JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga), Wihaji, menyatakan pemberian Makan Bergizi Gratis (MBG) terbukti membantu mencegah stunting pada anak.
Kendati demikian, ia mengaku belum bisa merinci berapa besar penurunan angka stunting usai ibu hamil dan balita mengonsumsi MBG.
"Secara data real berdasarkan laporan para tim pendamping keluarga sangat kelihatan ada beberapa yang memang selama dikasih MBG untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan balita ternyata berat badannya naik, tinggi badannya naik," ujar Wihaji dalam konferensi pers di Jakarta Selatan, Rabu (10/12/2025).
Dia mencatat, angka stunting nasional pada 2024 mencapai 4,5 juta anak atau 19,8 persen. Angka ini turun dari yang sebelumnya 24,4 persen di 2021 dan 21,6 persen pada 2022. Wihaji menyebut, Jawa Barat dan Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi provinsi yang paling diprioritaskan terkait penanganan stunting.
Baca juga: Cerita Sekadau Turunkan Stunting lewat Program Stop BAB di Sungai
"Bukan berarti semuanya tidak prioritas, semuanya prioritas tetapi lebih kepada Jawa Barat karena jumlah penduduknya paling banyak. NTT karena memang prevalensi stuntingnya lumayan tinggi," tutur dia.
Untuk mempercepat perbaikan gizi anak, Kemendukbangga menghadirkan Gerakan Orangtua Asuh Cegah Stunting (Genting). Hingga kini, 1,5 juta anak telah mendapat bantuan melalui 301.000 orangtua asuh yang memberikan dukungan berupa asupan makanan bergizi, akses air bersih, edukasi, ataupun sanitasi.
Menurut Wihaji, program orangtua asuh hadir di seluruh 38 provinsi dan 514 kabupaten/kota. Para penyuluh lapangan turut menjadi bagian dari orangtua asuh karena dinilai memiliki pemahaman dan kedekatan dengan masyarakat.
"Ada beberapa korporasi yang memberikan asupan gizi, bahkan sudah ada MBG, ada beberapa yang memang belum di-cover di pulau-pulau terpencil yang butuh. Yang kedua ternyata ada yang butuh air bersih, ada juga korporasi yang membantu air bersih," kata Wihaji.
Baca juga: Cegah Stunting, IPB Beri Penyuluhan ke Masyarakat di Cirebon
Di sisi lain, ia menyoroti edukasi menjadi faktor paling menentukan dalam upaya penanganan stunting khususnya di wilayah dengan tingkat pemahaman gizi yang masih terbatas seperti NTT. Karena itu, pemerintah menggandeng berbagai tokoh masyarakat maupun tokoh agama guna memastikan edukasi terkait gizi dan kesehatan keluarga tersampaikan kepada masyarakat.
"Mengurus keluarga ini kadang-kadang yang didengar itu tokoh-tokoh masyarakat maka saya libatkan para pendeta, para pastor, tokoh agama lain yang saya libatkan salah satunya edukasi," imbuh dia.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya