Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisan Valerie Sangari Bangun Platform untuk Donasi Tepat Sasaran ke Panti Asuhan

Kompas.com, 20 September 2025, 16:54 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com – Indonesia kembali dinobatkan sebagai negara paling dermawan di dunia versi World Giving Index 2023.

Namun, di balik tingginya semangat berbagi, masih banyak panti asuhan yang menerima bantuan tidak sesuai kebutuhan, mulai dari tumpukan mi instan hingga camilan tinggi MSG, sementara kebutuhan pokok seperti susu, vitamin, atau buah-buahan sering terabaikan.

Fenomena ini mendorong Krisan Valerie Sangari, Noni Sulawesi Utara 2023 sekaligus penerima Beasiswa TELADAN Tanoto Foundation, untuk bertindak.

Baca juga: Sistem Akreditasi Panti Asuhan Bakal Diubah, Ada Reward and Punishment

Bersama 27 relawan muda, ia merintis platform Bakubantusulut.org yang menghubungkan donatur dengan panti asuhan di Tomohon, Minahasa, hingga Manado.

“Tujuannya sederhana, agar bantuan benar-benar sesuai dengan kebutuhan adik-adik di panti,” kata Krisan dalam siaran pers Tanoto Foundation, Jumat (19/9/2025).

Melalui situs tersebut, timnya memetakan kebutuhan panti secara berbasis data. Dengan begitu, donatur dapat menyalurkan bantuan yang lebih tepat guna, mulai dari bahan makanan sehat, perlengkapan mandi, hingga program beasiswa dan pemeriksaan kesehatan.

Sejak diluncurkan pada 2024, platform ini telah menjangkau lebih dari 40 panti asuhan. Layanannya berkembang, tidak hanya penyaluran bantuan, tetapi juga mencakup program gizi, konseling psikologi, hingga pelatihan keterampilan dan kewirausahaan.

“Bantuan emosional sesederhana menemani anak-anak belajar dan bermain juga sangat berarti. Mereka bisa mendapat teman bicara, sementara pekerja panti punya waktu untuk beristirahat,” tambahnya.

Dari Mi Instant ke Data

Lulusan Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University ini memang memiliki rekam jejak panjang dalam aksi sosial saat di bangku sekolah.

Ia banyak menjumpai donatur datang ke panti asuhan dan membawa barang yang ternyata tidak sesuai dengan kebutuhan. Bahkan barang-barang tersebut akhirnya tidak terpakai dan menjadi sia-sia.

“Misalnya, banyak donatur yang membawa mie instan atau snack-snack yang banyak MSG-nya. Padahal yang lebih dibutuhkan sebenarnya bisa bahan makanan yang lebih sehat lainnya, kemudian peralatan mandi, deterjen, atau buah-buahan,” sebutnya.

Dari situlah anggota Paskibraka Nasional 2016 ini kemudian berinisiatif membuat database kebutuhan panti asuhan yang ada di Sulawesi Utara, khususnya di Tomohon, Minahasa, dan Manado.

Baca juga: Indonesia Lengser dalam Daftar Negara Paling Dermawan 2025, Apa Penyebabnya?

Melalui situs Bakubantusulut.org, Krisan dan 27 tim relawan muda lainnya melakukan pemetaan kebutuhan dengan pendekatan berbasis data. Hasilnya, donatur kini bisa menyalurkan bantuan yang presisi, tidak sekadar berbagi seadanya.

Sejak diinisiasi pada tahun 2024, Bakubantusulut.org telah menjangkau lebih dari 40 panti asuhan.

Layanannya pun berkembang, tidak hanya mencakup penyaluran bantuan dari donatur, kini juga mencakup beasiswa pendidikan, pemeriksaan kesehatan, program gizi, konseling psikologi, hingga pelatihan keterampilan dan kewirausahaan.

“Bantuan emosional sesederhana kita menemani anak-anak belajar dan bermain sangat berarti. Mereka bisa mendapat teman bicara untuk mendengar curahan hati mereka dan pekerja panti juga bisa beristirahat sejenak,” katanya.

Falsafah Minahasa

Platform ini terinspirasi dari falsafah Minahasa Sitou Timou Tumou Tou, yang berarti manusia hidup untuk memanusiakan manusia lain. Nilai tersebut, kata Krisan, semakin terasah ketika dirinya mengikuti program Beasiswa TELADAN Tanoto Foundation.

Baca juga: Sekolah di Sumut Didorong Naik Kelas, Tanoto Foundation Bekali Guru dan Kepala Sekolah

Kini, meski bekerja di Jakarta, Krisan tetap mengoordinasikan jalannya Bakubantusulut.org. Nama “Baku Bantu”, yang berarti saling menolong, menjadi pengingat agar misi sosial ini terus berjalan.

“Selama ada niat baik dan data yang jelas, donatur dan panti bisa bertemu di titik yang sama: saling membutuhkan,” ujarnya.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Perdagangan Ikan Global Berpotensi Sebarkan Bahan Kimia Berbahaya, Apa Itu?
Perdagangan Ikan Global Berpotensi Sebarkan Bahan Kimia Berbahaya, Apa Itu?
LSM/Figur
Katak Langka Dilaporkan Menghilang di India, Diduga Korban Fotografi Tak Bertanggungjawab
Katak Langka Dilaporkan Menghilang di India, Diduga Korban Fotografi Tak Bertanggungjawab
LSM/Figur
Belajar dari Banjir Sumatera, Daerah Harus Siap Hadapi Siklon Tropis Saat Nataru 2026
Belajar dari Banjir Sumatera, Daerah Harus Siap Hadapi Siklon Tropis Saat Nataru 2026
LSM/Figur
KUR UMKM Korban Banjir Sumatera Akan Diputihkan, tapi Ada Syaratnya
KUR UMKM Korban Banjir Sumatera Akan Diputihkan, tapi Ada Syaratnya
Pemerintah
Kementerian UMKM Sebut Produk China Lebih Disukai Dibanding Produk Indonesia, Ini Sebabnya
Kementerian UMKM Sebut Produk China Lebih Disukai Dibanding Produk Indonesia, Ini Sebabnya
Pemerintah
Walhi Sebut Banjir Sumatera Bencana yang Direncanakan, Soroti Izin Tambang dan Sawit
Walhi Sebut Banjir Sumatera Bencana yang Direncanakan, Soroti Izin Tambang dan Sawit
LSM/Figur
Perubahan Iklim Berpotensi Mengancam Kupu-kupu dan Tanaman
Perubahan Iklim Berpotensi Mengancam Kupu-kupu dan Tanaman
LSM/Figur
Sepanjang 2025, Bencana Iklim Sebabkan Kerugian hingga Rp 1.800 Triliun
Sepanjang 2025, Bencana Iklim Sebabkan Kerugian hingga Rp 1.800 Triliun
Pemerintah
Industri Finansial Dituding Berkontribusi terhadap Bencana di Sumatera
Industri Finansial Dituding Berkontribusi terhadap Bencana di Sumatera
LSM/Figur
Solusi Tas Spunbond Menumpuk, Jangan Diperlakukan Seperti Kantong Plastik
Solusi Tas Spunbond Menumpuk, Jangan Diperlakukan Seperti Kantong Plastik
LSM/Figur
Kemenhut Bolehkan Warga Manfaatkan Gelondongan Kayu Terbawa Banjir Sumatera
Kemenhut Bolehkan Warga Manfaatkan Gelondongan Kayu Terbawa Banjir Sumatera
Pemerintah
3 Orangutan Dilepasliar ke TN Bukit Baka Bukit Raya Kalimantan Barat
3 Orangutan Dilepasliar ke TN Bukit Baka Bukit Raya Kalimantan Barat
LSM/Figur
KLH Segel 5 Tambang di Sumatera Barat, Diduga Picu Banjir Sumatera
KLH Segel 5 Tambang di Sumatera Barat, Diduga Picu Banjir Sumatera
Pemerintah
Banjir Bandang Dinilai Munculkan Risiko terhadap Keanekaragaman Hayati Sumatra
Banjir Bandang Dinilai Munculkan Risiko terhadap Keanekaragaman Hayati Sumatra
LSM/Figur
Keanekaragaman Hayati Tebet Eco Park, 20 Jenis Burung hingga Reptil Teridentifikasi
Keanekaragaman Hayati Tebet Eco Park, 20 Jenis Burung hingga Reptil Teridentifikasi
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau