JAKARTA, KOMPAS.com – Dengan jumlah lebih dari 800.000 masjid yang tersebar di seluruh Indonesia, jaringan masjid dinilai memiliki potensi besar sebagai pusat pemberdayaan umat.
Keberadaan masjid di perkotaan maupun perdesaan dapat menjadi sarana strategis untuk meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan masyarakat.
Sekretaris Jenderal Dewan Masjid Indonesia (DMI), Rahmat Hidayat, mengatakan masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga dapat menjadi pusat peradaban.
Baca juga: Kisah Temu Kamu: Lahir dari Krisis, Usung Pemberdayaan UMKM Berkelanjutan
Melalui peran tersebut, masjid bisa membantu umat mengembangkan keterampilan, baik hard skill maupun soft skill, sehingga lebih berdaya dan terbebas dari kemiskinan.
“Masjid dapat menjadi sarana meningkatkan kompetensi umat, serta membuat mereka berdaya dan terbebas dari kemiskinan,” ujar Rahmat dalam diskusi di Jakarta, Rabu (13/8/2025).
Rahmat menilai, potensi masjid semakin penting di tengah tantangan bonus demografi yang dihadapi Indonesia. Bonus demografi, menurutnya, bisa menjadi aset besar jika generasi muda memiliki aktivitas produktif. Namun, sebaliknya, dapat berubah menjadi beban jika mereka terjebak pergaulan negatif atau menganggur.
Untuk menjawab tantangan tersebut, DMI mengembangkan program Rumah Wirausaha Masjid, yang memberikan pelatihan keterampilan kepada generasi muda agar mampu mengelola usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) berbasis masjid.
Berdasarkan hasil evaluasi, peserta program yang mengikuti pelatihan selama enam bulan mengalami peningkatan penghasilan hingga 32 persen.
Meski demikian, Rahmat mengakui program ini membutuhkan dukungan finansial serta langkah nyata di lapangan. Karena itu, DMI bekerja sama dengan Dompet Dhuafa dan berbagai organisasi masyarakat lain.
“Kami tidak perlu merumuskan terlalu banyak. Jika 10 persen saja masjid bisa berkontribusi, itu sudah luar biasa,” kata Rahmat.
Baca juga: Pemerintah Alokasikan Rp 500 Triliun untuk Warga Miskin, Muhaimin: Bansos Akan Diganti Pemberdayaan
Rahmat optimistis UMKM menjadi kunci dalam menyelamatkan Indonesia dari tantangan bonus demografi. Dengan jumlah sekitar 40 juta pelaku UMKM di Indonesia, kontribusi mereka dapat menciptakan peluang kerja yang signifikan.
“Kalau masing-masing UMKM bisa menyerap dua sampai lima tenaga kerja, itu kan sudah luar biasa,” ujarnya.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya