Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suhu Indonesia Bisa Naik 3,5 Derajat Celsius pada 2100, Bappenas Siapkan Langkah Strategis

Kompas.com - 12/08/2025, 19:00 WIB
Manda Firmansyah,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Indonesia menghadapi ancaman panas yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Kementerian PPN/Bappenas memproyeksikan suhu akan melonjak 1,5–3,5 derajat Celcius pada tahun 2100, mengacaukan pola hujan.

"Kekeringan ini juga akan lebih sering. Di atas dari kondisi normal yang saat ini," ujar Direktur Lingkungan Hidup Kementerian PPN/Bappenas, Nizar Marizi, Selasa (12/8/2025).

Bappenas mengungkap, perubahan iklim mulai membalik peta cuaca Indonesia.

Daerah yang dulu kering kini sering hujan, sementara wilayah dengan curah hujan tinggi justru mulai mengering.

Dampaknya? Ancaman serius pada ketersediaan air dan produksi padi.

Baca juga: Bagaimana Krisis Iklim Bikin Gajah dan Manusia Bertengkar? Ahli Jelaskan

Bappenas telah menjadikan pembangunan rendah karbon dan ketahanan iklim sebagai tulang punggung Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah Nasional.

"Yang salah satu pilarnya adalah ekonomi hijau. Jadi memang sudah dimandatkan juga di dalam kesepakatan internasional bahwa upaya peningkatan perubahan iklim ini harus diintegrasikan ke dalam rencana pembangunan nasional negara-negara di dunia," urai Nizar.

Lima sektor jadi prioritas, yaitu laut, pesisir, air, pertanian, dan kesehatan. Targetnya adalah memangkas kerugian ekonomi akibat bencana dan bahaya iklim, dari 0,3 persen terhadap PDB pada 2024 menjadi lebih rendah di masa depan.

Di tingkat daerah, keseriusan bervariasi.

Data Kemendagri menunjukkan, Kalimantan Tengah mengalokasikan 5 perssn APBD untuk urusan lingkungan hidup, kehutanan, serta energi dan sumber daya mineral (ESDM), tertinggi di Indonesia. Sebaliknya, Jakarta hanya kurang dari 1 persen.

"Kami coba bandingkan dengan APBD-nya, ini dalam lingkungan hidup yang tertinggi Kalteng, yang terendah DKI (Jakarta), yang cukup rendah (lainnya) Lampung," kata Analis Hukum Ahli Muda Subdit Kehutanan Kemendagri, Arief Fibriyanto.

Empat program provinsi yang berkontribusi langsung pada pengendalian iklim mencakup perlindungan ekosistem, pendidikan dan pelatihan, pengelolaan daerah aliran sungai (DAS), serta pemberdayaan masyarakat di bidang perhutanan.

Namun, program di luar sektor ini belum seluruhnya tercatat karena kendala tagging di pemerintah daerah.

Baca juga: Krisis Iklim Perbanyak Jumlah Penduduk Miskin dan Jadi Beban Bagi Perempuan

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
BNPB Ingatkan Mahalnya Biaya Akibat Abaikan Risiko Perubahan Iklim
BNPB Ingatkan Mahalnya Biaya Akibat Abaikan Risiko Perubahan Iklim
Pemerintah
Menemukan Keseimbangan antara Produktivitas dan Ketahanan Data lewat AI
Menemukan Keseimbangan antara Produktivitas dan Ketahanan Data lewat AI
Swasta
Energi Terbarukan Saja Tak Cukup, Ahli Ingatkan Penerapan Bertanggung Jawab
Energi Terbarukan Saja Tak Cukup, Ahli Ingatkan Penerapan Bertanggung Jawab
Pemerintah
Perubahan Iklim Perparah Kerentanan Anak Disabilitas dan Penderita Kusta
Perubahan Iklim Perparah Kerentanan Anak Disabilitas dan Penderita Kusta
Pemerintah
Gunakan AI, Kerugian Infrastruktur karena Bencana Alam Bisa Berkurang 15 Persen
Gunakan AI, Kerugian Infrastruktur karena Bencana Alam Bisa Berkurang 15 Persen
Swasta
Suhu Indonesia Bisa Naik 3,5 Derajat Celsius pada 2100, Bappenas Siapkan Langkah Strategis
Suhu Indonesia Bisa Naik 3,5 Derajat Celsius pada 2100, Bappenas Siapkan Langkah Strategis
Pemerintah
Pentingnya Pengelolaan Pangan Berkelanjutan di Tengah Gejolak Global
Pentingnya Pengelolaan Pangan Berkelanjutan di Tengah Gejolak Global
Pemerintah
Hari Gajah Sedunia, Ahli Ingatkan Pentingnya Koeksistensi dengan Satwa
Hari Gajah Sedunia, Ahli Ingatkan Pentingnya Koeksistensi dengan Satwa
LSM/Figur
Guru Besar IPB: Bakar Lahan Jadi Cara Utama Demi Harga yang Lebih Murah
Guru Besar IPB: Bakar Lahan Jadi Cara Utama Demi Harga yang Lebih Murah
LSM/Figur
Panas Ekstrem Membunuh Burung Tropis, Bikin Populasinya Anjlok
Panas Ekstrem Membunuh Burung Tropis, Bikin Populasinya Anjlok
Pemerintah
Menhut: Presiden Akan Cabut Perda yang Izinkan Pembakaran untuk Buka Lahan
Menhut: Presiden Akan Cabut Perda yang Izinkan Pembakaran untuk Buka Lahan
Pemerintah
Menhut: Angka Karhutla Turun, Presiden Targetkan Nol Kasus
Menhut: Angka Karhutla Turun, Presiden Targetkan Nol Kasus
Pemerintah
Krisis Iklim Perbanyak Jumlah Penduduk Miskin dan Jadi Beban Bagi Perempuan
Krisis Iklim Perbanyak Jumlah Penduduk Miskin dan Jadi Beban Bagi Perempuan
Pemerintah
NTT Tak Masuk Prioritas Penanganan Karhutla, OMC Tetap Jalan
NTT Tak Masuk Prioritas Penanganan Karhutla, OMC Tetap Jalan
Pemerintah
5 Bayi Badak Lahir di Way Kambas, tapi Pendanaan Konservasinya Seret
5 Bayi Badak Lahir di Way Kambas, tapi Pendanaan Konservasinya Seret
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau