Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pramono Dwi Susetyo
Pensiunan

Pemerhati masalah kehutanan; penulis buku

Kekeringan dan Kecukupan Luas Tutupan Hutan

Kompas.com - 07/08/2023, 10:14 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KEMARAU dan kekeringan panjang di Indonesia saat ini penyebabnya lebih banyak dialamatkan kepada fenomena El Nino, yang membuat gerah dan membawa dampak suhu bumi meningkat.

Namun, jangan dilupakan semakin berkurangnya luas tutupan hutan di hulu daerah aliran sungai (DAS) yang berfungsi sebagai daerah tangkapan air (catchment area). Kondisi tersebut sangat berpengaruh signifikan terhadap kekeringan air di daerah hilirnya.

Bagaimana dapat terjadi?

Harian Kompas, Sabtu (5/8/2023), mewartakan bahwa ratusan desa di Jawa Tengah didera kekeringan. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng, hingga Jumat (4/8/2023), ada 114 desa di 56 kecamatan yang mengeluhkan terdampak kekeringan.

Ratusan desa itu tersebar di 18 kabupaten/kota, yakni Cilacap, Purbalingga, Purworejo, Klaten, Sukoharjo, Sragen, Grobogan, Blora, Rembang, Demak, Temanggung, Kendal, Pemalang, Brebes, Tegal, Semarang, Kota Semarang, dan Kota Salatiga.

Mayoritas daerah yang disebut di atas pada umumnya terletak di daerah hilir DAS. Hanya Temanggung, Sokoharjo, dan Kota Salatiga letaknya di bagian tengah DAS yang melingkupinya.

Faktanya kini, luas kawasan hutan Pulau Jawa semakin mengecil karena beberapa sebab. Saat ini luasnya hanya sekitar 24 persen dari luas Pulau Jawa, yakni sekitar 129.600,71 kilometer persegi.

Dari total 24 persen, tutupan hutannya hanya sekitar 19 persen saja. Sedangkan lima persen lainnya di antaranya adalah berupa hutan rakyat, kebun raya, dan taman keragaman hayati yang memiliki fungsi seperti hutan.

Makin menyusutnya luas kawasan hutan di Pulau Jawa karena beberapa sebab di antaranya alih fungsi hutan untuk lahan pertanian, pemukiman, industri, infrastruktur, kawasan komersial.

Cukupkah kawasan hutan dan tutupan hutan seluas itu untuk melindungi ekosistem daerah-daerah di bawahnya atau di kawasan hilir?

Hutan penyeimbang neraca air

Dalam ruang lingkup (scoping) yang lebih khusus, kekeringan yang terjadi pada musim kemarau panjang dapat dideteksi lebih mudah dengan pendekatan DAS.

Secara alami, air tawar yang jumlahnya 2,5 persen total air yang ada di planet ini berasal dari air hujan, yang masuk ke permukaan tanah, atau mengalir melalui sungai. Proses alam menguapkan kembali air menjadi air hujan. Siklus itu terus terjadi seumur bumi.

Air hujan yang masuk dalam wilayah tangkapan air (catchment area) di daerah aliran sungai ditangkap oleh hutan lalu dialirkan masuk ke dalam tanah.

Penelitian menyebutkan hutan berdaun jarum mampu membuat 60 persen air hujan terserap tanah. Sementara, hutan dengan pohon berdaun lebar mampu menyerap 80 persen air hujan.

Makin rapat pohon yang ada dan makin berlapis-lapis strata tajuknya, maka makin tinggi pula air hujan yang terserap ke dalam tanah.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Lumba-Lumba Muncul di Laut Jakarta, Jadi Momentum Perkuat Perlindungan Perairan
Lumba-Lumba Muncul di Laut Jakarta, Jadi Momentum Perkuat Perlindungan Perairan
LSM/Figur
Kemenperin Dorong Industri Lapor Emisi Lewat SIINas
Kemenperin Dorong Industri Lapor Emisi Lewat SIINas
Pemerintah
Pertamina Gandeng Kelompok Tani Hutan Perkuat Perhutanan Sosial
Pertamina Gandeng Kelompok Tani Hutan Perkuat Perhutanan Sosial
BUMN
Pemerintah Resmikan Pasar Perdagangan Sertifikat EBT ICDX
Pemerintah Resmikan Pasar Perdagangan Sertifikat EBT ICDX
Swasta
Perubahan Iklim, Situs Warisan Dunia Terancam Kekeringan atau Banjir
Perubahan Iklim, Situs Warisan Dunia Terancam Kekeringan atau Banjir
LSM/Figur
Ancaman Tersembunyi Perubahan Iklim, Bikin Nutrisi Makanan Turun
Ancaman Tersembunyi Perubahan Iklim, Bikin Nutrisi Makanan Turun
LSM/Figur
Ahli Desak Regulasi Ketat Pemeliharaan Ular, Jangan Sampai Ada Korban
Ahli Desak Regulasi Ketat Pemeliharaan Ular, Jangan Sampai Ada Korban
LSM/Figur
Mobil Listrik Hasilkan Emisi 73 Persen Lebih Rendah, Bantu Capai Target Iklim
Mobil Listrik Hasilkan Emisi 73 Persen Lebih Rendah, Bantu Capai Target Iklim
Pemerintah
Adipura Kini Bukan Cuma Penghargaan, Kota Kotor Terancam Kehilangan Anggaran
Adipura Kini Bukan Cuma Penghargaan, Kota Kotor Terancam Kehilangan Anggaran
Pemerintah
Mencairnya Gletser Bisa Picu Letusan Gunung Berapi Global
Mencairnya Gletser Bisa Picu Letusan Gunung Berapi Global
Pemerintah
Mengintip Pabrik dan Advanced Lab Tembakau Bebas Asap Hasil Investasi Rp 5,3 T Sampoerna
Mengintip Pabrik dan Advanced Lab Tembakau Bebas Asap Hasil Investasi Rp 5,3 T Sampoerna
Swasta
Sembilan Titik Laut Dalam di Sumatra Punya Potensi Tinggi, dari Udang hingga Beragam Karang
Sembilan Titik Laut Dalam di Sumatra Punya Potensi Tinggi, dari Udang hingga Beragam Karang
LSM/Figur
Standar Adipura Dirombak, 50 Persen Ditentukan dari Pengelolaan Sampah
Standar Adipura Dirombak, 50 Persen Ditentukan dari Pengelolaan Sampah
Pemerintah
Genetika Tuna Diteliti, Jadi Dasar Kuota Tangkap dan Konservasi
Genetika Tuna Diteliti, Jadi Dasar Kuota Tangkap dan Konservasi
LSM/Figur
Jual Kupu-Kupu Dilindungi di Media Sosial, Pria 60 Tahun Ditangkap
Jual Kupu-Kupu Dilindungi di Media Sosial, Pria 60 Tahun Ditangkap
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau