Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 27 Juli 2023, 19:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Aspek environmental, social, dan governance (ESG) dapat mendorong terciptanya iklim investasi yang baik.

Hal tersebut disampaikan Dewan Pengawas Indonesia Investment Authority (INA) Cyril Nurhadi.

Cyril menuturkan, investor global semakin mengedepankan ESG bagi perusahaan karena dapat memicu keberlanjutan.

Baca juga: Penerapan Konsep ESG dalam Membangun Bisnis Berkelanjutan

"Sejak United Nation (PBB) menegaskan pentingnya ESG, investor global mulai memberi persyaratan agar setiap investasi yang akan dikucurkan berbasis ramah lingkungan," kata Cyril dalam siaran pers dari Yayasan Keanekaragaman Hayati (KEHATI) Kamis (27/7/2023).

Dia menambahkan, tren market dunia sedang menuju ke arah keberlanjutan atau sustainability.

"Sebab itu, penting ESG dikedepankan, sekaligus bisa menarik dan mendorong terciptanya iklim investasi yang baik," ucap Cyril.

Sejak 2009, Yayasan KEHATI dan Bursa Efek Indonesia (BEI) meluncurkan indeks saham Sustainable and Responsible-KEHATI (SRI-KEHATI).

Baca juga: Jaga Komitmen ESG, BRI Insurance Lepas Ratusan Tukik di Pulau Anak Karas

Indeks ini berisi 25 saham dengan nilai ESG terbaik. Indeks SRI-KEHATI juga menjadi acuan investasi berbasis ESG di pasar modal Indonesia.

Pada 2021, BEI dan KEHATI merilis dua indeks baru yaitu ESG Sector Leaders IDX KEHATI dan ESG Quality 45 IDX KEHATI.

ESG Sector Leaders IDX KEHATI berisi saham-saham dengan likuiditas baik dan kinerja ESG-nya di atas rata-rata sektor.

Sedangkan ESG Quality 45 IDX KEHATI berisi 45 saham terbaik dari sisi kinerja ESG da kualitas keuangan perusahaan.

Baca juga: Bumi Serpong Damai, Satu-satunya Emiten Properti yang Meraih ESG Star

Saham-saham konstituen dalam ketiga indeks tersebut rutin ditinjau ulang dan diperbarui setiap Mei dan November dalam setahun.

Menurut data BEI, selama 2022, indeks SRI-KEHATI mampu naik hingga 14 persen year on year (yoy).

Pertumbuhan tersebut melampaui Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang hanya tumbuh 4,09 persen dan Indeks LQ45 yang hanya naik 0,62 persen pada 2022.

Baca juga: Kenali Sejarah Munculnya ESG, Bermula Sejak 1990-an

Direktur Yayasan Kehati Riki Frindos menyampaikan bahwa indeks SRI-KEHATI dapat menjadi acuan.

Investor atau manajer investasi dapat menjadikan Indeks SRI-KEHATI dalam menentukan emiten mana yang berperforma baik dalam menjalankan usaha dari sisi tata kelola, sosial, dan lingkungan secara berkelanjutan.

"Dengan berinvestasi di instrumen berbasis indeks ini (SRI-KEHATI), investor secara tidak langsung juga bisa mendukung pelestarian alam dan keanekaragaman hayati," ucap Riki.

Baca juga: ESG: Pengertian, Pentingnya, dan Kriterianya

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Bencana Sumatera, BRIN Soroti Mitigasi Lemah Saat Siklon Senyar Terjadi
Bencana Sumatera, BRIN Soroti Mitigasi Lemah Saat Siklon Senyar Terjadi
Pemerintah
Nestapa Gajah Sumatera
Nestapa Gajah Sumatera
Pemerintah
Kerusakan Lingkungan Capai Rp 83 Triliun per Jam, PBB Desak Transformasi Sistem Pangan dan Energi
Kerusakan Lingkungan Capai Rp 83 Triliun per Jam, PBB Desak Transformasi Sistem Pangan dan Energi
Pemerintah
Menyelamatkan Spesies Endemik, Strategi Konservasi Taman Safari Indonesia di Era Perubahan Iklim
Menyelamatkan Spesies Endemik, Strategi Konservasi Taman Safari Indonesia di Era Perubahan Iklim
Swasta
Impor Limbah Plastik Picu Kenaikan Sampah Pesisir, Simak Penelitiannya
Impor Limbah Plastik Picu Kenaikan Sampah Pesisir, Simak Penelitiannya
LSM/Figur
Anak-anak Korban Bencana di Sumatera Dapat Trauma Healing
Anak-anak Korban Bencana di Sumatera Dapat Trauma Healing
Pemerintah
Cegah Deforestasi, Koalisi LSM Rilis Panduan Baru untuk Perusahaan
Cegah Deforestasi, Koalisi LSM Rilis Panduan Baru untuk Perusahaan
LSM/Figur
Dukung Pembelajaran Anak Disabilitas, Wenny Yosselina Kembangkan Buku Visual Inklusif
Dukung Pembelajaran Anak Disabilitas, Wenny Yosselina Kembangkan Buku Visual Inklusif
LSM/Figur
Kemendukbangga: Program MBG Bantu Cegah Stunting pada Anak
Kemendukbangga: Program MBG Bantu Cegah Stunting pada Anak
Pemerintah
Mengapa Anggaran Perlindungan Anak Harus Ditambah? Ini Penjelasannya
Mengapa Anggaran Perlindungan Anak Harus Ditambah? Ini Penjelasannya
LSM/Figur
Banjir di Sumatera, Kemenhut Beberkan Masifnya Alih Fungsi Lahan
Banjir di Sumatera, Kemenhut Beberkan Masifnya Alih Fungsi Lahan
Pemerintah
Limbah Plastik Diprediksi Capai 280 Juta Metrik Ton Tahun 2040, Apa Dampaknya?
Limbah Plastik Diprediksi Capai 280 Juta Metrik Ton Tahun 2040, Apa Dampaknya?
LSM/Figur
Koperasi Bisa Jadi Kunci Transisi Energi di Masyarakat
Koperasi Bisa Jadi Kunci Transisi Energi di Masyarakat
LSM/Figur
2025 Termasuk Tahun Paling Panas Sepanjang Sejarah, Mengapa?
2025 Termasuk Tahun Paling Panas Sepanjang Sejarah, Mengapa?
LSM/Figur
Jelajah Mangrove di Pulau Serangan Bali, Terancam Sampah dan Sedimentasi
Jelajah Mangrove di Pulau Serangan Bali, Terancam Sampah dan Sedimentasi
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau