Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
ADVERTORIAL

Dorong Praktik Hotel Berkelanjutan, Swiss-Belhotel International Indonesia Targetkan 100 Persen Telur Bebas Kandang pada 2035

Kompas.com, 26 November 2025, 13:25 WIB
Fathia Ariana Salima,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com — Swiss-Belhotel International Indonesia mengumumkan komitmen menyeluruh untuk beralih sepenuhnya ke penggunaan telur bebas kandang di 91 lokasi jaringan hotelnya. Komitmen ini menandai langkah penting dalam peningkatan praktik keberlanjutan di sektor perhotelan Indonesia.

“Pada 2035, kami menargetkan untuk secara bertahap menggunakan hanya telur bebas kandang di seluruh operasi jaringan hotel kami di Indonesia. Hal ini memastikan bahwa standar kuliner kami tidak hanya mencerminkan kualitas dan cita rasa, tetapi juga kepedulian dan kesejahteraan. Inisiatif ini menjadi langkah penting dalam perjalanan keberlanjutan kami, yang sekaligus selaras dengan visi jangka panjang kami untuk memperluas perubahan positif ini ke seluruh properti Swiss-Belhotel International di 20 negara,” ujar perwakilan Swiss-Belhotel International Indonesia dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (25/11/2025)

Komitmen tersebut menempatkan Swiss-Belhotel International Indonesia sebagai salah satu pelopor di industri perhotelan dalam penerapan standar kesejahteraan hewan yang komprehensif, dengan strategi implementasi yang sudah mulai dijalankan untuk memastikan transisi yang sistematis di seluruh properti.

Baca juga: Swiss-Belhotel Pangkalpinang Hadirkan Promo Early Bird untuk Perayaan Tahun Baru, Harga mulai Rp 280.000

Perusahaan juga akan bekerja sama dengan pemasok lokal untuk mengembangkan rantai pasok telur bebas kandang yang andal, sambil tetap menjaga keunggulan operasional serta kepuasan tamu.

Pengumuman itu hadir seiring pemerintah Indonesia memperkenalkan rancangan regulasi kesejahteraan hewan yang secara resmi mengakui sistem telur bebas kandang sebagai peningkatan dibandingkan sistem kandang konvensional, sehingga memberikan kejelasan arah bagi peternak untuk meningkatkan standar kesejahteraan serta memenuhi tuntutan pasar global.

Sebagai informasi, grup hotel tersebut bergabung dengan lebih dari 100 perusahaan Indonesia dan lebih dari 2.000 merek global yang telah membuat komitmen serupa. Ini mencerminkan peningkatan momentum menuju rantai pasok telur yang lebih manusiawi.

“Komitmen progresif Swiss-Belhotel International Indonesia menunjukkan kepemimpinan luar biasa di sektor perhotelan Asia Tenggara,” ujar Sustainability Program Manager di Lever Foundation Arti Dina, yang mendampingi perusahaan dalam penyusunan kebijakan ini.

“Dengan menetapkan garis waktu yang jelas untuk penerapan telur bebas kandang di seluruh operasi mereka di Indonesia, perusahaan tidak hanya meningkatkan standar kesejahteraan hewan, tetapi juga menginspirasi transformasi sektor secara lebih luas. Visi mereka untuk memperluas komitmen ini ke 20 negara lainnya menjadi contoh kuat bagi jaringan hotel internasional di kawasan,” jelas Dina secara lebih lanjut.

Baca juga: Dekorasi Donat dan Bagi Sembako, Swiss-Belhotel Joglosemar Ajak ODGJ Rayakan Kebersamaan

Lever Foundation terus bekerja sama dengan produsen dan perusahaan selama masa transisi tersebut, serta turut menyediakan panduan teknis agar peralihan dapat dilakukan secara praktis dan berkelanjutan.

Sistem peternakan bebas kandang memberikan ruang hidup yang jauh lebih luas bagi unggas, memungkinkan perilaku alami, seperti bergerak bebas, mencari makan, dan berinteraksi sosial. Hal-hal seperti ini tidak mungkin terjadi dalam sistem kandang konvensional.

Pendekatan seperti itu menghasilkan produk protein berkualitas lebih tinggi dengan kandungan nutrisi dan cita rasa yang lebih baik. Semakin banyak konsumen juga memilih untuk mengurangi atau tidak mengonsumsi telur sama sekali sebagai cara terbaik untuk membantu ayam betina.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Dorong Praktik Hotel Berkelanjutan, Swiss-Belhotel International Indonesia Targetkan 100 Persen Telur Bebas Kandang pada 2035
Dorong Praktik Hotel Berkelanjutan, Swiss-Belhotel International Indonesia Targetkan 100 Persen Telur Bebas Kandang pada 2035
Advertorial
COP30 Berakhir Mengecewakan, Brasil dan RI Gagal Dorong Komitmen Cegah Deforestasi
COP30 Berakhir Mengecewakan, Brasil dan RI Gagal Dorong Komitmen Cegah Deforestasi
LSM/Figur
Bibit Siklon Tropis Terpantau, BMKG Prediksi Hujan Turun di Beberapa Wilayah
Bibit Siklon Tropis Terpantau, BMKG Prediksi Hujan Turun di Beberapa Wilayah
Pemerintah
Indonesia Dianggap Kena Jebakan di KTT COP30 karena Jual Karbon Murah
Indonesia Dianggap Kena Jebakan di KTT COP30 karena Jual Karbon Murah
LSM/Figur
Rafflesia, Tesso Nilo, dan Dua Wajah Hutan Indonesia di Media Sosial
Rafflesia, Tesso Nilo, dan Dua Wajah Hutan Indonesia di Media Sosial
Pemerintah
Mikroplastik di Air Hujan hingga Pakaian, Produsen Didesak Ikut Tanggung Jawab
Mikroplastik di Air Hujan hingga Pakaian, Produsen Didesak Ikut Tanggung Jawab
LSM/Figur
Sawit Masuk Tesso Nilo, Gajah–Harimau Terjepit, Reputasi Indonesia Terancam
Sawit Masuk Tesso Nilo, Gajah–Harimau Terjepit, Reputasi Indonesia Terancam
LSM/Figur
Ada 'Penumpang Gelap' di Balik Kebun Sawit yang Kepung Taman Nasional Tesso Nilo
Ada "Penumpang Gelap" di Balik Kebun Sawit yang Kepung Taman Nasional Tesso Nilo
LSM/Figur
BRIN: Bioetanol dari Aren Bisa Jawab Kebutuhan BBM Ramah Lingkungan
BRIN: Bioetanol dari Aren Bisa Jawab Kebutuhan BBM Ramah Lingkungan
Pemerintah
Analisis Global: Hak Dasar akan Lingkungan Sehat Miliaran Orang Terancam
Analisis Global: Hak Dasar akan Lingkungan Sehat Miliaran Orang Terancam
Pemerintah
Kontaminasi Cs-137 dan Keracunan MBG, BRIN Tawarkan Teknologi Plasma
Kontaminasi Cs-137 dan Keracunan MBG, BRIN Tawarkan Teknologi Plasma
LSM/Figur
Guru Besar IPB: Tumpukan Limbah Cangkang Kerang di Cilincing Ancam Ekosistem
Guru Besar IPB: Tumpukan Limbah Cangkang Kerang di Cilincing Ancam Ekosistem
Pemerintah
Personel Tambahan Dikerahkan Usai Massa Rusak Pos Tesso Nilo
Personel Tambahan Dikerahkan Usai Massa Rusak Pos Tesso Nilo
Pemerintah
Pengusaha Siap-siap meski Penerapan Deforestasi EUDR Ditunda Setahun
Pengusaha Siap-siap meski Penerapan Deforestasi EUDR Ditunda Setahun
Swasta
Studi: Bisnis Gagal Nilai Dampak Lingkungan Penggunaan AI
Studi: Bisnis Gagal Nilai Dampak Lingkungan Penggunaan AI
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau