Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Bayi Badak Lahir di Way Kambas, tapi Pendanaan Konservasinya Seret

Kompas.com - 12/08/2025, 12:00 WIB
Zintan Prihatini,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak lima bayi badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) lahir di Taman Nasional Way Kambas, Lampung pada 2024.

Ketua Harian Yayasan Badak Indonesia (YABI), Jansen Manansang, mengatakan kelima bayi hewan dilindungi itu lahir dari lima indukan yang hidup di Taman Nasional.

"Bahkan kemungkinan tahun depan kami sudah dapat satu anak (badak). Jadi pengembangannya untuk di eksitu cukup baik," ungkap Jansen saat ditemui di kantor Kementerian Kehutanan, Jakarta Pusat, Senin (11/8/2025).

Dia memperkirakan, jumlah badak sumatera di Indonesia saat ini kurang dari 200 ekor. Oleh karenanya, YABI bersama Balai TN Way Kambas dan perguruan tinggi terus berupaya mengembangbiakannya. Pihaknya pun telah mengumpulkan sperma badak sumatera untuk memperbanyak populasi.

Baca juga: Sisa 87 Ekor dan Cuma Ada di Indonesia, Badak Jawa di Ujung Kepunahan

"Supaya kami betul-betul tau sifatnya, morfologinya, reproduksinya. Sehingga nanti bisa juga untuk seperti badak yang di Sumatera, yang kami bisa kembangbiakan kami sudah tahu semuanya," ucap Jansen.

"Kami ingin juga suatu waktu badak yang dari Jawa juga. Sehingga itu menjamin daripada masa depannya (menggunakan) frozen semen, yang dibekukan," imbuh dia.

Jansen menjelaskan, indukan badak sejak awal dipelihara di TN Way Kambas. Salah satunya dikembalikan oleh Amerika Serikat ke Indonesia. Peneliti lalu mengawinkan indukan badak.

"Dari tahun lalu kami punya anak (badak) dua. Lalu tambah anak dua, jadi tahun ini memang kosong mungkin tahun depan. Biasanya (kehamilan) 15 bulan, seperti gajah, memang prosesnya cukup lama semuanya," tutur dia.

Baca juga: Translokasi Badak Jawa, Langkah Konservasi untuk Cegah Krisis Genetik

Tantangan Pendanaan

Jansen menyebut, tantangan utama konservasi badak sumatera ialah populasinya yang sedikit. Para peneliti menggunakan assisted reproductive technology (ART) untuk membantu kehamilan induk.

"Jadi ini yang kami sekarang akan kembangin, dengan biobank itu kami siapkan semuanya. Kami dengan universitas harapannya bisa melestarikan badak-badak Indonesia," ungkap dia.

Ia mengaku bahwa pendanaan untuk konservasi badak saat ini terkendala kondisi ekonomi global. Pemberian dana pun ikut dipangkas.

"Jadi donatur itu agak sedikit menyetop atau ada kesulitan juga masing-masing. Biasanya International Rhino Foundation, fundingnya dari sana," kata Jansen.

Pendanaan itu dibagi untuk konservasi badak di India, badak sumatera, badak jawa, hingga badak di Afrika.

Keberlanjutan program konservasi badak akan sangat tergantung pada pendanaan tambahan dan alternatif.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Regulasi Karbon Indonesia yang Tak Jelas Batasi Masyarakat Dapat Dana dari Jaga Hutan
Regulasi Karbon Indonesia yang Tak Jelas Batasi Masyarakat Dapat Dana dari Jaga Hutan
LSM/Figur
Terusan Panama Hadapi Krisis Air, Perdagangan Dunia Terancam Melambat
Terusan Panama Hadapi Krisis Air, Perdagangan Dunia Terancam Melambat
LSM/Figur
Yayasan Mochamad Thohir dan William & Lily Foundation Buka Beasiswa ke AS untuk Profesional RI
Yayasan Mochamad Thohir dan William & Lily Foundation Buka Beasiswa ke AS untuk Profesional RI
LSM/Figur
Target Iklim Baru China: Pangkas Emisi 10 Persen dan Tingkatkan Pasar Bahan Bakar Non-Fosil
Target Iklim Baru China: Pangkas Emisi 10 Persen dan Tingkatkan Pasar Bahan Bakar Non-Fosil
Pemerintah
Jadwal Olimpiade Terancam Dirombak akibat Perubahan Iklim
Jadwal Olimpiade Terancam Dirombak akibat Perubahan Iklim
Pemerintah
Perubahan Iklim Picu Pohon di Hutan Hujan Amazon Tumbuh Lebih Besar
Perubahan Iklim Picu Pohon di Hutan Hujan Amazon Tumbuh Lebih Besar
Pemerintah
Cegah Muntaber, Kabupaten Sekadau Deklarasi Bebas BAB Sembarangan
Cegah Muntaber, Kabupaten Sekadau Deklarasi Bebas BAB Sembarangan
Pemerintah
'Langkah Membumi 2025', Blibli Ajak Masyarakat Lirik Gaya Hidup Ramah Lingkungan
"Langkah Membumi 2025", Blibli Ajak Masyarakat Lirik Gaya Hidup Ramah Lingkungan
Swasta
KLH: Bungkus Mie hingga Permen Bebani Lingkungan, Produsen Harus Ikut Cari Solusi
KLH: Bungkus Mie hingga Permen Bebani Lingkungan, Produsen Harus Ikut Cari Solusi
Pemerintah
IESR Sebut Perlu Stimulus Pembiayaan 'Waste to Energy' Atasi Darurat Sampah
IESR Sebut Perlu Stimulus Pembiayaan "Waste to Energy" Atasi Darurat Sampah
LSM/Figur
Bali Krisis, KLH dan Pemprov Susun Perencanaan Lanskap Pasca Banjir
Bali Krisis, KLH dan Pemprov Susun Perencanaan Lanskap Pasca Banjir
Pemerintah
IESR: Investasi Danantara di Waste to Energy Strategis, Tantangan Hulu Hilirnya Besar
IESR: Investasi Danantara di Waste to Energy Strategis, Tantangan Hulu Hilirnya Besar
LSM/Figur
Gelar Humanitarian Dialogue, HFI Perkuat Solidaritas Lintas Iman dan Luncurkan Policy Rumah Ibadah Tangguh Bencana
Gelar Humanitarian Dialogue, HFI Perkuat Solidaritas Lintas Iman dan Luncurkan Policy Rumah Ibadah Tangguh Bencana
Advertorial
Banjir Bali, Menteri LH Beri 3 Bulan bagi Hotel Berbintang untuk Benahi Manajemen Sampah
Banjir Bali, Menteri LH Beri 3 Bulan bagi Hotel Berbintang untuk Benahi Manajemen Sampah
Pemerintah
Pakar IPB: Cara Pemerintah Bangun Pertanian Kuno, Mirip Orde Baru
Pakar IPB: Cara Pemerintah Bangun Pertanian Kuno, Mirip Orde Baru
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau