JAKARTA, KOMPAS.com - CEO Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE), John Anis, menyatakan bahwa baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) dalam negeri ditargetkan bisa diproduksi pada 2026 mendatang.
Pertamina NRE, selaku anak perusahaan Pertamina, ditunjuk untuk membangun ekosistem baterai EV sekaligus berperan dalam konsorsium yang dipimpin Antam, Indonesia Battery Corporation (IBC), dan Contemporary Amperex Technology Co Ltd (CBL).
"Untuk fase pertama (kapasitas baterai) 6,9 gigawatt hour tetapi nanti akan ke 15 gigawatt hour, jadi tambah sekitar 8,1 untuk fase 2. Kami berharap juga bisa produksi segera di tahun 2026," ujar John dalam acara di Jakarta Pusat, Kamis (3/7/2025).
Baca juga: Indonesia Bisa Ciptakan 2 Juta Green Jobs jika Jadi Hub Produksi EV
Dia menyebut, produksi baterai EV membutuhkan investasi yang sangat besar. Kendati demikian, John tak memerinci berapa nilai investasi tersebut.
"Di awal lebih banyak mungkin (bahan baku) lithium, tetapi ujung-ujungnya nanti nikel. Jadi ini bagian dari planning yang besar, masih panjang dan memang investasinya nanti cukup luar biasa," jelas John.
Perusahaan juga berencana memproduksi battery electric vehicle (BEV) hingga baterai daur ulang.
Adapun pemerintah resmi memulai pembangunan ekosistem industri baterai kendaraan listrik terintegrasi di Karawang, Jawa Barat, Minggu (29/6/2025).
Dalam sambutannya, Presiden Prabowo Subianto menegaskan pentingnya proyek tersebut bagi kemandirian energi Indonesia.
Baca juga: Bagaimana agar Ambisi Indonesia Jadi Hub Produksi EV Terwujud?
“Proyek ini punya nilai strategis. Karena kunci dari pembangunan suatu bangsa adalah kemampuan bangsa itu mengolah sumber daya alamnya sehingga bermanfaat dan memiliki nilai tambah bagi kesejahteraan masyarakat. Industri baterai ini nantinya akan menjadi kunci kedaulatan energi,” ungkap Prabowo.
Pembangunan ekosistem baterai EV dinilai menjadi wujud nyata dari dukungan pemerintah terhadap pengembangan industri hijau dan upaya penurunan emisi karbon di Indonesia.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya