JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pertamina (Persero) menggandeng ACWA Power, perusaahaan asal Arab Saudi, untuk mengembangkan teknologi energi bersih.
Kerja sama dilakukan melalui penandatanganan nota kesepakatan bersamaan rangkaian kunjungan resmi Presiden Prabowo Subianto ke Arab pada 2 Juli 2025.
Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, menjelaskan bahwa kerja sama tersebut sejalan dengan target pemerintah dalam mewujudkan swasembada energi nasional melalui pengoptimalan sumber energi bersih.
"Pertamina berkomitmen penuh terhadap strategi pertumbuhan ganda, yaitu memastikan keamanan energi nasional sekaligus mempercepat transisi energi," kata Simon dalam keterangannya, Kamis (3/7/2025).
Baca juga: IESR Ungkap Strategi Penuhi 100 Persen Kebutuhan Energi dari Sumber Terbarukan
"Kolaborasi kami dengan ACWA Power merupakan langkah strategis untuk mewujudkan visi ini,” imbuh dia.
Simon menyampaikan, ACWA Power merupakan salah satu perusahaan global terkemuka dalam solusi energi terbarukan dan gas ke listrik atau gas to power. Kedua perusahaan bisa bekerja sama dalam mendukung agar Indonesia menjadi pemimpin dalam transisi energi di Asia Tenggara.
“Dengan menggabungkan kekuatan pada energi terbarukan, hidrogen hijau, dan infrastruktur berkelanjutan, kami bertujuan untuk menciptakan nilai nyata bagi kedua negara dan memimpin transformasi kawasan menuju ekonomi rendah karbon,” jelas dia.
Pertamina mengalokasikan capital expenditure atau belanja modal sekitar 14-16 persen untuk pengembangan energi bersih. Menurut Simon, persentase tersebut jauh di atas rata-rata perusahaan energi global yang mengalokasikan hanya satu digit saja.
Baca juga: PLTA Dunia Kembali Menggeliat, Didorong Pompa Penyimpan Energi
Perusahaannya turut mengembangkan energi bersih dari surya untuk mendukung operasional berbagai lini bisnis berbasis energi bersih.
"Pertamina juga mengelola energi bersih dari sumber panas bumi dengan kapasitas terbesar di Indonesia. Total kapasitas terpasang mencapai 1.877,5 MW, dengan produksi listrik dari panas bumi mencapai 4.827,22 gigawatt hour (GWh) per tahun," tutur Simon.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya