Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/05/2023, 17:30 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Salah satu energi terbarukan yang melimpah ruah di Indonesia adalah energi surya. Pemanfaatan energi surya salah satu caranya bisa menggunakan panel surya untuk mengubahnya menjadi energi listrik.

Panel surya terdiri atas sejumlah sel surya yang membentuk satu kesatuan berupa satu panel yang saling terintegrasi.

Setiap sel surya terdiri atas beberapa komponen fotovoltaik atau komponen yang dapat mengubah cahaya menjadi energi listrik.

Baca juga: Bagaimana Pembangkit Listrik Tenaga Surya Ditemukan?

Saat ini, pemakaian panel surya sudah bukan lagi menjadi sesuatu yang mewah. Sudah banyak rumah tangga yang memasang panel surya di rumah.

Bahkan, pengembangan panel surya sudah menjadi tren di beberapa negara karena menjadi lebih mandiri energi.

Terlepas dari hal itu, setiap teknologi memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Apa kelebihan dan kekurangan energi surya? Artikel ini akan membahasnya, sebagaimana dilansir Investopedia.

Baca juga: Mahasiswa UI Inovasi Pelacak Energi Surya, Sederhana Lebih Ekonomis

Apa saja kelebihan energi surya?

Terbarukan

Energi surya adalah sumber daya yang melimpah dan terbarukan. Sumber daya ini tidak akan pernah habis kecuali matahari berhenti memancarkan sinarnya.

Ramah lingkungan

Energi surya ramah lingkungan karena tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca (GRK). Proses perubahan dari cahaya menjadi energi listrik tidak mengeluarkan polusi.

Mandiri energi

Setiap tempat di dunia mendapatkan sinar matahari. Yang membedakan adalah intensitasnya dan durasi mendapatkan sinarnya.

Oleh karena itu, setiap negara memiliki potensi energi surya dengan variasi yang berbeda-beda.

Jika dikembangkan secara optimal, energi surya bisa mendorong kemandirian energi dan melepaskan diri dari ketergantungan energi fosil.

Baca juga: Membangun Masa Depan dengan Memanfaatkan Listrik dari Energi Surya

Apa saja kelemahan energi surya?

Tidak tetap

Salah satu kekurangan energi surya adalah pancaran sinar yang tidak tetap alias intermiten. Perubahan energi di panel surya hanya terjadi ketika matahari memancarkan sinarnya.

Jika matahari bersinar terang, maka prosesnya menjadi optimal. Sedangkan bila tertutupi mendung menjadi tidak maksimal.

Akan tetapi, teknologi terus berkembang dan diharapkan ke depan akan ada semakin banyak teknologi panel surya yang bisa mengoptimalkan konversi energi matahari meski sedang mendung.

Makan lahan banyak

Panel surya membutuhkan lahan yang cukup besar bila menginginkan kapasitas pembangkitan yang besar pula. Salah satu solusinya adalah dengan memasang panel surya di atap-atap rumah.

Kelangkaan material

Teknologi tertentu dalam panel surya membutuhkan bahan langka dalam produksinya. Kondisi ini lebih kepada ketidakmampuan teknologi saat ini untuk mendapatkan material yang lebih tepat.

Baca juga: Kurangi Emisi Karbon, 2 Pabrik Kayu Lapis di Jombang Manfaatkan Energi Surya

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Hanya Tekan Abrasi, Mangrove juga Turut Dorong Perputaran Ekonomi Masyarakat

Tak Hanya Tekan Abrasi, Mangrove juga Turut Dorong Perputaran Ekonomi Masyarakat

LSM/Figur
Konsumsi Daging Berkontribusi terhadap Kerusakan Lingkungan, Kok Bisa?

Konsumsi Daging Berkontribusi terhadap Kerusakan Lingkungan, Kok Bisa?

Pemerintah
Selenggarakan CSR Berkelanjutan, PT GNI Dapat Penghargaan di PKM CSR Award 2024

Selenggarakan CSR Berkelanjutan, PT GNI Dapat Penghargaan di PKM CSR Award 2024

Swasta
Kisah Warga Desa Mayangan yang Terancam Abrasi dan Inisiatif Kompas.com Tanam Mangrove

Kisah Warga Desa Mayangan yang Terancam Abrasi dan Inisiatif Kompas.com Tanam Mangrove

LSM/Figur
Langkah Hijau Kompas.com, Penanaman Mangrove untuk Selamatkan Pesisir Subang

Langkah Hijau Kompas.com, Penanaman Mangrove untuk Selamatkan Pesisir Subang

Swasta
Konsumen Bingung dengan Klaim Keberlanjutan pada Kemasan Produk

Konsumen Bingung dengan Klaim Keberlanjutan pada Kemasan Produk

Pemerintah
Pemanasan Global Picu Siklon dan Hujan Badai di Seluruh Asia

Pemanasan Global Picu Siklon dan Hujan Badai di Seluruh Asia

Pemerintah
Bank Tetap Biayai Investasi Batu Bara meski Ada Target Iklim

Bank Tetap Biayai Investasi Batu Bara meski Ada Target Iklim

Pemerintah
IEEFA Sebut 'Power Wheeling' Bisa Dorong Investasi Hijau

IEEFA Sebut "Power Wheeling" Bisa Dorong Investasi Hijau

LSM/Figur
Penerapan Karbon Dioksida Tak Lagi Berguna Jika Suhu Bumi Lampaui Batas

Penerapan Karbon Dioksida Tak Lagi Berguna Jika Suhu Bumi Lampaui Batas

Pemerintah
Dosen UI Teliti Limbah Plastik Jadi Penangkap Karbon Dioksida

Dosen UI Teliti Limbah Plastik Jadi Penangkap Karbon Dioksida

LSM/Figur
Berbagai Ancaman Kerusakan Ekosistem Mangrove di Indonesia

Berbagai Ancaman Kerusakan Ekosistem Mangrove di Indonesia

LSM/Figur
APP Group Raih Penghargaan Primaniyarta 'Eksportir Sustainable' di Ajang TEI 2024

APP Group Raih Penghargaan Primaniyarta "Eksportir Sustainable" di Ajang TEI 2024

Swasta
Kualitas BBM di Indonesia Tertinggal Dibandingkan Negara Asia Tenggara

Kualitas BBM di Indonesia Tertinggal Dibandingkan Negara Asia Tenggara

LSM/Figur
Ini Sejumlah Kendala dalam Mengejar Target Transisi Energi di Indonesia

Ini Sejumlah Kendala dalam Mengejar Target Transisi Energi di Indonesia

Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau