KOMPAS.com - Koperasi hijau dinilai bisa menjadi aktor penting dalam transisi energi masyarakat Indonesia, khususnya di pedesaan.
Hal tersebut disampaikan dalam acara Paparan Rekomendasi Kebijakan "Koperasi Hijau dalam Membangun Ekosistem Energi Terbarukan sebagai Strategi Mitigasi Krisis Iklim" yang diadakan oleh Yayasan Rumah Energi pada Selasa (9/12/2025).
Baca juga:
Deputi Bidang Kelembagaan dan Digitalisasi Koperasi, Kementerian Koperasi, Henra Saragih menyampaikan, koperasi dapat menjadi ujung tombak penyediaan energi bersih di desa.
"Salah satu fokus utama pemerintah saat ini adalah pertumbuhan ekonomi khususnya di desa. KDKMP (Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih) diharapkan menjadi suatu gerakan tak hanya program," kata Henra, lewat keterangan resmi, dikutip Rabu (10/12/2025).
"Namun, kendala saat ini adalah ada sekitar 6.000 desa belum mendapatkan akses listrik. Transisi energi tak boleh meninggalkan desa dan hanya menguntungkan kota. Koperasi dapat menjadi aktor kunci dalam transisi energi," tambah dia.
Deputi Bidang Kelembagaan dan Digitalisasi Koperasi, Kementerian Koperasi, Henra Saragih (kiri) bersama Direktur Eksekutif Rumah Energi, Sumanda Tondang (kanan) dalam Paparan Rekomendasi Kebijakan ?Koperasi Hijau dalam Membangun Ekosistem Energi Terbarukan sebagai Strategi Mitigasi Krisis Iklim pada Selasa (9/12/2025).Selama satu tahun terakhir, Rumah Energi menjalankan Green Cooperative Policy Readiness Project (GERCEP) yang didukung ClimateWorks Foundation.
Program ini mencakup baseline survei terhadap 85 koperasi, pelatihan dan pendampingan untuk 154 koperasi dan dinas, penyusunan lima modul pelatihan, serta integrasi modul ke dalam LMS (Learning Management System) Kementerian Koperasi
Direktur Eksekutif Rumah Energi, Sumanda Tondang, menuturkan, koperasi punya keunggulan sebagai lembaga ekonomi berbasis komunitas.
"Koperasi bisa menjadi kendaraan ideal yang dapat diutilisasi untuk mewujudkan transisi energi berkeadilan di Indonesia. Lewat proyek Green Cooperative Policy Readiness Project (GERCEP), Rumah Energi sudah mendampingi koperasi dalam mengintegrasikan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG)," jelas Sumanda.
"Koperasi bisa menjadi jembatan untuk pemberdayaan masyarakat. Melalui Rekomendasi Kebijakan yang didiskusikan hari ini diharapkan dapat mewujudkan sinergi, kolaborasi dan komitmen yang lebih kuat," lanjut dia.
Baca juga:
Koperasi disebut bisa menjadi aktor kunci dalam transisi energi di masyarakat pedesaan. Simak penjelasan dan rekomendasinya.Rekomendasi kebijakan yang dipaparkan Rumah Energi menyoroti kesenjangan regulasi dan peluang kebijakan untuk mengembangkan koperasi hijau.
Koperasi punya nilai tambah karena dekat dengan masyarakat dan bisa memastikan keberlanjutan proyek energi jangka panjang.
Berdasarkan hasil analisis, Rumah Energi merekomendasikan konsolidasi kebijakan yang telah ada dan orkestrasi programatik yang perlu segera diambil pemerintah.
Rekomendasi ini dinilai paling realistis dan dapat dioperasikan dalam jangka pendek karena tidak bergantung pada perubahan undang-undang, melainkan mengoptimalkan instrumen yang sudah tersedia di tingkat kementerian/lembaga, pemerintah daerah, lembaga pembiayaan negara, dan perguruan tinggi.
Simak beberapa rekomendasi selengkapnya:
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya