Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenag Dorong Mahasiswa Bergerak Nyata untuk Selamatkan Bumi

Kompas.com - 31/10/2025, 21:25 WIB
Aningtias Jatmika,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Isu perubahan iklim tak lagi sekadar wacana ilmiah, tetapi merupakan panggilan moral dan spiritual bagi generasi muda untuk bertindak.

Hal itu ditekankan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag) Amien Suyitno saat menutup Kongres Nasional Pergerakan Mahasiswa Moderasi Beragama dan Bela Negara (PMMBN) Perguruan Tinggi Umum (PTU) Tahun 2025 di Jakarta, Selasa (28/10/2025).

Amien menegaskan, mahasiswa PMMBN harus menjadi garda terdepan dalam menyelamatkan bumi, menjaga keseimbangan alam, dan menebarkan nilai kemanusiaan.

“Perubahan iklim dan pemanasan global bukan sekadar isu lingkungan, melainkan panggilan iman. Agama datang agar tidak ada perusakan alam. Karena itu, tugas kita hari ini adalah how to save the earth,” tegas Amien dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (31/10/2025).

Amien menilai, krisis ekologis yang dihadapi dunia saat ini berakar pada hilangnya “roh” kasih sayang dalam relasi manusia dengan alam. Ia mengingatkan, ajaran agama tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, tetapi juga menuntun umat untuk menjaga ciptaan-Nya.

Baca juga: Mahasiswa IPB Latih Petani Olah Limbah Ternak Jadi Pupuk Organik Cair

“Kita (manusia) sering kehilangan roh dalam menjalani hidup, kehilangan jiwa kasih sayang dalam berinteraksi. Padahal, Allah telah memuliakan seluruh anak Adam tanpa membedakan suku, bangsa, ataupun agama,” ujarnya seraya mengutip Al Qurat surat Al-Isra ayat 70.

Gerakan nyata selamatkan lingkungan

Pada kesempatan itu, Amien juga menyerukan aksi konkret penyelamatan bumi yang bisa dimulai dari langkah sederhana. Ia mengajak seluruh kader PMMBN untuk menanam pohon, mengurangi penggunaan plastik, beralih dari air kemasan ke gelas isi ulang, serta menerapkan sistem paperless dalam kegiatan organisasi.

“Kalau tidak bisa menanam, minimal rawatlah pohon yang ada. Tanamlah satu pohon dan beri nama—misalnya Pohon Derida—agar muncul rasa memiliki dan tanggung jawab untuk menjaganya,” katanya.

Ajakan tersebut sekaligus menjadi tantangan langsung bagi Ketua Umum terpilih PMMBN, Derida, untuk menginisiasi gerakan menanam pohon di kampus dan lingkungan tempat tinggal mahasiswa.

Baca juga: Kisah Alya Zahra, Mahasiswa yang Gencar Sulap Sampah Organik Jadi Kompos

Langkah-langkah kecil semacam ini, kata Amien, merupakan bentuk nyata kontribusi mahasiswa terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).

Sementara itu, Direktur Pendidikan Agama Islam M Munir menyebut bahwa Kongres PMMBN menjadi momentum strategis bagi mahasiswa untuk membumikan nilai-nilai moderasi beragama di ruang publik. Menurutnya, semangat moderasi beragama selaras dengan upaya menjaga kelestarian lingkungan dan memperkuat solidaritas sosial.

“PMMBN harus menjadi komunitas gerak yang membumikan nilai-nilai moderasi. Tidak cukup hanya memahami konsepnya, tetapi menghidupkannya dalam perilaku sosial, kepemimpinan kampus, dan kepedulian terhadap lingkungan,” ujar Munir.

Baca juga: Satgas Lingkungan Berkelanjutan Pergubi Arusutamakan Isu Iklim dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi

Ia menambahkan, semangat bela negara yang diusung PMMBN sejatinya juga mencakup cinta terhadap alam dan sumber daya bangsa. Menjaga kelestarian bumi, katanya, merupakan bentuk ibadah sosial yang luhur dan aktualisasi cinta Tanah Air.

“Cinta Tanah Air bukan hanya menjaga kedaulatan wilayah, melainkan juga menjaga alamnya agar tetap lestari. Keduanya adalah tanggung jawab moral kita bersama,” tegas Munir.

Menutup sambutannya, Amien menekankan pentingnya peran pemuda sebagai pemimpin yang visioner dan berwawasan lingkungan di era digital.

Ia berharap, mahasiswa PMMBN kelak tampil sebagai agen perubahan, bukan hanya di bidang sosial dan politik, melainkan juga sebagai pemimpin hijau (green leaders) yang mendorong keberlanjutan bumi bagi generasi mendatang.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Kemenag Dorong Mahasiswa Bergerak Nyata untuk Selamatkan Bumi
Kemenag Dorong Mahasiswa Bergerak Nyata untuk Selamatkan Bumi
Pemerintah
Dari Uang hingga Simulasi Keuangan, Ini Cerita Anak Disabilitas Belajar Mandiri lewat FIESTA
Dari Uang hingga Simulasi Keuangan, Ini Cerita Anak Disabilitas Belajar Mandiri lewat FIESTA
BrandzView
Krisis Kebakaran Hutan, Tutupan Pohon Global Hilang 370 Persen
Krisis Kebakaran Hutan, Tutupan Pohon Global Hilang 370 Persen
LSM/Figur
Jepang Masuk Persaingan Global Daur Ulang Baterai Litium
Jepang Masuk Persaingan Global Daur Ulang Baterai Litium
Pemerintah
Bisnis Masa Depan, Green Economy Ciptakan 'Green Job'
Bisnis Masa Depan, Green Economy Ciptakan "Green Job"
Swasta
500 Warga Lokal Tambang Emas Ilegal di Area Hutan Dekat Sirkuit Mandalika
500 Warga Lokal Tambang Emas Ilegal di Area Hutan Dekat Sirkuit Mandalika
Pemerintah
DIgitalisasi Bisa Bantu Petani Sawit Indonesia Hadapi Aturan Ketertelusuran
DIgitalisasi Bisa Bantu Petani Sawit Indonesia Hadapi Aturan Ketertelusuran
Swasta
Suhu Laut Alor Tiba-Tiba Turun Drastis hingga Ikan-ikan Pingsan, BRIN Ungkap Penyebabnya
Suhu Laut Alor Tiba-Tiba Turun Drastis hingga Ikan-ikan Pingsan, BRIN Ungkap Penyebabnya
Pemerintah
Investasi 14 Miliar Dollar AS Diperlukan untuk Pulihkan Hutan Kelp Global
Investasi 14 Miliar Dollar AS Diperlukan untuk Pulihkan Hutan Kelp Global
Swasta
Kemenhut: Sulit Berantas Tambang Ilegal di TNGHS yang Jadi Mata Pencaharian
Kemenhut: Sulit Berantas Tambang Ilegal di TNGHS yang Jadi Mata Pencaharian
Pemerintah
Kemenhut Temukan 411 Lubang Tambang Emas Ilegal di Gunung Halimun Salak
Kemenhut Temukan 411 Lubang Tambang Emas Ilegal di Gunung Halimun Salak
Pemerintah
Menteri LH: Tambang Picu Dampak Serius, Aktivitasnya Harus Dikawal Kembali
Menteri LH: Tambang Picu Dampak Serius, Aktivitasnya Harus Dikawal Kembali
Pemerintah
Di Balik Sunyi Rawa Gambut Ketapang: Perjuangan Warga Menantang Api Karhutla
Di Balik Sunyi Rawa Gambut Ketapang: Perjuangan Warga Menantang Api Karhutla
LSM/Figur
PBB: Emisi Dunia Hanya Turun 10 Persen, Gagal Capai Target 60 Persen
PBB: Emisi Dunia Hanya Turun 10 Persen, Gagal Capai Target 60 Persen
Pemerintah
22 Pabrik Cikande Rampung Didekontaminasi, Kini Bisa Beroperasi Kembali
22 Pabrik Cikande Rampung Didekontaminasi, Kini Bisa Beroperasi Kembali
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau