KOMPAS.com - Kelompok aktivis iklim Just Stop Oil mengumumkan mereka akan mengakhiri aksi langsung dalam kampanye-kampanye mereka.
Kelompok tersebut terkenal karena aksi-aksinya yang keras, salah satu tindakannya yang menyita perhatian internasional adalah menyirap sup ke lukisan Vincent van Gogh yang bernilai tinggi.
Selain itu, mereka juga menuangkan lateks cair ke robot di toko Tesla, menyemprotkan cat oranye di bagian gedung kedutaan AS di London, dan mengecat makam Charles Darwin di Westminster Abbey, London.
Baca juga: 411 Spesies Jamur Terancam Punah karena Perubahan Iklim
Just Stop Oil merupakan salah satu kelompok aktivis paling terkenal di Inggris selama beberapa tahun terakhir.
Mereka berkampanye dan mendesak agar Inggris mengakhiri ekstraksi minyak dan gas bumi pada 2030.
Kini, Just Stop Oil mengumumkan akan menghentikan aksi langsungnya mulai akhir April, sebagaimana dilansir Reuters, Kamis (27/3/2025).
Banyak aktivis kelompok tersebut yang dijatuhi hukuman penjara yang lama atas aksi-aksi langsung mereka.
Baca juga: Riset: Aksi Lawan Krisis Iklim Tingkatkan PDB, Kurangi Kemiskinan
Bagi pihak yang kontra, aksi-aksi Just Stop Oil dikritik keras dan tindakan mereka dianggap tidak ada gunanya serta hanya mengganggu masyarakat biasa.
"Jadi, ini adalah akhir dari sup di atas Van Gogh, tepung jagung di atas Stonehenge, dan pawai lambat di jalan," kata Just Stop Oil dalam sebuah pernyataan.
Di sisi lain, mereka berjanji untuk terus memprotes ekstraksi minyak dengan pendekatan yang lain.
"Karena korporasi dan miliarder merusak sistem politik di seluruh dunia, kita membutuhkan pendekatan yang berbeda," sambung kelompok tersebut.
Baca juga: Menteri Energi AS Sebut Perubahan Iklim Efek Samping Dunia Modern
Just Stop Oil juga berjanji akan mengadakan protes terakhir di luar gedung parlemen Inggris pada 26 April 2025.
Kelompok tersebut mengatakan, keputusan itu diambil karena Partai Buruh yang berkuasa di Inggris tahun lalu, berjanji penghentian proyek gas dan minyak baru sebagai kebijakan pemerintah.
Di sisi lain, juru bicara Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengatakan, Just Stop Oil telah menciptakan gangguan publik yang besar, termasuk merusak beberapa lukisan cat minyak.
Juru bicara tersebut juga menuturkan, pemerintah Inggris berencana untuk terus menggunakan minyak dan gas dalam beberapa dekade mendatang.
Baca juga: Keberlanjutan Jalan Terus, Sebagian Besar Perusahaan Pertahankan Target Iklim
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya