Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inovasi Teknologi Anti-Gempa Jalan Tol Trans-Sumatera

Kompas.com - 18/04/2023, 12:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Inovasi teknologi sangat diperlukan dalam pengembangan infrastruktur berkelanjutan. Salah satu inovasi yang dikembangkan telah diimplementasikan pada pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) Jalan Tol Trans-Sumatera (JTTS).

PT Hutama Karya (Persero) sebagai perusahaan yang membangun dan mengoperasikan hampir seluruh ruas JTTS terus mengembangkan inovasi guna menghasilkan jalan tol yang bermutu tinggi dan tahan gempa.

Sebelum membangun JTTS, Hutama Karya terlebih dahulu melakukan perencanaan dengan memperhatikan berbagai aspek agar jalan tol yang dibangun memiliki kualitas yang kokoh.

Apalagi, Indonesia berada di antara tiga lempeng besar dunia aktif, dan Pulau Sumatera masuk dalam daerah yang berpotensi terkena gempa bumi.

Baca juga: Dorong Inovasi Teknologi, Jasa Marga-Unpar Sepakat Berkolaborasi

Teknologi yang diusung Hutama Karya untuk pertahanan gempa tersebut yaitu Lead Rubber Bearing (LRB) atau bantalan karet inti timbal yang banyak diterapkan di struktur jembatan.

Teknologi ini dinilai dapat memberi kemampuan redaman yang tinggi dengan memanfaatkan karet alam yang melimpah di Indonesia.

"Sebelum LRB diterapkan di jalan tol, telah dilakukan uji coba verifikasi standar spesifikasi kondisi dinamik gempa terlebih dahulu untuk membuktikan performa karakteristiknya dengan menggunakan mesin uji terbesar di Asia Tenggara," terang Direktur Operasi III Hutama Karya Koentjoro.

Menurutnya, LRB memiliki fungsi yang cukup krusial dalam menjaga keamanan struktur saat terjadi gempa, sehingga ketahanan struktur jalan tol lebih terjamin.

Dia menyebtukan, LRB telah diterapkan di beberapa ruas JTTS seperti Tol Binjai-Pangkalanbrandan dan Tol Bangkinang-Koto Kampar.

Penerapan teknologi LRB memberikan kualitas terbaik pada jalan tol yang dikelola sehingga menambah umur ketahanan kualitas jalan tol serta menciptakan jalan tol yang aman dan nyaman bagi pengguna yang melintas di JTTS.

"Terlebih saat ini JTTS sudah semakin panjang dan minat masyarakat untuk melintas semakin meningkat," pungkas Koentjoro.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com