Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daftar Taman Nasional di Bali dan Nusa Tenggara

Kompas.com, 22 Mei 2023, 16:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Taman nasional adalah salah satu bentuk upaya untuk melestarikan dan melindungi keanekaragaman hayati yang ada di Indonesia.

Berdasarkan Undang-Undang (UU) No 5 Tahun 1990, taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli.

Selain melindungi keanekaragaman hayati, taman nasional turut berfungsi melindungi sistem penyangga kehidupan.

Baca juga: Wisata ke Taman Nasional Komodo, Bisa Mampir Lihat Atraksi di Desa

Pengelolaan taman nasional di Indonesia diatur dengan sistem zonasi. Sistem zonasi ini berfungsi untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi.

Saat ini, ada 54 kawasan yang ditetapkan sebagai taman nasional. Lokasinya tersebar dari Sabang sampai Merauke.

Di Bali dan Nusa Tenggara, ada enam wilayah yang ditetapkan sebagai taman nasional. Berikut daftarnya.

Baca juga: Daftar Lengkap 54 Taman Nasional di Indonesia

1. Taman Nasional Bali Barat

Taman Nasional Bali Barat.SHUTTERSTOCK/Wayan_Suarnaya Taman Nasional Bali Barat.

Taman Nasional Bali Barat terletak di bagian barat dari Pulau Bali dengan luas 77.000 hektare (ha) atau kira-kira 10 persen dari luas daratan Pulau Bali.

Taman Nasional Bali Barat adalah satu-satunya taman nasional di Provinsi Bali dan merupakan kawasan konservasi dengan keanekaragaman hayati terestrial maupun laut.

Terdapat sekitar 160 spesies flora dan fauna yang dilindungi di Taman Nasional Bali Barat termasuk banteng, rusa, lutung, kalong dan aneka burung.

Taman Nasional Bali Barat merupakan habitat asli satwa endemik yang menjadi ikon Pulau Bali yaitu burung jalak bali.

Informasi lebih lanjut mengenai Taman Nasional Bali Barat dapat dilihat di sini.

  • Lokasi: Bali
  • Pengelola: Balai Taman Nasional Bali Barat

Baca juga: Daftar Taman Nasional di Pulau Sumatera

2. Taman Nasional Gunung Rinjani

Potret di Danau Segara Anak di Gunung Rinjani.indonesia.travel Potret di Danau Segara Anak di Gunung Rinjani.

Taman Nasional Gunung Rinjani terletak di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, dan merupakan daerah bergunung-gunung dengan ketinggian mulai 500 meter di atas permukaan laut (mdpl) hingga 3726 mdpl.

Ada beberapa gunung yang ada disekitar kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani yaitu Gunung Pelawangan, Gunung Daya, Gunung Sangkareang, Gunung Buah Mangge, dan Gunung Kondo.

Beberapa flora dan fauna yang ada di Taman Nasional Gunung Rinjani yang terkenal contohnya adalah celepuk rinjani, monyet, elang flores, dan bunga anggrek.

Informasi lebih lanjut mengenai Taman Nasional Gunung Rinjani dapat dilihat di sini.

  • Lokasi: Nusa Tenggara Barat
  • Pengelola: Balai Taman Nasional Gunung Rinjani

Baca juga: Daftar Taman Nasional di Pulau Jawa

3. Taman Nasional Manupeu Tanah Daru Laiwangi Wanggameti (Matalawa)

Kawasan Taman Nasional MataLawa di Pulau Sumba, NTT.KOMPAS.com/MARKUS MAKUR Kawasan Taman Nasional MataLawa di Pulau Sumba, NTT.

Taman nasional ini terdiri dari dua yaitu Manupeu Tanah Daru dan Laiwangi Wanggameti disingkat menjadi Taman Nasional Matalawa.

Total luas Taman Nasional Matalawa sebesar 92.086,69 ha yang terdiri atas Manupeu Tanah Daru dengan 50.077,30 ha dan Laiwangi Wanggameti 42.009,39 ha.

Taman Nasional Matalawa menjadi satu-satunya kawasan konservasi yang terletak di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur.

Ada dua jenis satwa terancam punah di Taman Nasional Matalawa yang menjadi prioritas yaitu kakatua sumba dan julang sumba.

Taman nasional ini JUGA memiliki lebih dari 159 jenis burung, 41 jenis capung, 6 jenis amfibi, 30 jenis reptil, dan 28 jenis mamalia. Selain keanekaragaman hayati jenis satwa, kawasan ini memiliki beberapa objek wisata yang indah.

Informasi lebih lanjut mengenai Taman Nasional Matalawa dapat dilihat di sini.

  • Lokasi: Nusa Tenggara Timur
  • Pengelola: Balai Taman Nasional Manupeu Tanah Daru Laiwangi Wanggameti

Baca juga: Menparekraf Tanggapi Kenaikan Tarif Pemandu Taman Nasional Komodo

4. Taman Nasional Kelimutu

Wisatawan Nusantara asal Manggarai Timur berburu Sunrise di Puncak Danau Kelimutu, Kabupaten Ende, NTT, Sabtu, (22/4/2023). (KOMPAS.com/DOK WISATAWAN MATIM/RATNA DJABUR)KOMPAS.COM/DOK/WISATAWAN MATIM/RATNA DJABUR Wisatawan Nusantara asal Manggarai Timur berburu Sunrise di Puncak Danau Kelimutu, Kabupaten Ende, NTT, Sabtu, (22/4/2023). (KOMPAS.com/DOK WISATAWAN MATIM/RATNA DJABUR)

Taman Nasional Kelimutu terletak di wilayah Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Luas Taman Nasional Kelimutu adalah 5.356,50 ha.

Taman Nasional Kelimutu terkenal akan dananunya yang memiliki tiga warga berbeda di puncak Gunung Kelimutu.

Seiring berjalannya waktu, warna-warna tersebut kerubah berubah. Perubahan warna air dalam danau tersebut memiliki jadwal.

Perubahan warna umumnya terjadi karena adanya perubahan aktivitas vulkanik, geologi, dan faktor luar seperti hujan atau matahari. Hal ini memengaruhi komposisi kandungan air.

Informasi lebih lanjut mengenai Taman Nasional Kelimutu dapat dilihat di sini.

  • Lokasi: Nusa Tenggara Timur
  • Pengelola: Balai Taman Nasional Kelimutu

Baca juga: Wisata Alam Taman Nasional Gunung Merapi Buka Lagi mulai 17 April

5. Taman Nasional Komodo

Komodo di Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur (NTT).SHUTTERSTOCK/SERGEY URYADNIKOV Komodo di Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Taman Nasional Komodo adalah salah satu taman nasional pertama Indonesia yang menjadi habitat alami bagi dua satwa kunci utama yaitu komodo dan kakatua kecil jambul kuning.

Taman Nasional Komodo terdiri dari beberapa pulau dengan perairan lautnya yang secara administratif masuk wilayah Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.

Terdapat setidaknya 142 pulau kecil dengan lima pulau utama sebagai habitat dari komodo di Taman Nasional Komodo.

Total luas wilayah Taman Nasional Komodo adalah 173.300 ha dengan luas wilayah perairan 114.801 ha dan wilayah daratan 58.499 ha.

Informasi lebih lanjut mengenai Taman Nasional Komodo dapat dilihat di sini.

  • Lokasi: Nusa Tenggara Timur
  • Pengelola: Balai Taman Nasional Komodo

Baca juga: Jalur Trekking Loh Buaya di Taman Nasional Komodo Dibuka 1 April 2023

6. Taman Nasional Gunung Tambora

Gunung Tambora di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Kamis (6/4/2023). Sumber: BTN Tambora. Gunung Tambora di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Kamis (6/4/2023). Sumber: BTN Tambora.

Taman Nasional Gunung Tambora secara administratif terletak di Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Dilansir dari pemberitaan Kompas.com, Taman Nasional Gunung Tambora memiliki luas 71.645,74 ha.

Wisata di Taman Nasional Gunung Tambora yang paling menarik adalah jelajah alam dan pendakian.

Pendakian biasanya bertujuan untuk mencapai Kaldera Gunung Tambora akibat dari letusan gunung ini pada 1815 silam.

Beberapa fauna yang menjadi keunikan Taman Nasional Gunung Tambora adalah kakaktua jambul kuning, nuri kepala mera, kirik australia, ayam hutan hijau, srigunting, bentet kelabu, isap madu australia, hingga elang bondol.

Informasi lebih lanjut mengenai Taman Nasional Gunung Tambora dapat dilihat di sini.

  • Lokasi: Nusa Tenggara Barat
  • Pengelola: Balai Taman Nasional Gunung Tambora

Baca juga: Status Gunung Merapi Siaga, Obyek Wisata Alam di Wilayah Taman Nasional Gunung Merapi Ditutup Sementara

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Inisiatif Food Waste Breakthrough: Target Potong Setengah Sampah Makanan Kota
Inisiatif Food Waste Breakthrough: Target Potong Setengah Sampah Makanan Kota
Swasta
Telkom University–Cyberport Hong Kong Resmi Bersinergi Dorong Inovasi Digital Global
Telkom University–Cyberport Hong Kong Resmi Bersinergi Dorong Inovasi Digital Global
Swasta
Perlu 1 Miliar Hektar untuk Penuhi Janji Iklim
Perlu 1 Miliar Hektar untuk Penuhi Janji Iklim
LSM/Figur
CDP: Bisnis Proyeksikan Kerugian 420 Miliar Dolar AS Akibat Risiko Cuaca Ekstrem
CDP: Bisnis Proyeksikan Kerugian 420 Miliar Dolar AS Akibat Risiko Cuaca Ekstrem
Swasta
Muhammadiyah Luncurkan Pesantren Eco-Saintek, yang Integrasi Pendidikan dan Lingkungan
Muhammadiyah Luncurkan Pesantren Eco-Saintek, yang Integrasi Pendidikan dan Lingkungan
LSM/Figur
Krisis Nutrisi akibat Iklim: Tanaman Makin Berkalori, Kita Makin Rentan
Krisis Nutrisi akibat Iklim: Tanaman Makin Berkalori, Kita Makin Rentan
LSM/Figur
Saat Kebun Harus Beradaptasi
Saat Kebun Harus Beradaptasi
Pemerintah
Empat Miskonsepsi Besar Soal Nikel dan Kendaraan Listrik di Indonesia
Empat Miskonsepsi Besar Soal Nikel dan Kendaraan Listrik di Indonesia
LSM/Figur
Panduan Global Baru Diluncurkan, Bantu Pembuat Kebijakan Pahami Krisis Iklim
Panduan Global Baru Diluncurkan, Bantu Pembuat Kebijakan Pahami Krisis Iklim
Pemerintah
Di Balik Panja AMDK: Krisis Penyediaan Air Minum dan Isu Lingkungan yang Terabaikan
Di Balik Panja AMDK: Krisis Penyediaan Air Minum dan Isu Lingkungan yang Terabaikan
Pemerintah
Mikroplastik Cemari Udara di 18 Kota, Jakarta Pusat Catat Konsentrasi Tertinggi
Mikroplastik Cemari Udara di 18 Kota, Jakarta Pusat Catat Konsentrasi Tertinggi
LSM/Figur
MA Ungkap, Hakim Bersertifikasi Lingkungan Kunci Atasi Anti-SLAPP
MA Ungkap, Hakim Bersertifikasi Lingkungan Kunci Atasi Anti-SLAPP
Pemerintah
COP30: Pemerintah Siapkan Strategi Hadapi Fraud Perdagangan Karbon
COP30: Pemerintah Siapkan Strategi Hadapi Fraud Perdagangan Karbon
Pemerintah
Pulau Buru Maluku Ditetapkan Jadi Kawasan Konservasi Baru Penyu Belimbing
Pulau Buru Maluku Ditetapkan Jadi Kawasan Konservasi Baru Penyu Belimbing
Pemerintah
Timbal Ditemukan dalam Darah Ibu Hamil dan Anak, Ini Sumber Utamanya
Timbal Ditemukan dalam Darah Ibu Hamil dan Anak, Ini Sumber Utamanya
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Tentang

Fitur Apresiasi Spesial dari pembaca untuk berkontribusi langsung untuk Jurnalisme Jernih KOMPAS.com melalui donasi.

Pesan apresiasi dari kamu akan dipublikasikan di dalam kolom komentar bersama jumlah donasi atas nama akun kamu.

Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan yang berisi konten ofensif, diskriminatif, melanggar hukum, atau tidak sesuai etika dapat dihapus tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau