atau kecelakaan.
Raja Juli lantas mengimbau agar pendaki gunung menjaga alam, dan tidak membuang sampah sembarangan. Pihaknya pun mengajak para desainer untuk mendesain toilet di setiap taman nasional dengan kriterian yang bersih, nyaman, dan bisa digunakan banyak pendaki gunung.
Baca juga: Balai Besar TN Kerinci Seblat Bantah Ladang Ganja Berada Dalam Taman
"Kami akan desain smart toilet yang menjamin toiletnya bersih, ramah energi, tidak perlu banyak air, tetapi sekali lagi membuat para pengunjung taman nasional menjadi nyaman. Silahkan baca instagram kami," imbuh Raja Juli.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya