KOMPAS.com – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) optimistis stok beras tetap aman hingga akhir tahun ini di tengah dampak El Nino.
SYL menuturkan, ada tambahan 500.000 hektare sawah yang akan mampu menghasilkan hingga 1,5 juta ton beras pada penghujung tahun.
Dia menyampaikan, Kementerian Pertanian sudah mengantisipasi musim kemarau dengan menggenjot produksi dan produktivitas petani.
Baca juga: Kekeringan dan Kecukupan Luas Tutupan Hutan
Antisipasi tersebut dimulai dari perencanaan hingga implementasi di sawah dan ladang yang senantiasa dipantau secara seksama, sebagaimana dilansir Antara, Kamis (17/8/2023).
Pada musim kemarau tahun ini, Indonesia dibayangi fenomena El Nino yang berdampak pada intensitas panas yang lebih tinggi dan berakibat pada kekeringan serta kurangnya ketersediaan air.
Hal itu berdampak pada stok pangan yang seharusnya diprediksi aman hingga Desember menjadi terancam.
Kementerian Pertanian memprediksi, El Nino akan membuat Indonesia kekurangan stok beras antara 380.000 ton hingga 1,2 juta ton.
Baca juga: Hadapi Ancaman Kekeringan, Anggaran Ketahanan Pangan Pemda Diminta Dinaikkan
“Karena kebetulan kemarau ini El Nino, keringnya agak keras, panasnya agak banyak, air agak bersoal, tentu saja dari persiapan kita hanya kemarau, harus di-booster lagi dengan pendekatan El Nino,” kata SYL.
“Melalui analisa data dan lapangan bahwa kita sudah siap, sekeras apapun El Nino,” sambungnya.
SYL menyampaikan, penambahan penanaman padi di 500.000 hektare yang berada di daerah hijau merupakan upaya tambahan mengantisipasi El Nino.
Dia menjelaskan, daerah hijau merupakan daerah yang memiliki jumlah petani yang cukup, kelompok tani yang bisa terkonsolidasi, dan memiliki benih padi varietas unggul yang tahan kering dan panas serta pemilihan pupuk yang tepat.
Baca juga: Mayoritas Jateng Siaga Kekeringan, Menko PMK: Waspada Gagal Panen
Daerah hijau tersebut tersebar di enam provinsi lumbung pangan yakni Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.
Kemudian, ditambah dengan empat provinsi penyangga yaitu Banten, Lampung, Kalimantan Selatan, dan Nusa Tenggara Barat.
“Sehingga kita jamin ada tambahan 1,5 juta ton beras atau 3 juta ton gabah yang terjadi besok itu,” papar SYL.
“Semua dirjen lintas sektor turun, sudah jalan sekarang, Juli-Agustus ini maksimal (ditanam) sehingga kita berharap dia bisa mem-backup November-Desember,” tambahnya.
Baca juga: Waspada Kekeringan Musim Kemarau, Distribusi Air Bersih Bukan Solusi Utama
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya