KOMPAS.com - Science Based Targets initiative (SBTi) mengumumkan draf awal Standar Nol Bersih (Net-Zero) untuk Sektor Ketenagalistrikan.
Draf ini dirancang untuk memungkinkan perusahaan-perusahaan di sektor energi, termasuk yang bergerak di bidang pembangkitan, transmisi, dan distribusi, serta penyimpanan, perdagangan, dan penjualan listrik, menetapkan target jangka pendek dan panjang yang selaras dengan pencapaian nol bersih pada tahun 2050.
Salah satu kriteria utama dalam draf standar ini adalah mewajibkan perusahaan untuk menyusun rencana penghapusan kapasitas bahan bakar fosil tanpa teknologi mitigasi emisi (unabated fossil fuel), dan menghentikan investasi di bidang tersebut.
Baca juga: SBTi: Target Emisi Industri Meroket, China Pimpin dengan 228 Persen
Standar baru ini juga memperkenalkan kriteria yang mewajibkan perusahaan yang menggunakan biomassa untuk pembangkit listrik berkomitmen untuk mendapatkan 100 persen biomassa dari sumber bersertifikat berkelanjutan pada tahun 2030.
SBTi sendiri didirikan pada tahun 2015 dengan tujuan menjadikan penetapan target lingkungan yang berbasis sains sebagai praktik standar bagi perusahaan.
Pada tahun 2021, organisasi ini menerbitkan standar unggulan mereka, Standar Nol Bersih (Net-Zero) Korporat lintas sektor. Saat ini, mereka sedang dalam proses mengembangkan versi terbarunya, yaitu Standar Nol Bersih (Net-Zero) Korporat V2.
Sementara itu, dikutip dari ESG Today, Rabu (3/9/2025) Menurut SBTi, draf standar baru ini muncul saat sektor energi menghadapi risiko dan peluang besar dari transisi menuju nol bersih.
Sektor ini mewakili sebagian besar emisi gas rumah kaca (GRK) dari energi, dan menghadapi ancaman dari perubahan iklim serta transisi pada infrastrukturnya sendiri.
Di sisi lain, sektor ini juga berpotensi memberikan kontribusi signifikan terhadap transisi di sektor lain, serta diuntungkan dari pertumbuhan besar pangsa listrik dalam bauran energi di tahun-tahun mendatang.
Menurut SBTi, sektor energi listrik bertanggung jawab atas hampir 40 persen emisi global terkait energi.
Baca juga: Aliansi Perbankan Net Zero Hentikan Kegiatan Sementara
Sektor ini juga semakin rentan terhadap risiko iklim, yang berujung pada ancaman terhadap infrastruktur penting dan kapasitas pembangkitan. Oleh karena itu, dekarbonisasi yang cepat menjadi suatu hal yang mendesak dan strategis.
Di saat yang sama, peran sektor ini sebagai pemberi daya dekarbonisasi di industri lain memposisikannya untuk pertumbuhan jangka panjang dalam ekonomi yang membatasi emisi karbon.
SBTi mengumumkan peluncuran konsultasi publik untuk mendapatkan masukan tentang draf standar sektor energi yang baru. Konsultasi ini akan dibuka hingga 3 November 2025.
Baca juga: Potensi AI Membantu Keberlanjutan Tak Signifikan, Studi Ungkap
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya