Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/05/2023, 13:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Hilirisasi dan kelembagaan dinilai dapat menjadi kunci untuk menyejahterakan petani yang dapat diwujudkan melalui korporatisasi dalam bentuk koperasi.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menuturkan, sudah banyak contoh koperasi di luar negeri yang sukses, seperti Amerika Serikat dan New Zealand yang memiliki ribuan hektar dengan membangun corporate farming.

"Kita harus berusaha dalam luasan yang ekonomis," kata Teten, saat melakukan Kunjungan ke Koperasi Produsen Tani Kini Dharma Kriya dengan Komoditas Unggulan Kopi Arabika dan Jeruk Siam di Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali, Senin (1/5/2023).

Para petani di Kintamani dapat mencontoh pembentukan korporatisasi yang sudah dilakukan di beberapa tempat.

Salah satunya di Lampung yang menerapkan pengembangan kebun pisang di lahan 400 hektar dengan melibatkan 600 orang yang tergabung dalam koperasi.

Baca juga: Kembangkan Benih Lokal Siporang, Petani Binaan PTAR Panen Perdana

Mereka menanam pisang jenis mas kirana Lumajang untuk diekspor ke Singapura dan Jepang dengan kualitas produk tinggi.

"Padahal untuk masuk pasar global, pisang butuh 21 sertifikasi dan ada 3 yang harus dievaluasi khusus. Ini susah kalau sendiri-sendiri. Jadi harus diperkuat kelembagaannya melalui koperasi. Agar memenuhi standar," tuturnya.

Contoh lainnya adalah korporatisasi farming di Ciwidey, Jawa Barat, yang memproduksi sayur-sayuran dan saat ini telah berhasil menyuplai ke berbagai pasar ritel modern.

Beberapa contoh ini menunjukkan bahwa petani dapat sukses dan sejahtera.

"Jadi apa yang ditanam petani sesuai permintaan pasar baik varietas termasuk volume dan waktu panen. Dengan peran pertanian terencana tidak ada lagi keluhan saat panen harga jatuh. Jadi kuncinya kelembagaan dan hilirisasinya," tandas Teten.

Di tempat yang sama, Bupati Bangli Sang Nyoman Sedhana Artha mengungkapkan, Kintamani memiliki potensi komoditas kopi dan jeruk yang sudah dikenal baik secara Nasional maupun Internasional terutama untuk kopi arabika.

"Secara statistik lahan kopi 5.900 hektar, produksi 2.000 ton per tahun. Jeruk 3.500 hektar produksi 3.000 ton lebih. Ini menjadi kekuatan ekonomi Bangli dan dapat memberikan kesejahteraan pada masyarakat," tutur Nyoman.

Dia berharap, kehadiran Menteri Teten dapat mendukung terbentuknya korporatisasi petani di Bangli agar komoditas unggulan mereka dapat menyejahterakan petani.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com