Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ubah Jelantah Jadi Sabun, Komunitas Dorong Kelola Sampah

Kompas.com - 08/05/2025, 17:15 WIB
Eriana Widya Astuti,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com — Siapa sangka minyak jelantah alias bekas gorengan yang biasa dibuang itu, bisa berubah jadi sabun cuci piring, sabun baju, sampai pembersih lantai? 

Warga Cilenggang, Serpong, sudah membuktikannya dalam workshop yang digelar Rumah Edukasi Pilah Sampah dan Kompas.com dalam rangka memperingati Hari Bumi 2025 pada sabtu (26/4/2025).

Kegiatan itu jadi bagian dari upaya mendorong pengelolaan limbah rumah tangga yang lebih berkelanjutan, terutama di tengah meningkatnya kekhawatiran akan dampak buruk tumpukan sampah yang tidak terkelola, seperti insiden jebolnya TPA Cipeucang.

Tak cuma bikin sabun, mereka juga belajar soal cara memilah sampah dari rumah biar tidak menumpuk dan menyusahkan Bumi. 

Menurut Nahdya Maulina, pendiri Rumah Edukasi Pilah Sampah, masalah sampah tidak bisa hanya diserahkan ke satu pihak.

Baca juga: Kunci Indonesia Bersih dari Sampah: Warga yang Tidak Malas

"Masyarakat perlu aktif memilah dan mendaur ulang, agar peristiwa seperti longsoran sampah ke Sungai Cisadane tidak terulang,” katanya kepada Kompas.com pada (8/5/2025).

Kepala Divisi Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan Serpong, Bagus Pandu Imawan, mengatakan, kebiasaan kecil seperti memilah sampah dan tidak buang jelantah sembarangan penting, bisa mengurangi pencemaran, bisa juga jadi peluang usaha. 

Dalam workshop, para perempuan anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) dan PKK antusias belajar membuat sabun dari jelantah. Bayangkan, dari limbah dapur bisa jadi produk rumah tangga yang sangat terpakai dan berpotensi dijual. 

Mohammad Zainal, Head of Marketing Communication Kompas.com, menyatakan bahwa kegiatan ini sejalan dengan komitmen keberlanjutan Kompas.com dan platform Lestari di Kompas.com, yang mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

“Langkah kecil seperti mengolah limbah jelantah bisa jadi awal dari perubahan besar,” ungkapnya.

Salah satu peserta, Adelia, senang. “Selama ini minyak jelantah cuma dibuang. Sekarang saya tahu bisa dijadikan sabun. Ini solusi ramah lingkungan dan bermanfaat untuk sehari-hari,” katanya.

Dari dapur, buat bumi. Dari jelantah, jadi cuan. Langkah awal menjaga lingkungan ternyata tidak sedemikian rumit.

Baca juga: Picu Krisis Iklim, Metana dari Sampah Harus Segera Diatasi

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Respons Putusan MK soal Izin Berkebun di Hutan, Kemenhut Siapkan SE Menteri
Respons Putusan MK soal Izin Berkebun di Hutan, Kemenhut Siapkan SE Menteri
Pemerintah
Kemenhut: Penebangan Hutan Terencana Bukan Deforestasi, Indonesia Beda dengan Eropa
Kemenhut: Penebangan Hutan Terencana Bukan Deforestasi, Indonesia Beda dengan Eropa
Pemerintah
Marine Safari Bali, Gerbang Edukasi dan Konservasi Laut Nusantara
Marine Safari Bali, Gerbang Edukasi dan Konservasi Laut Nusantara
Swasta
Dari Data Kesehatan Memprihatinkan ke Budaya Hidup Sehat, Begini Transformasi PLN UID Banten lewat Program GELORA
Dari Data Kesehatan Memprihatinkan ke Budaya Hidup Sehat, Begini Transformasi PLN UID Banten lewat Program GELORA
Pemerintah
Bali Luncurkan Unit Layanan Disabilitas untuk Penanggulangan Bencana
Bali Luncurkan Unit Layanan Disabilitas untuk Penanggulangan Bencana
Pemerintah
DLH Jakarta Akui Sulit Setop 'Open Dumping' di TPS Bantargebang
DLH Jakarta Akui Sulit Setop "Open Dumping" di TPS Bantargebang
Pemerintah
DKI Gadang Sunter Jadi Lokasi Waste to Energy, Kelola 2.200 Ton Sampah
DKI Gadang Sunter Jadi Lokasi Waste to Energy, Kelola 2.200 Ton Sampah
Pemerintah
RDF Rorotan Beroperasi November, Diklaim Bisa Redam Sebaran Mikroplastik
RDF Rorotan Beroperasi November, Diklaim Bisa Redam Sebaran Mikroplastik
Pemerintah
United Tractors Dorong Inovasi Berkelanjutan Lewat SOBAT Competition 2025
United Tractors Dorong Inovasi Berkelanjutan Lewat SOBAT Competition 2025
Swasta
Mikroplastik Ada di Udara dan Hujan, Menteri LH Minta TPA Lakukan Capping
Mikroplastik Ada di Udara dan Hujan, Menteri LH Minta TPA Lakukan Capping
Pemerintah
Ironis, Udara Kita Tercemar Mikroplastik, Bernafas pun Bisa Berarti Cari Penyakit
Ironis, Udara Kita Tercemar Mikroplastik, Bernafas pun Bisa Berarti Cari Penyakit
LSM/Figur
Second NDC Indonesia Dinilai Tak Partisipatif, Lemah Substansi
Second NDC Indonesia Dinilai Tak Partisipatif, Lemah Substansi
LSM/Figur
Nyamuk Muncul di Islandia, Tanda Nyata Dampak Perubahan Iklim
Nyamuk Muncul di Islandia, Tanda Nyata Dampak Perubahan Iklim
Pemerintah
WMO: Peringatan Dini Bencana Hak Asasi Manusia, Tak Boleh Ada yang Mati Sia-sia
WMO: Peringatan Dini Bencana Hak Asasi Manusia, Tak Boleh Ada yang Mati Sia-sia
Pemerintah
Ketika Perempuan Petani di Kalbar Andalkan Gotong Royong untuk RIngankan Pekerjaan Keluarga...
Ketika Perempuan Petani di Kalbar Andalkan Gotong Royong untuk RIngankan Pekerjaan Keluarga...
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau