JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN tengah mempersiapkan metodologi penyusunan laporan terkait aspek Environment, Social, and Governance (ESG), agar lebih baik, dan komprehensif.
Hal ini menyusul Skor ESG Risk Rating BTN dalam Sustainalytics yang masih berada pada level medium risk 28,4. Kinerja ini menjadikan BTN menempati peringkat 598 dari 997 kelompok industri perbankan, dan 9.642 dari 15.460 secara global.
Sustainalytics mengklasifikasikan perusahaan sebagai bagian dari kerangka komprehensif berdasarkan kapitalisasi pasar dalam indeks global dan regional utama.
Baca juga: 13 Perusahaan Sabet Penghargaan ESG Award 2023 dari KEHATI
Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu memastikan komitmen Perseroan untuk senantiasa menerapkan praktik-praktif ESG dalam operasionalnya.
Tak hanya secara internal, juga eksternal dalam kerangka menyejahterakan kehidupan masyarakat melalui sektor perumahan sebagai core business Perseroan.
"Untuk itu, kami tengah menyiapkan metodologi yang tepat guna menyusun laporan ESG agar lebih komprehernsif. Jika sudah ada metodologinya, kami yakin Skor ESG Risk Rating kami akan melesat naik," ujar Nixon menjawab Kompas.com, Sabtu (19/8/2023).
Direktur Risk Management and Transformation BTN Setiyo Wibowo menambahkan, sejatinya aspek sosial dalam kerangka ESG sudah terpenuhi dengan baik oleh Perseroan.
Terbukti dengan realisasi 5,2 juta unit hingga Juni 2023, sebanyak 3,9 juta unit di antaranya merupakan KPR Subsidi, dan hanya 1,3 juta unit yang merupakan KPR Non-subsidi atau komersial.
"Kedua dari aspek environment, kami juga menetapkan syarat untuk pengembang perumahan menanam satu pohon (minimal) untuk satu unit rumah. Dan ini sudah berjalan di perumahan-perumahan yang dibangun pengembang mitra BTN," ungkap Setiyo.
Baca juga: ESG Mendorong Terciptanya Iklim Investasi yang Baik
Tak hanya itu, Perseroan juga mendukung pengelolaan sampah di perumahan-perumahan yang penghuninya merupakan nasabah BTN.
Perseroan juga mendorong perilaku hemat listrik, diet plastik, dan sejumlah inisiatif lainnya terkait pelestarian lingkungan.
Sementara dari aspek tata kelola (governance), transformasi digital yang memungkinkan pola dan budaya kerja efektif dan efisien yang mendukung terciptanya produktivitas, terus digalakkan.
"Tidak lupa, kami juga terus berupaya mendorong realisasi keterwakilan 20 persen kepemimpinan BTN, diisi oleh perempuan," cetus Setiyo.
Seluruh upaya ini dilakukan guna mendukung transformasi BTN sebagai bank modern yang adaptif terhadap dinamika perkembangan global.
Sementara, inisiatif strategis utama yang tengah dilakukan BTN demi pengembangan bisnis ke depan, mencakup enam hal.
Baca juga: Penerapan Konsep ESG dalam Membangun Bisnis Berkelanjutan
Ke-6 inisiatif strategis tersebut meliputi, sentralisasi proses kredit konsumer dan komersial, sentralisasi proses operasional ke wilayah dan kantor pusat, dan optimalisasi kantor cabang pembantu (KCP) yang tidak produktif.
Kemudian implementasi sales center yang fokus pada penjualan KPR emerging affluent, implementasi KCP UMKM serta implementasi pengembangan BTN Mobile dan Digital Mortgage Ecosystem.
Salah satu transformasi terbesar yang dijalankan Bank BTN adalah mengubah fungsi kantor cabang menjadi lebih fokus kepada bisnis daripada kegiatan operasional.
BTN juga melakukan substitusi layanan ke digital channel sejak 2019 dengan menutup 157 outlet dan KCP yang dinilai tidak produktif, menjadi 612 outlet dan KCP.
Nixon menuturkan, branch transformation telah diimplementasikan sejak April 2022 dan menunjukkan hasil maksimal pada produktivitas dan efisiensi.
Selain branch transformation, Nixon juga menyebut performa digital channel BTN sampai dengan Semester I-2023 tumbuh secara signifikan yang didorong oleh pengembangan mobile banking, QRIS Merchant, serta EDC.
Baca juga: Kenali Sejarah Munculnya ESG, Bermula Sejak 1990-an
Hingga saat ini jumlah pengguna New BTN Mobile tercatat 621.00 user, BTN Properti telah dikunjungi 28,7 juta visitor, sedangkan di BTN Properti for Developer ada sekitar 7.940 developer yang telah menjadi member aplikasi tersebut.
Berbekal transformasi yang dilakukan, BTN menargetkan pertumbuhan kredit 10 persen yang ditopang oleh KPR Subsidi, KPR Non-subsidi dan kredit high yield.
Fee Based Income ditargetkan sebesar Rp 2 triliun, Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 10 persen dengan fokus pada peningkatan Giro dan Tabungan, NPL di bawah tiga persen, dan Cost to Income Ratio (CIR) kurang dari 50 persen di mana beban operasional hanya tumbuh sekitar enam persen.
Nixon sendiri memperkirakan kondisi perbankan pada 2024 mendatang akan semakin membaik. Dengan indikator makro yang semakin kondusif, kondisi perekonomian dan perbankan nasional pada tahun 2024 diprediksi akan semakin membaik yang akan didorong oleh beberapa stimulus.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya