Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sederet Upaya Keberlanjutan Astra Group, Bangun PLTS hingga Kembangkan Bahan Bakar Hidrogen

Kompas.com - 28/06/2025, 21:17 WIB
Zintan Prihatini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

BERAU, KOMPAS.com - PT Energia Prima Nusantara (EPN), anak perusahaan PT United Tractors Tbk, menyebut telah memanfaatkan energi baru terbarukan (EBT) antara lain memasang PLTS, mengeksplorasi pembangkit geotermal, hingga mengembangkan bahan bakar hidrogen.

Director Operation and Engineering EPN, Eko Harry Ariadin, mengungkapkan pihaknya membangun PLTS untukak perusahaan grup Astra dengan total kapasitas keseluruhan terpasang 30,2 megawatt peak (MWp). Sebanyak 5 MWp dalam sedang tahap pemasangan.

"Ini rata-rata semuanya rooftop di areanya Astra Group, pabrik-pabriknya Astra, Astra Daihatsu, Astra Otopart kemudian dealer-dealernya auto2000, PAMA kami pasang solar panelnya," ungkap Eko dalam Media Gathering PAMA Group di Berau, Kalimantan Timur, Rabu (25/6/2025).

Baca juga: IESR: Potensi EBT di Jawa Tengah Capai 201 Gigawatt

Selain itu, EPN melakukan co-firing atau mengganti bahan bakar batu bara dengan biomassa di PLTU PAMA 1 dengan kapasitas 2x15 megawatt (MW). Bahan baku biomassa didapatkan dari sisa kayu dari penebangan pohon di wilayah usaha Pertambangan TTA (PAMA Group) di Kalimantan Tengah.

Guna mendorong transisi energi, perusahaan turut mengembangkan pembangkit geotermal di PLTP Rantau Dedap, Sumatera Selatan.

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!
Kompas.id
Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!

Pembangkit ini dioperasikan oleh PT Supreme Energy Rantau Deda dan mulai beroperasi secara komersial pada 2021 dengan kapasitas 91 MW.

"Selanjutnya ada waste to energy (proyek) PT Jabar Environmental Solution (JES), konsepnya adalah bagaimana nanti sampah kota itu dikumpulkan di Legok Nangka, Jawa Barat. Sampah kota dipilah mana materi-materi yang bisa diolah atau tidak,” tutur Eko..

Baca juga: RUPTL PLN dan Pragmatisme Transisi Energi

Pihaknya pun berencana mengolah sampah di enam kabupaten wilayah Bandung untuk menggerakan turbin. Setidaknya, ada 2.000 ton sampah per hari yang nantinya diolah.

PT EPN kini berencana mengembangkan bahan bakar hidrogen untuk dump truck. Proyek tersebut akan dimulai pada 2026 mendatang.

"Hidrogen project untuk mensupport PAMA project tahun depan, kami akan implementasi hidrogen dump truck di area mining cluster improvement program," jelasnya.

Sejauh ini, produksi hidrogen masih dalam tahap pembelajaran. Eko menjelaskan, proyek bahan bakar hidrogen dilatarbelakangi melimpahnya air di kawasan operasional perusahaan.

"Kalau hidrogen memang dari holding kami, UT sama PAMA ingin trial hidrogen. Pada saatnya nanti, hidrogen itu bisa saja menjadi salah satu bahan bakar yang vital," kata dia.

Baca juga: Lewat 2 Megaproyek, PLN IP Genjot Pembangkit EBT 2,4 Gigawatt pada 2035

Eko menjelaskan, teknologi yang digunakan ialah elektrolisis air yakni air dengan spesifikasi tertentu diolah dalam alat elektrolisa untuk menghasilkan hidrogen. Hidrogen kemudian dimanfaatkan sebagai bahan bakar dalam sistem fuel cell, yang menggerakkan dump truck ramah lingkungan.

"Yang sudah ada hidrogen setahu saya baru Anglo American (perusahaan tambang), tetapi enggak masif karena masih mahal," imbuh Eko.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
Pemerintah
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
LSM/Figur
Gula dan Minyak Goreng Juga Sumber Emisi, Industri Perlu Hitung Dampaknya
Gula dan Minyak Goreng Juga Sumber Emisi, Industri Perlu Hitung Dampaknya
Swasta
Cegah Banjir, Pemprov DKI Siagakan Pasukan Oranye untuk Angkut Sampah Sungai
Cegah Banjir, Pemprov DKI Siagakan Pasukan Oranye untuk Angkut Sampah Sungai
Pemerintah
Greenpeace: Hujan Juli Bukan Anomali, Tanda Krisis Iklim karena Energi Fosil
Greenpeace: Hujan Juli Bukan Anomali, Tanda Krisis Iklim karena Energi Fosil
Pemerintah
Anoa dan Babirusa Buktikan, Pulau Kecil Kunci Jaga Keanekaragaman
Anoa dan Babirusa Buktikan, Pulau Kecil Kunci Jaga Keanekaragaman
LSM/Figur
Triwulan I 2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Capai Rp 89,9 Triliun
Triwulan I 2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Capai Rp 89,9 Triliun
BUMN
Kelinci Terlangka di Dunia Terekam Kamera Jebak di Hutan Sumatera
Kelinci Terlangka di Dunia Terekam Kamera Jebak di Hutan Sumatera
LSM/Figur
Menteri LH Minta Perusahaan Bantu Kelola Sampah Warga Pakai Dana CSR
Menteri LH Minta Perusahaan Bantu Kelola Sampah Warga Pakai Dana CSR
Pemerintah
Lumba-Lumba Muncul di Laut Jakarta, Jadi Momentum Perkuat Perlindungan Perairan
Lumba-Lumba Muncul di Laut Jakarta, Jadi Momentum Perkuat Perlindungan Perairan
LSM/Figur
Kemenperin Dorong Industri Lapor Emisi Lewat SIINas
Kemenperin Dorong Industri Lapor Emisi Lewat SIINas
Pemerintah
Pertamina Gandeng Kelompok Tani Hutan Perkuat Perhutanan Sosial
Pertamina Gandeng Kelompok Tani Hutan Perkuat Perhutanan Sosial
BUMN
Pemerintah Resmikan Pasar Perdagangan Sertifikat EBT ICDX
Pemerintah Resmikan Pasar Perdagangan Sertifikat EBT ICDX
Swasta
Perubahan Iklim, Situs Warisan Dunia Terancam Kekeringan atau Banjir
Perubahan Iklim, Situs Warisan Dunia Terancam Kekeringan atau Banjir
LSM/Figur
Ancaman Tersembunyi Perubahan Iklim, Bikin Nutrisi Makanan Turun
Ancaman Tersembunyi Perubahan Iklim, Bikin Nutrisi Makanan Turun
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau