JAKARTA, KOMPAS.com – Indonesia kembali dinobatkan sebagai negara paling dermawan di dunia versi World Giving Index 2023.
Namun, di balik tingginya semangat berbagi, masih banyak panti asuhan yang menerima bantuan tidak sesuai kebutuhan, mulai dari tumpukan mi instan hingga camilan tinggi MSG, sementara kebutuhan pokok seperti susu, vitamin, atau buah-buahan sering terabaikan.
Fenomena ini mendorong Krisan Valerie Sangari, Noni Sulawesi Utara 2023 sekaligus penerima Beasiswa TELADAN Tanoto Foundation, untuk bertindak.
Baca juga: Sistem Akreditasi Panti Asuhan Bakal Diubah, Ada Reward and Punishment
Bersama 27 relawan muda, ia merintis platform Bakubantusulut.org yang menghubungkan donatur dengan panti asuhan di Tomohon, Minahasa, hingga Manado.
“Tujuannya sederhana, agar bantuan benar-benar sesuai dengan kebutuhan adik-adik di panti,” kata Krisan dalam siaran pers Tanoto Foundation, Jumat (19/9/2025).
Melalui situs tersebut, timnya memetakan kebutuhan panti secara berbasis data. Dengan begitu, donatur dapat menyalurkan bantuan yang lebih tepat guna, mulai dari bahan makanan sehat, perlengkapan mandi, hingga program beasiswa dan pemeriksaan kesehatan.
Sejak diluncurkan pada 2024, platform ini telah menjangkau lebih dari 40 panti asuhan. Layanannya berkembang, tidak hanya penyaluran bantuan, tetapi juga mencakup program gizi, konseling psikologi, hingga pelatihan keterampilan dan kewirausahaan.
“Bantuan emosional sesederhana menemani anak-anak belajar dan bermain juga sangat berarti. Mereka bisa mendapat teman bicara, sementara pekerja panti punya waktu untuk beristirahat,” tambahnya.
Lulusan Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University ini memang memiliki rekam jejak panjang dalam aksi sosial saat di bangku sekolah.
Ia banyak menjumpai donatur datang ke panti asuhan dan membawa barang yang ternyata tidak sesuai dengan kebutuhan. Bahkan barang-barang tersebut akhirnya tidak terpakai dan menjadi sia-sia.
“Misalnya, banyak donatur yang membawa mie instan atau snack-snack yang banyak MSG-nya. Padahal yang lebih dibutuhkan sebenarnya bisa bahan makanan yang lebih sehat lainnya, kemudian peralatan mandi, deterjen, atau buah-buahan,” sebutnya.
Dari situlah anggota Paskibraka Nasional 2016 ini kemudian berinisiatif membuat database kebutuhan panti asuhan yang ada di Sulawesi Utara, khususnya di Tomohon, Minahasa, dan Manado.
Baca juga: Indonesia Lengser dalam Daftar Negara Paling Dermawan 2025, Apa Penyebabnya?
Melalui situs Bakubantusulut.org, Krisan dan 27 tim relawan muda lainnya melakukan pemetaan kebutuhan dengan pendekatan berbasis data. Hasilnya, donatur kini bisa menyalurkan bantuan yang presisi, tidak sekadar berbagi seadanya.
Sejak diinisiasi pada tahun 2024, Bakubantusulut.org telah menjangkau lebih dari 40 panti asuhan.
Layanannya pun berkembang, tidak hanya mencakup penyaluran bantuan dari donatur, kini juga mencakup beasiswa pendidikan, pemeriksaan kesehatan, program gizi, konseling psikologi, hingga pelatihan keterampilan dan kewirausahaan.
“Bantuan emosional sesederhana kita menemani anak-anak belajar dan bermain sangat berarti. Mereka bisa mendapat teman bicara untuk mendengar curahan hati mereka dan pekerja panti juga bisa beristirahat sejenak,” katanya.
Platform ini terinspirasi dari falsafah Minahasa Sitou Timou Tumou Tou, yang berarti manusia hidup untuk memanusiakan manusia lain. Nilai tersebut, kata Krisan, semakin terasah ketika dirinya mengikuti program Beasiswa TELADAN Tanoto Foundation.
Baca juga: Sekolah di Sumut Didorong Naik Kelas, Tanoto Foundation Bekali Guru dan Kepala Sekolah
Kini, meski bekerja di Jakarta, Krisan tetap mengoordinasikan jalannya Bakubantusulut.org. Nama “Baku Bantu”, yang berarti saling menolong, menjadi pengingat agar misi sosial ini terus berjalan.
“Selama ada niat baik dan data yang jelas, donatur dan panti bisa bertemu di titik yang sama: saling membutuhkan,” ujarnya.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya