Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RSPO Belum Terima Laporan Dugaan Anggota Sebabkan Banjir Sumatera

Kompas.com, 4 Desember 2025, 09:35 WIB
Manda Firmansyah,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) menyampaikan, mereka belum mendapat laporan resmi terkait dugaan anggotanya melakukan kegiatan merusak lingkungan yang berakibat banjir bandang di Sumatera.

RSPO akan menginvestigasi anggotanya dan berkonsultasi dengan berbagai pihak jika ada yang melaporkan hal tersebut.

Baca juga: 

"Kami belum ada laporan yang diterima, tetapi coba saya cek dulu ya, apakah memang ada. Tapi, intinya sebenarnya itu kan kompleks ya kasus banjir bandang, bukan hanya melibatkan sawit dan itu banyak pihak juga," ujar Assurance Director RSPO, Aryo Gustomo di Jakarta, Rabu (3/12/2025).

Menurut Aryo, perusahaan perkebunan sawit yang telah mengantongi sertifikasi RSPO semestinya tidak akan melakukan kegiatan pembukaan hutan.

Larangan memperluas lahan perkebunan sawit dengan membuka hutan telah menjadi salah satu syarat keanggotaan RSPO. Jika melanggar persyaratan tersebut, RSPO dapat melayangkan sanksi, termasuk mencabut status keanggotaan perusahaan perkebunan sawit tersebut.

"(Penyebab banjir bandang) Itu belum dipastikan anggota RSPO. Sementara ini dari media-media ataupun laporan resmi itu belum ada yang masuk ke kami, yang menyatakan itu anggota RSPO," tutur Aryo.

Ia menambahkan, tidak semua perusahaan perkebunan sawit menjadi anggota RSPO. Dengan demikian, memang masih banyak perusahaan tidak mengantongi sertifikat yang menuntutnya menerapkan standar pengelolaan perkebunan sawit keberlanjutan ini.

"Tidak semua kebun sawit di Indonesia itu anggota RSPO. Hanya sebagian saja," ucapnya.

Baca juga:

RSPO melarang perluasan perkebunan sawit ke area hutan

RSPO menegaskan belum menerima laporan resmi soal dugaan anggotanya terkait banjir bandang di Sumatera, serta siap investigasi dugaan pelanggaran.Pandawa Borniat/kompas.com RSPO menegaskan belum menerima laporan resmi soal dugaan anggotanya terkait banjir bandang di Sumatera, serta siap investigasi dugaan pelanggaran.

Isu deforestasi akibat perluasan perkebunan sawit, kata dia, memang senantiasa berulang dari tahun ke tahun.

RSPO mengusung konsep planet, people, and prosperity dalam menerapkan prinsip environmental, social, and governance (ESG) di perusahaan perkebunan sawit.

Sebagai informasi, RSPO disebut telah melarang perluasan perkebunan sawit ke area hutan sejak hadir tahun 2005 lalu. Bahkan, RSPO melarang perusahaan perkebunan sawit anggotanya untuk membuka lahan nilai konservasi tingginya (high conservation value/HCV).

"Makanya, kami di RSPO memberikan suatu strict regulation (aturan ketat) atau requirements (persyaratan) yang mana para anggota harus mengikuti aturan tersebut," ujar Aryo.

Baca juga:

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
IBF dan AKCI Resmi Jalin Kolaborasi Perdana untuk Pelestarian Ekosistem di Lombok
IBF dan AKCI Resmi Jalin Kolaborasi Perdana untuk Pelestarian Ekosistem di Lombok
LSM/Figur
RSPO Belum Terima Laporan Dugaan Anggota Sebabkan Banjir Sumatera
RSPO Belum Terima Laporan Dugaan Anggota Sebabkan Banjir Sumatera
Swasta
KLH Telusuri Sumber Gelondongan Kayu yang Terbawa Banjir Sumatera
KLH Telusuri Sumber Gelondongan Kayu yang Terbawa Banjir Sumatera
Pemerintah
AI Jadi Ancaman Jutaan Pekerjaan di Asia, Ini Peringatan PBB
AI Jadi Ancaman Jutaan Pekerjaan di Asia, Ini Peringatan PBB
Pemerintah
Asia Pasifik Diprediksi Makin Panas, Ancaman untuk Kesehatan dan Infrastruktur
Asia Pasifik Diprediksi Makin Panas, Ancaman untuk Kesehatan dan Infrastruktur
Pemerintah
Mikroplastik Cemari Pakan Ternak, Bisa Masuk ke Produk Susu dan Daging
Mikroplastik Cemari Pakan Ternak, Bisa Masuk ke Produk Susu dan Daging
LSM/Figur
Krisis Iklim Perparah Bencana di Asia Tenggara, Ketergantungan Energi Fosil Harus Dihentikan
Krisis Iklim Perparah Bencana di Asia Tenggara, Ketergantungan Energi Fosil Harus Dihentikan
LSM/Figur
Ada Perusahaan Sawit Diduga Beroperasi di Area Hutan dan Tak Lolos Verifikasi, Sertifikasi Dipertanyakan
Ada Perusahaan Sawit Diduga Beroperasi di Area Hutan dan Tak Lolos Verifikasi, Sertifikasi Dipertanyakan
Swasta
Emisi Kebakaran Hutan Global Jauh Lebih Tinggi dari Prediksi
Emisi Kebakaran Hutan Global Jauh Lebih Tinggi dari Prediksi
LSM/Figur
Indonesia Berpotensi Manfaatkan Panas Bumi Generasi Terbaru, Bisa Penuhi 90 Persen Kebutuhan Industri
Indonesia Berpotensi Manfaatkan Panas Bumi Generasi Terbaru, Bisa Penuhi 90 Persen Kebutuhan Industri
LSM/Figur
Banjir Ancam Kota Pesisir di Dunia, Risikonya Terus Meningkat
Banjir Ancam Kota Pesisir di Dunia, Risikonya Terus Meningkat
Pemerintah
Lubang Ozon di Antartika Menyusut, Tanda Bumi Mulai Pulih?
Lubang Ozon di Antartika Menyusut, Tanda Bumi Mulai Pulih?
Pemerintah
Tanah, Tangan, dan Tutur: Model Komunikasi Budaya Lokal Melawan Komodifikasi
Tanah, Tangan, dan Tutur: Model Komunikasi Budaya Lokal Melawan Komodifikasi
LSM/Figur
Penelitian Ungkap Kaitan Terumbu Karang dan Kenaikan Suhu Bumi
Penelitian Ungkap Kaitan Terumbu Karang dan Kenaikan Suhu Bumi
Swasta
Ekoteologi Didorong jadi Gerakan Pendidikan Nasional
Ekoteologi Didorong jadi Gerakan Pendidikan Nasional
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau