Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perketat Taman Nasional, Kemenhut Akan Batasi Kuota Harian Pendaki Gunung

Kompas.com - 12/06/2025, 16:11 WIB
Zintan Prihatini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kehutanan (Kemenhut) berencana membatasi kuota harian bagi pengunung yang hendak mendaki gunung di Taman Nasional.

Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni, mencatat ada 57 Taman Nasional dan 134 Taman Wisata Alam yang bisa diakses oleh masyarakat. Dia menekankan bahwa taman nasional bukanlah tempat pariwisata massal melainkan ekowisata yang harus dijaga. 

"Kami akan menerapkan kuota yang lebih ketat. Sekali lagi, karena ini bukan mass tourism. Jadi bukan dilarang untuk naik gunung, tetapi kuotanya dibatasi supaya sama-sama enjoy, sama-sama nyaman," ujar Raja Juli dalam acara Indofest 2025 di Jakarta Pusat, Kamis (12/6/2025).

Sistem pendaftarannya akan berganti, dari yang sebelumya manual menjadi online. Raja Juli menyampaikan bahwa pembayarannya yang disediakan hanya non tunai. Sosialisasi terkait kebijakan ini juga diperluas agar pengunjung dapat melakukan persiapan sebelum berkunjung.

Baca juga: Taman Nasional di Kenya Berbenah di Tengah Ancaman Perubahan Iklim

"Sekarang sudah 87 persen yang diterapkan oleh Pak Dirjen, cashless payment supaya transparan, anggaran yang didapatkan dapat dikembalikan ke alam, dan infrastruktur," ucap dia.

Sebelumnya, Kemenhut meminta unit pelaksana tugas atau UPT memastikan kenyamanan dan keselamatan pengunjung dengan menerapkan berbagai langkah seperti memastikan rambu-rambu dan papan peringatan.

Koordinasi dengan berbagai pihak terkait dilakukan termasuk penyedia fasilitas kesehatan guna mengantisipasi kondisi darurat atau kecelakaan.

Raja Juli lantas mengimbau agar pendaki gunung menjaga alam, dan tidak membuang sampah sembarangan. Pihaknya pun mengajak para desainer untuk mendesain toilet di setiap taman nasional dengan kriterian yang bersih, nyaman, dan bisa digunakan banyak pendaki gunung.

Baca juga: Balai Besar TN Kerinci Seblat Bantah Ladang Ganja Berada Dalam Taman

"Kami akan desain smart toilet yang menjamin toiletnya bersih, ramah energi, tidak perlu banyak air, tetapi sekali lagi membuat para pengunjung taman nasional menjadi nyaman. Silahkan baca instagram kami," imbuh Raja Juli.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Indonesia Bisa Jadi Eksportir Hidrogen Bersih, Ada 4 Penentu Kesuksesannya
Indonesia Bisa Jadi Eksportir Hidrogen Bersih, Ada 4 Penentu Kesuksesannya
LSM/Figur
Hidrogen Hijau Mahal, PLN Minta Pemerintah Tiru Jepang
Hidrogen Hijau Mahal, PLN Minta Pemerintah Tiru Jepang
BUMN
Cara Hitung “Bagian Adil” Terkait Aksi Iklim Bias, Negara Kaya Diuntungkan
Cara Hitung “Bagian Adil” Terkait Aksi Iklim Bias, Negara Kaya Diuntungkan
LSM/Figur
Studi: Petani Sawit Mandiri Indonesia Tersisih dari Pasar Berkelanjutan
Studi: Petani Sawit Mandiri Indonesia Tersisih dari Pasar Berkelanjutan
LSM/Figur
Mengurai Strategi Hijau ASDP untuk Ferry Inklusif dan Berkelanjutan
Mengurai Strategi Hijau ASDP untuk Ferry Inklusif dan Berkelanjutan
BUMN
Dulu Melindungi, Kini Mencemari: Masker Covid-19 Jadi Masalah Global
Dulu Melindungi, Kini Mencemari: Masker Covid-19 Jadi Masalah Global
LSM/Figur
CarbonEthics Hitung Jejak Karbon AIGIS 2025, Capai 98,58 Ton CO2e
CarbonEthics Hitung Jejak Karbon AIGIS 2025, Capai 98,58 Ton CO2e
Swasta
BNPB: Banjir Bali Tunjukkan Kompleksitas Iklim, Bencana Hidrometeorologi, dan Prakiraan Cuaca
BNPB: Banjir Bali Tunjukkan Kompleksitas Iklim, Bencana Hidrometeorologi, dan Prakiraan Cuaca
Pemerintah
KLH Proyeksikan 4,8 Juta Ton CO2 Bisa Dijual di Pasar Karbon
KLH Proyeksikan 4,8 Juta Ton CO2 Bisa Dijual di Pasar Karbon
Pemerintah
Krisis Iklim, DBD Merebak, Ada 4,6 Juta Tambahan Kasus per Tahun
Krisis Iklim, DBD Merebak, Ada 4,6 Juta Tambahan Kasus per Tahun
LSM/Figur
Ironi Perikanan Indonesia: Produk Buruk, Penduduk Pesisir Stunting
Ironi Perikanan Indonesia: Produk Buruk, Penduduk Pesisir Stunting
Pemerintah
6 Tersangka Penambang Emas Ilegal di TN Meru Betiri Terancam 15 Tahun Penjara
6 Tersangka Penambang Emas Ilegal di TN Meru Betiri Terancam 15 Tahun Penjara
Pemerintah
Dari Limbah Jadi Harapan: Program FABA PLN Buka Jalan Kemandirian Warga Binaan
Dari Limbah Jadi Harapan: Program FABA PLN Buka Jalan Kemandirian Warga Binaan
BUMN
Hari Ozon Sedunia, Belantara Foundation Gandeng Vanfu Tanam Pohon di Riau
Hari Ozon Sedunia, Belantara Foundation Gandeng Vanfu Tanam Pohon di Riau
LSM/Figur
Di Tengah Gencarnya Jargon Karbon Biru, Mangrove dan Lamun Menyusut
Di Tengah Gencarnya Jargon Karbon Biru, Mangrove dan Lamun Menyusut
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau