KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan mengatakan, sebanyak 50,5 juta orang sudah mengikuti Cek Kesehatan Gratis (CKG) dengan hasil tingginya proporsi kurang aktivitas fisik pada orang dewasa, yakni 95,8 persen.
“Pencapaian lebih dari 50,5 juta peserta merupakan tonggak penting bagi upaya kesehatan nasional. Namun data CKG juga memberi peringatan serius bahwa aktivitas fisik dan pola hidup sehat harus semakin menjadi prioritas bersama,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Jakarta, Selasa (4/11/2025).
Adapun CKG umum mencatat 34,3 juta kehadiran peserta, sementara CKG sekolah diikuti oleh 16,2 juta peserta yang hadir.
Berdasarkan data akhir Oktober 2025, pada kelompok dewasa, masalah kurangnya aktivitas fisik disusul karies gigi yakni 41,9 persen, obesitas sentral sebesar 32,9 persen, overweight dan obesitas sebesar 24,4 persen.
"Temuan ini mengonfirmasi bahwa penyakit tidak menular masih menjadi ancaman utama bagi kelompok produktif," katanya seperti dikutip Antara.
Dia mengatakan bahwa CKG bukan sekadar pemeriksaan massal, tetapi merupakan instrumen strategis untuk deteksi dini dan tatalaksana dini untuk penyakit. Semakin dini penyakit ditangani dan diobati maka peluang sembuh menjadi lebih baik sehingga seseorang akan terhindar dari penyakit katastropik dan kecacatan bahkan kematian.
Baca juga: Anak Obesitas Berisiko Alami Kekurangan Zat Besi, Jangka Panjang Bisa Merugikan
“Program ini bukan hanya soal jumlah peserta, tapi bagaimana hasilnya kita gunakan untuk memperkuat kebijakan, layanan kesehatan, dan intervensi di masyarakat,” katanya.
Adapun temuan serupa, kata Budi, juga terlihat pada kelompok usia lain. Pada bayi baru lahir, ditemukan risiko kelainan saluran empedu 18,6 persen, berat badan lahir rendah 6,1 persen, dan penyakit jantung bawaan kritis 5,5 persen.
Pada balita dan anak prasekolah, masalah gigi tidak sehat 31,5 persen, stunting 5,3 persen, dan wasting 3,8 persen masih mendominasi.
Di kalangan remaja dan pelajar, katanya, ditemukan aktivitas fisik kurang 60,1 persen, karies gigi 50,3 persen, dan anemia 27,2 persen menunjukkan pola hidup tidak aktif sudah terbentuk sejak usia muda.
Pada kelompok lansia pun tak luput dari perhatian. Sebanyak 96,7 persen tercatat kurang aktivitas fisik dan 37,7 persen mengalami hipertensi.
Budi menambahkan hasil CKG akan digunakan untuk memperkuat kebijakan kesehatan dan promosi gaya hidup sehat di masa mendatang.
“Kita ingin masyarakat bukan hanya sembuh dari penyakit, tapi mampu menjaga kesehatannya secara berkelanjutan,” ujarnya.
Dia mengapresiasi peran dan kolaborasi tenaga medis, tenaga kesehatan, serta dukungan puskesmas dan pemerintah daerah di seluruh Indonesia dalam menyukseskan CKG.
Baca juga: UNICEF Ungkap Paradoks Malnutrisi: Obesitas Lebih Banyak daripada Kurang Gizi
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya