KOMPAS.com - Perusahaan yang bergerak di bidang pelaporan regulasi perusahaan dan keuangan berkelanjutan Diginex Limited dan perusahaan teknologi asal Indonesia iNEED telah meneken kesepakatan untuk menyediakan sistem pelaporan ESG kepada lebih dari seribu Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
Sebagai bagian dari perjanjian tersebut, iNEED menginvestasikan sekitar 1,7 juta dolar AS sebagai pembayaran awal, ditambah dengan skema bagi hasil di masa depan.
Melalui kemitraan, BPR tersebut dapat mulai menggunakan diginexESG. Itu merupakan platform yang dioperasikan melalui komputasi awan dan memfasilitasi pengambilan, analisis, dan penyusunan laporan terkait aspek Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (ESG).
Baca juga: Laporan Bank Dunia: Perlindungan Alam Kunci Pertumbuhan Ekonomi dan Pekerjaan
Melansir Know ESG, Rabu (1/9/2025) sistem tersebut akan mempermudah operasional dengan menggunakan alur kerja otomatis dan wawasan AI.
Sistem ini dirancang agar sesuai dengan standar global seperti ISSB dan regulasi domestik di Indonesia. Dengan demikian, BPR dapat memenuhi kewajiban pelaporan baru sekaligus mengendalikan risiko yang muncul dari praktik lingkungan dan tata kelola.
Pengembangan sistem ini muncul di saat investasi ESG di Asia Tenggara melonjak secara drastis dan belum pernah terjadi sebelumnya.
Data survei menunjukkan bahwa antara 70 persen hingga 82 persen investor di kawasan ini tengah mencari peluang yang berhubungan dengan ESG.
Selain itu, banyak dewan di negara-negara ASEAN yang sedang bersiap untuk membentuk komite khusus ESG pada tahun 2025.
Secara bersamaan, inisiatif lain seperti pasar perdagangan karbon dan perluasan energi terbarukan membuktikan bahwa baik pemerintah maupun bisnis beralih ke model pertumbuhan yang lebih berkelanjutan.
Baca juga: WWF: 11 Bank di Indonesia Mulai Adaptasi Keuangan Hijau
Dalam situasi ini, kemitraan antara Diginex dan iNEED melengkapi BPR Indonesia dengan perangkat yang dibutuhkan untuk selaras dengan tren keberlanjutan global ini.
Menurut Mark Blick, CEO Diginex, kesepakatan ini merupakan upaya menggabungkan kompetensi internasional perusahaannya dengan akses dan jaringan lokal yang dimiliki oleh iNEED.
Ia menambahkan bahwa perjanjian ini akan memungkinkan BPR untuk mematuhi regulasi sekaligus menciptakan nilai berkelanjutan dalam jangka panjang.
Raden Joko, CEO iNEED menyatakan bahwa kolaborasi perusahaannya dengan Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia ( Perbarindo )telah menempatkan iNEED di pusat transisi digital perbankan desa di Indonesia.
Ia melanjutkan, kerja sama dengan Diginex akan memperluas peran tersebut melalui penambahan kemampuan di bidang ESG.
Baca juga: BPK Paparkan Tantangan Pendanaan Iklim di KTT COP29 PBB
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya