KOMPAS.com - Memperingati Hari Ulang Tahun ke-78 Kemerdekaan RI, Behaestex meluncurkan program "Gebyar Sarung Atlas Merah Putih". Dalam program ini, Behaestex memberikan sarung kepada petugas upacara bendera 17 Agustus 2023 di ratusan pondok pesantren.
Program diawali dengan pondok pesantren mendaftar untuk mengajukan kebutuhan sarung bagi petugas upacara bendera di pondok pesantrennya. Dari peserta yang mendaftar, tim Behaestex melakukan verifikasi dan memilih pondok pesantren untuk mendapatkan Sarung Atlas Merah Putih.
Dirut Behaestex, Najib Abdurrauf Bahasuan di Pondok Pesantren Nuu Waar AFKN, Bekasi, Jawa Barat menjelaskan, program "Gebyar Sarung Atlas Merah Putih ini" merupakan satu wujud Behaestex berkontribusi untuk negeri.
“Melalui program Gebyar Sarung Atlas Merah putih, Behaestex mewujudkan kontribusinya kepada negeri dengan kolaborasi bersama ratusan pondok pesantren dalam memperingati HUT RI ke-78," ujar Najib Abdurrauf Bahasuan.
"Insya Allah kita terbuka kolaborasi-kolaborasi sejenis di masa yang akan datang. Terima kasih atas antusisme dari pondok-pondok pesantren yang mendaftar. Kami mohon maaf bagi pondok pesantren yang belum terpilih, semoga kedepannya bisa berkolaborasi,” harapnya.
Masih berkaitan dalam memperingati HUT RI ke-78, Behaestex juga meluncurkan Songkok BHS Classic Edisi Paskibra. Songkok BHS, sudah dipercaya sejak tahun 2019 menjadi songkok official Paskibraka di Istana Negara.
“Di tahun ini kita me-relaunch Songkok BHS Classic Edisi Paskibra dengan tambahan eksklusif pin Garuda. Dan songkok Paskibra ini sejak 2019 selalu digunakan oleh Paskibara saat upacara bendera kemerdekaan di Istana Negara,” ujar Najib.
Behaestex berharap kontribusinya terhadap Indonesia dengan peluncuran produk terbarunya dapat memicu semangat masyarakat untuk terus meningkatkan kecintaannya kepada Indonesia.
Baca juga: PIS Gelar Upacara HUT RI di Kapal Abherka dan Kibarkan Merah Putih di Bawah Laut
Menurut Najib, sarung kini telah menjadi salah satu pakaian bangsa Indonesia yang keberadaannya semakin eksis. Hal ini tidak lain karena sarung selain dikenal sebagai busana muslim, penggunaannya juga sebagai atribut busana yang berhubungan dengan budaya.
“Kami selalu berkomitmen menghadirkan produk-produk terbaik bagi masyakat Indonesia. Tidak hanya berpaku pada komersil, namun kami juga selalu mengupayakan produk kami memiliki nilai-nilai yang sangat dekat dengan kebudayaan Indonesia,” tutup Najib Bahasuan.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya